63
3.2.5. Curah Hujan
Curah hujan merupakan salah satu faktor pemicu eksternal yang utama pada proses terjadinya gerakan tanah, sehingga perlu untuk mengetahui besarnya
intensitas curah hujan rata-rata bulanan di daerah penelitian. Berdasarkan peta curah hujan rata-rata tahunan Kabupaten Banyumas, besarnya intensitas curah
hujan daerah Kecamatan Cilongok antara 3000–6000 mmtahun, daerah yang mempunyai intensitas curah hujan terendah terdapat di sebelah Selatan antara
3000–3500 mmtahun, seperti pada Gambar 3.4.
SKALA CURAH HUJAN
Sumber: Disairtamben Kabupaten Banyumas 2007
GAMBAR 3.4 PETA CURAH HUJAN RATA-RATA TAHUNAN
KABUPATEN BANYUMAS
64
3.2.6. Hidrogeologi Umum
Kondisi hidrogeologi yang sangat berpengaruh pada bencana gerakan tanah adalah kondisi hidrogeologi lereng. Kondisi hidrogeologi lereng
menyebabkan terganggunya kestabilan lereng dimana tekanan air dalam pori akan merenggangkan ikatan antar butir tanah sehingga daya dukung tanah akan
menurun dan tanah akan bergerak longsor. Daerah penelitian yang secara umum terletak pada lereng kaki gunungapi Gunung Slamet kondisi keairannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi hidrogeologi lereng pada daerah tersebut. Berdasarkan karakter lereng kawasan gunungapi kerucut seperti Gunung
Slamet serta kondisi geologi batuan gunungapinya, maka kondisi akuifer daerah penelitian termasuk dalam kategori akuifer dengan produktif setempat-setempat.
Akuifer penyusun pada daerah lereng kaki Gunungapi Slamet berupa akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir. Akuifer pada daerah ini
produktif pada setempat muka air tanah sangat dalam, dan setempat-setempat terdapat mata air dengan debit kecil yang dapat diturap namun pada daerah lereng
atas Gunung Slamet banyak pemunculan mataair dengan debit besar.
3.2.7. Potensi Gerakan Tanah
Potensi gerakan tanah yang ada di daerah penelitian didasarkan pada kondisi fisik alam yang ada, antara lain: kemiringan lereng, morfologi, batuan
penyusun, struktur geologi yang ada serta kondisi keairan. Adapun potensi gerakan tanah di daerah penelitian dibagi menjadi 3 tiga daerah potensi gerakan
tanah seperti pada Gambar 3.5, yaitu:
65
294000
294000 296000
296000 298000
298000 91
84 00
91 84
00 91
86 00
91 860
00 91
88 00
91 88
00 91
90 00
91 90
00 91
92 00
91 92
00 91
94 00
91 94
00 91
960 00
91 96
00
LEGENDA : PETA POTENSI GERAKAN TANAH
GUNUNGLURAH, CILONGOK, BANYUMAS
SUMBER UTARA
INZET
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2008
Disairtamben Kabupaten Banyumas 2007
800 800 Meters
Batas Kabupaten Sungai Permanen
Sungai Musiman Batas Desa
Jalan Kabupaten Jalan Desa
Jalan Setapak Sesar
Potensi Gerakan Tanah Tinggi Potensi Gerakan Tanah Sedang
Potensi Gerakan Tanah Rendah
TESIS
3.5
NOMOR GAMBAR SKALA
N E
W S
66
a. Potensi Gerakan Tanah Tinggi dengan luas areal 1.462,524 Ha 73,24.
Sebagian besar daerah berpotensi gerakan tanah tinggi ini berada di bagian Utara sampai tengah daerah penelitian dan secara setempat dapat ditemui di
bagian Selatan. b.
Potensi Gerakan Tanah Sedang dengan luas areal 460,730 Ha atau 23,07. Sebagian besar daerah berpotensi gerakan tanah sedang ini berada di bagian
Selatan daerah penelitian dan sebagian dijumpai di bagian tengah dan Utara. c.
Potensi Gerakan Tanah Rendah dengan luas areal 73,714 Ha atau 3,69. Daerah berpotensi gerakan tanah rendah berada di bagian Selatan dari daerah
penelitian.
3.2.8. Tata Guna Lahan