Hipotiroid dan Hipertiroid Antenatal care

Konstelasi nutrisi yang dimiliki ibu pada masa konsepsi berhubungan sangat erat dengan prediksi terjadinya CP. Ketersedian makanan yang baik pada negara–negara berkembang dan negara miskin sangat vital dalam rangka menekan CP rate daripada waktu–waktu sebelumnya. Apabila nutrisi, vaksinasi dan komplikasi golongan darah diperhatikan, maka kejadian CP di beberapa belahan dunia dapat direduksi secara drastis. Stanley et al , 2000

13. Hipotiroid dan Hipertiroid

Glandula tiroid, terletak dekat pangkal tenggorok, berfungsi mengontrol semua fungsi sel–sel tubuh dengan memproduksi hormon tiroid. Kelainan tiroid dapat terjadi ketika glandula tiroid menghasilkan hormon yang kurang atau berlebihan. Produksi hormon tiroid terlalu sedikit menyebabkan hipotiroidisme, yang akan memperlambat metabolisme tubuh dan fungsi organ. Kelainan pada tiroid yang sering dijumpai adalah hipotiroidisme dan menyerang 1 dari 10 wanita. Penyakit ini menyebabkan penderita mengalami perasaan lelah dan kedinginan. Selain itu juga dapat menyebabkan rambut rontok, peningkatan berat badan, kulit menjadi sangat kering, rambut dan kuku yang kasar dan rapuh, kelalaian, kehilangan mood, depresi dan nyeri otot. Hipotiroidisme dapat disebabkan oleh Hashimoto’s Disease , dimana sistem imun menyerang tiroid. Sebaliknya, hipertiroidisme terjadi ketika tiroid mengalami overaktif dan memproduksi hormon terlalu banyak yang menyebabkan tubuh secara abnormal berfungsi lebih cepat. Hipertiroidisme dapat menyebabkan kegelisahan, meningkatnya nafsu makan, berkeringat, gemetar, irritabilitas atau insomnia. Hipertiroidisme seringkali diperparah oleh Grave’s disease yang menyebabkan sistem autoimun mempercepat produksi hormon. Gejala Grave’s disease yang paling tampak adalah kulit memerah danatau mata menonjol. Stanley F et al ., 2000

14. Antenatal care

Antenatal care dilakukan dengan tujuan pengawasan ibu hamil agar ia benar-benar siap secara fisik maupun mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum mereka sehat dan normal, baik fisik maupun mental. Wiknjosastro, 2002 Jika antenatal care yang baik dapat mencegah terjadinya CP, maka penurunan angka kejadian CP lebih dipengaruhi oleh antenatal care yang baik daripada yang buruk. Hanya sedikit bukti yang kuat yang mendukung pernyataan tersebut. Beberapa dekade terakhir, teknologi – teknologi baru seperti electronic fetal monitoring diperkenalkan pada dunia obstetrik. Diduga dengan deteksi dini fetal distress akan mencegah terjadinya kerusakan otak janin dan CP, yang terjadi pada kelahiran dini misalnya dengan seksio caesar. Meskipun cara ini terbukti mencegah kematian perinatal, namun belum ada bukti yang cukup bahwa teknik ini menurunkan angka kejadian CP. Di lain pihak pemeriksaan ini justru meningkatkan angka seksio caesar. Anonim, 1995

15. Usia gestasi