BAB 1 PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang
Tujuan  Pembangunan  Kesehatan  sesuai  dengan  Sistem  Kesehatan  Nasional adalah  tercapainya  kemampuan  hidup  sehat  bagi  setiap  penduduk  agar  terwujud
derajat  kesehatan  yang  optimal  Depkes  RI,  2005.  Menurut  Undang-Undang Kesehatan  No.  23  tahun  1992  pasal  10,  untuk  mewujudkan  derajat  kesehatan  yang
optimal, maka  diselenggarakan  pelayanan  kesehatan  dengan  pendekatan,
pemeliharaan,  peningkatan  kesehatan  promotif,  pencegahan  penyakit  preventif, penyembuhan  penyakit  kuratif,  dan  pemulihan  kesehatan  rehabilitatif  yang
diselenggarakan  secara  menyeluruh,  terpadu  dan  berkesinambungan  Depkes  RI, 2007.
Kebersihan  lingkungan  merupakan  suatu  yang  sangat  berpengaruh  terhadap kesehatan.  Banyaknya  penyakit-penyakit  lingkungan  yang  menyerang  masyarakat
karena  kurang  bersihnya  lingkungan  disekitar  ataupun  kebiasaan  yang  buruk  yang mencemari  lingkungan  tersebut.  Hal  ini  dapat  menyebabkan  penyakit  yang  dibawa
oleh  kotoran  yang  ada  di  lingkungan  bebas  tersebut  baik  secara  langsung  ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Sampai saat ini penyakit diare atau juga sering
disebut gastroenteritis masih merupakan masalah di Indonesia Sanusi, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Menurut  Sampumo  2004,  jajanan  adalah  pangan  tertentu  yang  berisiko tinggi  terhadap  kualitas  sumber  daya  manusia  dalam  jangka  panjang  karena
berhubungan  dengan  zat  gizinya  juga  rawan  terhadap  kontaminasi  bibit  penyakit, akibatnya rendahnya kualitas makanan dan tingkat kebersihan penjamah makanan.
Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di seluruh daerah  geografis  di  dunia  dan  bisa  menyerang  seluruh  kelompok  usia  baik  laki-laki
maupun  perempuan,  tetapi  penyakit  diare  dengan  tingkat  dehidrasi  berat  dengan angka  kematian  paling  tinggi  banyak  terjadi  pada  bayi  dan  balita.  Di  negara
berkembang  termasuk  Indonesia  anak-anak  menderita  diare  lebih  besar  dari  12  kali per  tahun  dan  hal  ini  menjadi  penyebab  kematian  sebesar  15-34  dari  semua
penyebab kematian Depkes, 2007. Anak sekolah dasar mencakup usia 7 tahun - 12 tahun, merupakan kelompok
tingkat  kerawanan  tinggi  khususnya  karena  pada  proses  pertumbuhan.  Intensitas pembinaan menuju terbentuknya perilaku hidup sehat merupakan bagian penting dari
pembinaan sekolah dasar Sriawan, 2007. Sekolah  dasar  merupakan  tempat  yang  baik  untuk  menanamkan  sikap  dan
kebiasaan  makan  yang sehat. Anak sekolah dasar biasanya  mempunyai sifat terbuka dan  mudah  menerima  hal-hal  baru,  termasuk  dalam  pemilihan  makanan  yang  baru.
