Infeksi Intrauteri Primipara FAKTOR – FAKTOR RISIKO

10. Infeksi Intrauteri

Ketika infeksi–infeksi seperti rubella German Measles , toksoplasmosis penyakit akibat masuknya mikroorganisme parasit dan virus yang dikenal sebagai cytomegalovirus , menyerang ibu hamil, dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin. Rubella dapat dicegah dengan imunisasi seorang wanita harus diimunisasi rubella sebelum dia hamil, dan kemungkinan terinfeksi toksoplasma dapat diminimalisasi dengan tidak memegang feses kucing dan menghindari memakan daging mentah atau setengah matang. Banyak infeksi lain yang dapat menyerang wanita hamil yang juga dapat mengganggu perkembangan janin, tetapi hal ini diabaikan sebagai penyebab CP pada neonatal, karena ibu–ibu yang terinfeksi tidak mengetahui gejala infeksi yang dialami atau mungkin infeksi ini tidak menampakkan gejalanya. Miller Bachrach, 1995 Human immunodeficiency virus HIV adalah satu dari banyak agent infeksius yang dapat berperan menyebabkan CP, meskipun yang lebih sering terjadi adalah retardasi mental. Virus Cytomegalovirus berdampak ringan pada ibu, namun hal ini dapat menyebabkan janin yang dikandung mengalami kerusakan otak yang dapat berakibat terjadinya CP. Infeksi parasit ringan seperti toksoplasmosis juga seringkali tidak diketahui oleh ibu hamil, hingga waktu kelahiran. Walaupun bayi prematur memiliki kemungkinan risiko lebih besar yang tidak terelakkan daripada bayi cukup bulan, namun beberapa faktor yang disebabkan oleh infeksi dapat meningkatkan kemungkinan bayi cukup bulan mengalami CP hingga 9 kali. Variabel–variabel infeksi yang ada antara lain infeksi air ketuban, placenta, traktus urinaria, chorioamnioitis atau infeksi yang menyerang membran di sekeliling janin dan amniotic sac . Selain itu, jika ibu hamil mengalami demam tinggi hingga mencapai 100,4 F 38 C, maka hal ini perlu dipertimbangkan sebagai salah satu faktor risiko penting. Stanley et al ., 2000

11. Primipara

Berdasarkan data kelahiran di Australia Barat tahun 1980 – 1992, risiko kejadian CP tertinggi terjadi pada kelahiran anak pertama. 2,3 per 1.000 kelahiran 95 CI 2,0 – 2,6 dibandingkan dengan kelahiran anak kedua atau ketiga yang diperkirakan sebesar 2,04 per 1.000 kelahiran. Stanley et al ., 2000 Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada kehamilan anak pertama umumnya membutuhkan waktu persalinan yang cukup panjang. Persalinan yang cukup panjang memungkinkan banyak hal yang terjadi, diantaranya adalah kehabisan cairan ketuban yang menyebabkan partus macet, upaya mengedan ibu berisiko berkurangnya suplai oksigen ke plasenta sehingga dapat menyebabkan terjadinya hipoksia janin. Hipoksia janin berkaitan erat dengan asfiksia neonatorum, dimana terjadi perubahan pertukaran gas dan transpor oksigen yang akan mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan otak. Wiknjosastro, 2002

12. Malnutrisi