Ruang Lingkup Substansi Ruang Lingkup Studi

6 e. Menganalisis pemanfaatan lahan pada daerah rawan bencana alam tanah longsor di Gununglurah.

1.4. Ruang Lingkup Studi

Dalam memperjelas ruang lingkup studi pada tujuan penelitian maka perlu dibedakan ruang lingkup studi menjadi 2 dua bagian ruang lingkup, yaitu ruang lingkup substansial dan spasial, yang diuraikan berikut ini:

1.4.1. Ruang Lingkup Substansi

Pembatasan materi penelitian dilakukan pada ruang lingkup substansi berdasarkan pada sasaran yang telah ditetapkan di atas akan didapatkan suatu batasan penelitian yang berfungsi agar penelitian ini tidak lepas dari tema dan judul yang diangkat. Batasan materi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Daerah Rawan Tanah Longsor. Pembahasan daerah rawan tanah longsor ini didasarkan regulasi dari Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada penelitian ini dibahas persebaran potensi tanah longsor yang ada di Gununglurah; 2. Pemanfaatan Lahan. Pembahasan pemanfaatan lahan yaitu jenis pemanfaatan lahan yang ada khususnya hasil aktivitas manusia baik berupa permukiman, lahan pertanian dan infrastruktur yang lain. Pada penelitian ini dibahas persebaran pemanfaatan lahan yang ada di Gununglurah; 3. Kemampuan lahan. Pembahasan kemampuan lahan berupa kesesuaian lahan bagi pemanfaatan lahan di atasnya. Pada penelitian ini dibahas kesesuaian lahan bagi pemanfaatan lahan yang ada di Gununglurah; 7 4. Kondisi Sosial Ekonomi. Pembahasan kondisi sosial ekonomi adalah berupa tingkat pendidikan, jenis mata pencaharian, tingkat pendapatan, nilai lahan dan tingkat pemahaman masyarakat pada daerah rawan tanah longsor; 5. Persepsi Masyarakat. Pembahasan berupa alasan yang mendasari masyarakat untuk bermukim pada daerah rawan bencana yang meliputi kondisi sosial ekonomi, faktor aksesibilitas, kekerabatan dan ketidakadaan pilihan; 6. Kapasitas dan Kerentanan Masyarakat. Pembahasan ini berupa sumberdaya dan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat yang memungkinkan untuk mencegah, menanggulangi dan memitigasi dari kemungkinan bencana. Adapun kerentanan berupa sekelompok kondisi yang ada dan melekat yang melemahkan kemampuan suatu masyarakat untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak dari suatu bahaya; 7. Kebijakan pemerintah. Pembahasan kebijakan pemerintah yang dibahas difokuskan pada kebijakan yang berkaitan dengan penataan ruang dan pemanfaatan lahan pada daerah rawan bencana.

1.4.2. Ruang Lingkup Spasial