Untuk  mewujudkan  hal  tersebut  maka  anak  sekolah  perlu  diberikan  pengetahuan mengenai makanan yang bergizi dan sehat Wawan, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menurut  World  Health  Organization  WHO  1999  dalam  Widodo  2004, diare  menempati  urutan  ketiga  kematian  di  dunia,  sekitar  empat  miliar  kasus  diare
setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat,
pada  tahun  2006    jumlah  kasus  diare  sebanyak  10.980  penderita  dengan  jumlah kematian  277  CFR  2,52  .  Secara  keseluruhan  diperkirakan  angka  kejadian  diare
pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai 400.000 balita. Pada survei tahun 2000 yang dilakukan oleh Depkes RI melalui Ditjen
P2MPL  di  10  provinsi  didapatkan  hasil  bahwa  dari  18.000  rumah  tangga  yang disurvey diambil sampel sebanyak 13.440 balita, dan kejadian diare pada balita yaitu
1,3 episode kejadian diare per tahun Soebagyo, 2008. Mengingat  pentingnya  peran  serta  masyarakat  tersebut  maka  pemerintah
Depkes  RI  sejak  tahun  1961  telah  mengatur  langkah-langkah  atau  kegiatan pemberantasan  diare  yaitu  program  penanggulangan  penyakit  kolera  dan
gastroenteritis.  Sejak  tahun  1981  program  tersebut  diubah  menjadi  program Pemberantasan Penyakit Diare P2 Diare. Salah satu pokok kegiatan P2 Diare dalam
Repelita  VI  adalah  komunikasi,  informasi,  dan  Edukasi  KIE  dengan  tujuan meningkatkan  pengetahuan  dan  merubah  sikap  serta  perilaku  masyarakat  dalam
tatalaksana  penderita  diare.  Penyuluhan  dilaksanakan  pada  individu  dan  kelompok masyarakat  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung  misalnya  melalui  media
cetak,  elektronik  dan  penyebaran  pamflet.  Masih  tingginya  angka  kesakitan  dan
Universitas Sumatera Utara
kematian diare dipengaruhi oleh  faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku  masyarakat dalam pencegahan penyakit diare masih rendah.
Setiap  tahun  rata-rata  di  Indonesia  100.000  anak  meninggal  dunia  karena diare.  Diare  menjadi  penyebab  kematian  kedua  terbesar  di  Indonesia  setelah
malnutrisi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran tersebut disebabkna oleh tingkat  pengetahuan  yang  kurang  tentang  diare,  serta  pencegahannya.  Diare  yang
disertai gejala buang air terus-menerus muntah dan kejang perut kerap dianggap dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pertolongan medis Hartono, 2010.
Makanan  memegang  peranan  penting  dalam  tumbuh  kembang  anak,  dimana dibutuhkan  juga  untuk  pertumbuhan,  dimana  dipengaruhi  oleh  ketahanan  makanan.
Cara penyimpanan bahan makanan dapat menimbulkan akibat buruk, sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah penyimpanan makanan di rumah, kantin, warung
sekolah,  penggunaan  atau  juga  kemungkinan  kontaminasi  silang  dari  makanan mentah  ke  makanan  yang  sudah  dimasak,  dari  tempat  pembungkus,  penampungan,
makanan dan peralatan  masak, status kesehatan dan perilaku  hygiene para pengolah makanan Slamet, 2004.
Faktor-faktor  yang  meningkat  resiko  terjadinya  diare  adalah  lingkungan, makanan  yang  tidak  hygienis,  air  yang  tidak  bersih,  dan  tidak  membuang  sampah
pada  tempatnya.  Diare  dapat  menyebar  melalui  praktik-praktik  yang  tidak  hygienis seperti  menyiapkan  makanan  dengan  tangan  yang  belum  dicuci,  setelah  buang  air
besar  atau  membersihkan  tinja  seseorang  anak  serta  membiarkan  seseorang  anak
Universitas Sumatera Utara
bermain  di  daerah  dimana  ada  tinja  yang  terkontaminasi  bakteri  bakteri  penyebab diare Depkes, 2008.
