Jenis kelamin anak Ras

ibu dan konsumsi obat–obatan. Prematuritas juga merupakan penyebab yang umum terjadi pada kejadian defisiensi mental dan CP. Dalam periode perinatal, faktor–faktor yang signifikan menjadi penyebab adalah trauma saat proses kelahiran dan anoksia sesaat setelah selang waktu kelahiran. Inkompatibiltas Rh, seringkali disertai oleh hiperbilirubinemia dan kernikterus. Pada periode neonatal, otak dapat cedera akibat adanya trauma, lesi pada cerebral vaskular, infeksi dan malnutrisi. Serangan kejang yang tiba– tiba dan berlangsung lama, apapun sebabnya, dapat mengakibatkan kerusakan otak yang parah bila terjadi anoksia yang berat. Houston, 1973

I. FAKTOR – FAKTOR RISIKO

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyebab CP, yaitu :

1. Jenis kelamin anak

Etiologi faktor risiko jenis kelamin terhadap kejadian CP masih belum jelas. Kejadian CP pada laki-laki lebih banyak pada setiap case series yang diteliti. Dari data kohor kelahiran di Australia Barat tahun 1975 – 1992, menunjukkan adanya penurunan jumlah penderita CP laki-laki sejak pertengahan tahun 1980 0,9 : 1 pada tahun 1983 – 1986 dan berlanjut ke tahun berikutnya 1,1 : 1 pada tahun 1987 – 1980. Namun, peningkatan kejadian CP pada laki-laki yang lahir tahun 1983 – 1985 tampak pada data kelahiran di California. Stanley et al ., 2000

2. Ras

Pada negara–negara miskin kejadian CP yang terjadi postneonatal jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara–negara maju di utara. Infeksi cerebral seringkali meningitis dan kejang demam seringkali akibat malaria adalah penyebab–penyebab yang umum terjadi pada anak–anak, yang selanjutnya menyebabkan cedera kepala head injury . Terdapat berbedaan CP rate yang jelas antara orang kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat, dan antara kulit hitam, kulit merah dan kulit putih di Afrika Selatan. Perbedaan ini nampak pada evolusi CP lebih dari 100 tahun terakhir ini, dimana kejadian CP pada neonatal memiliki prosentase terhadap total kasus yang jauh lebih besar pada negara– negara maju, dan postnatal CP yang memiliki prosentase jauh lebih besar pada negara–negara berkembang. Beberapa causal pathway yang mengarah pada terjadinya CP membutuhkan tindakan yang bersifat preventif. Dalam suatu kebudayaan dimana diperlukan perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga sangat menyita perhatian, terutama pada orang–orang yang tidak berpendidikan, kekurangan iodium dalam makanan, terpapar agen– agen infektif, inkompatibilitas Rh, malnutrisi dan paparan toksin–toksin terhadap ibu hamil, mempertinggi angka kejadian CP. Suatu studi yang dilakukan pada tahun 1990 menunjukkan bahwa CP banyak terjadi pada kelas sosial rendah daripada kelas sosial tinggi. Dan anak–anak dari orangtua tunggal yang tidak beruntung, menunjukkan angka kejadian CP terbesar.Stanley et al ., 2000

3. Umur Orangtua