Permasalahan  kesehatan  pada  anak  juga  disebabkan  oleh  pencemaran lingkungan lingkungan yang berasal dari beberapa kegiatan pembangunan yang terus
meningkat.  Misalnya,  semakin  meluasnya  gangguan  akibat  paparan  asap,  emisi  gas buang  sarana  transportasi,  kebisingan,  limbah  industri  dan  rumah  tangga,  serta
gangguan kesehatan lantaran bencana alam. Selain  faktor  lingkungan  yang  menjadi  faktor  utama,  masalah  yang  harus
diperhatikan  juga  adalah  membentuk  perilaku  sehat  pada  anak  sekolah  sekaligus membangun pemahaman yang benar terhadap penyakit bagi para orang tua. Biasanya,
permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD sangat berkaitan dengan kebersihan  perorangan  dan  lingkungan,  seperti  menggosok  gigi  dengan  baik  dan
benar, kebersihan mencuci tangan menggunakan sabun, dan menjaga kebersihan diri. Permasalahan  kesehatan  anak  usia  sekolah  bisa  berupa  penyakit  menular,
penyakit  noninfeksi,  serta  gangguan  pertumbuhan,  perkembangan,  dan  perilaku. Penyakit  yang  cukup  menggangu dan  menjadi persoalan utama sekaligus  berpotensi
mengakibatkan keadaan bahaya mengacam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah.  Sekolah  merupakan  sumber  penularan  penyakit  pada  anak  sekolah.  Sebab,
dalam  interaksi  antar  anak,  banyak  maupun  tidak  langsung,  yang  menyebabkan terjadinya penyebaran dan penularan penyakit. Menurut Mufidah 2012, pencegahan
penyakit  diare  adalah  makanan  yang  hygienis,  air  minum  yang  bersih,  menjaga
Universitas Sumatera Utara
kebersihan,  membiasakan  mencuci  tangan,  buang  air  besar  pada  tempatnya  dan menyediakan tempat sampah yang memadai.
Kurangnya  pengetahuan  dapat  mempengaruhi  perilaku  seseorang  termasuk perilaku  di  bidang  kesehatan  sehingga  bisa  menjadi  penyebab  tinggi  angka
penyebaran  suatu  penyakit  termasuk  penyakit  diare  yang  mempunyai  resiko penularan  dan  penyebaran  cukup  tinggi.  Penyakit  diare  yang  merupakan  penyakit
berbasis  lingkungan  juga  dipengaruhi  oleh  keadaan  kebersihan  baik  perorangan personal hygiene maupun kebersihan lingkungan perumahan, sanitasi yang baik dan
memenuhi  syarat  kesehatan  serta  didukung  oleh    personal  hygiene  yang  baik  akan bisa  mengurangi  resiko  munculnya  suatu  penyakit  termasuk  diantaranya  penyakit
diare.  Personal  hygiene  dan  sanitasi  lingkungan  sekolah  yang  baik  bisa    terwujud apabila  didukung  oleh  perilaku  murid  sekolah  yang  baik  atau  perilaku  yang
mendukung  terhadap  program-program  pembangunan  kesehatan  termasuk  program pemberantasan dan program penanggulangan penyakit diare Sanusi, 2011.
Hasil  penelitian  Irawati,  dkk  2004,  menunjukan  bahwa  murid  SD  masih belum dapat memilih makanan jajanan yang sehat dan bersih, hal tersebut tercermin
dari  makanan  jajanan  yang  dikonsumsi  murid  SD  di  sekolah  banyak  mengadung pewarna sintetik, logam berat, bakteri patogen dan lain-lain. Selain itu murid SD juga
belum terbiasa mencuci tangan sebelum menjamah makanan. Penyakit  diare  juga  sering  diderita  oleh  anak  sekolah  dasar.  Hal  itu
dimungkinkan  karena  anak-anak  pada  jajan  sembarangan.  Anak  usia  sekolah  dasar
Universitas Sumatera Utara
lebih  sering  jajan  berupa  es  atau  kue-kue.  Tidak  banyak  anak  yang  memperoleh kesempatan  mempunyai  uang  saku  yang  banyak,  karena  itulah  mereka  cenderung
memiih  jenis  jajanan  yang  murah,  biasanya  makin  rendah  harga  suatu  barang  atau jajanan makin rendah pual kualitasnya. Hal ini berakibat digunakannya bahan-bahan
makanan  yang  kurang  baik  biasanya  sudah  tercemar  oleh  kuman.  Itulah  sebabnya anak-anak  yang  telah  mulai  suka  jajan  sering  terkena  penyakit  diare.  Penyakit  ini
sering terjadi pada usia sekolah termasuk anak sekolah dasar Budi, 2005. Penyakit diare  masih sering  menimbulkan kejadian  luar biasa dengan  jumlah
penderita  yang  banyak  dalam  kurun  waktu  yang  singkat.  Biasanya  masalah  diare timbul  karena  kurang  kebersihan  terhadap  makanan.  Saat  ini  banyak  anak  yang
terkena  diare  karena  pada  umumnya  anak-anak  tidak  menghiraukan  kebersihan makanan yang dimakan. Anak usia sekolah pada umumnya belum tentu paham akan
arti kesehatan bagi tubuhnya Saroso, 2009. Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar 098167 RSS
Perumnas  Kerasaan  Kec.  Pematang  Bandar  Kab.  Simalungun  pada  tanggal  10  Mei 2012, ditemukan data dari bulan Oktober 2011 sampai April 2012 sebanyak 28 murid
absen atau tidak  hadir, dengan diare 12 orang, demam 8 orang, dan  flu dan  batuk 8 orang  dari  jumlah  murid  312  orang.  Jumlah  pedagang  jajanan  sekolah  ada  5
pedagang,  diantaranya  1  pedagang  kantin,  1  pedagang  es,  1  pedagang  mie,  1 pedagang cendol, dan 1 pedagang gorengan. Lingkungan dari Sekolah Dasar 098167
RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun terdapat 6 ruangan kelas,  2  kamar  mandi,  1  tempat  pembuangan  limbah  dan  1  kantor.  Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
survey  awal  yang  dilakukan  oleh  peneliti,  diperoleh  bahwa    banyak  sampah  yang berserakan  dan  tempat  pembuangan  limbah  tidak  memadai  dengan  kesehatan,  serta
ditemukan  keran  air  di  kamar  mandi  sering  tidak  hidup  sehingga  para  murid  tidak mencuci tangan setelah keluar kamar  mandi  dan  mengkonsumsi  jajanan  juga  murid
tidak mencuci tangan. Berdasarkan  uraian  diatas,  maka  peneliti  tertarik  untuk  meneliti  pengetahuan
anak sekolah dasar tentang pencegahan  penyakit diare.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengidentifikasi pengetahuan anak  sekolah  dasar  untuk  pencegahan  penyakit  diare  di  Sekolah  Dasar  098167  RSS
Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun.
3.
Tujuan Penelitian
Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mengidentifikasi  pengetahuan  anak  sekolah dasar  untuk  pencegahan  penyakit  diare  di  Sekolah  Dasar  098167  RSS  Perumnas
Kerasaan Kec. Pematang Bandar Kab. Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
4.
Manfaat Penelitian 4.1  Institusi Pendidikan
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  masukan  dan  tambahan  yang bermanfaat  bagi  akademik  dalam  mengetahui  pengetahuan  anak  sekolah  dasar
terhadap pencegahan penyakit diare.
4.2
Praktik Kesehatan
a. Memberikan  masukan  dalam  membuat  kebijakan  untuk  meningkatkan
pelayanan  kesehatan  yang  diberikan  kepada  masyarakat  khususnya  dalam mengatasi penaykit diare.
b. Sebagai  masukan  dalam  masyarakat  dalam  merencanakan  program
pencegahan penyakit diare di masyarakat.
4.3
Penelitian Selanjutnya
Memberikan  gambaran  atau  informasi  bagi  peneliti  selanjutnya  meneliti  faktor lain yang berhubungan dengan penyakit diare pada anak sekolah dasar.
4.4
Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi Sekolah Dasar 098167 RSS Perumnas Kerasaan Kec. Pematang Bandar  Kab. Simalungun untuk dapat meningkatkan pengetahuan
dan  peran  dalam  mensosialisasikan  kepada  anak  sekolah  dasar  untuk  dapat mencegah penyakit diare.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengetahuan Knowledge