membuang tinja anak di WC, f metode penyiapan dan penyimpanan makanan tidak hygienes, misalnya makanan dimasak tanpa dicuci terlebih dahulu atau tidak
menutup makanan yang telah dimasak. 2. pratik penyapihan yang buruk : a pemberian susu eksklusif dihentikan sebelum
bayi berusia 4-6 bulan dan melalui pemberian susu melalui botol, b berhenti menyusui sebelum anak berusia setahun.
3 faktor individu : a kurang gizi, b buruk atau kurangnya mekanisme pertahanan alami tubuh, misalnya diare lebih lazim terjadi pada anak-anak, baik yang
mengidap campak atau yang mengalami campak. 4. produksi asam lambung berkurang.
5. gerakan pada usus berkurang yang mepengaruhi aliran makanan yang normal. Yasir, 2009
2.3 Gambaran Klinis
Menurut Arief Mansjoer 2000, gambaran klinis penyakit diare: a awalnya anak akan menjadi rewel dan gelisah, b nafsu makan berkurang, c demam, d tinja
makin cair, e warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu, f anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam, g bila telah banyak
kehilangan cairan dan elektolit terjadinya gejala dehidrasi, h berat badan menurun, i tonus dan turgor kulit berkurang, j selaput lender mulut dan bibir kering.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Cara Penularan
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui mulut Orofecal antara lain melalui makanan minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan
tinja penderita. Beberapa perilaku khusus dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan
meningkatkan resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain: a. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan. Risiko
untuk menderita diare berat beberapa kali besar pada bayi yang tidak diberi ASI daripada bayi yang diberi ASI penuh. Risiko kematian karena diare juga lebih
besar. b. Menggunakan botol susu. Penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh
kuman yang berasal dari tinja dan sukar dibersihkan. Sewaktu susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak bersih, akan terjadi kontaminasi kuman dan bila tidak
segera diminum, kuman akan tumbuh. c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan dimasak dan
disimpan untuk digunakan kemudian, keadaan ini memudahkan terjadinya pencemaran, misalnya kontak dengan permukaan alat-alat yang terpapar. Bila
makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar, kuman dapat berkembangbiak. d. Menggunakan air minum yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja. Air
mungkin terpapar di sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau apabila tangan
tercemar kuman mengenai air sewaktu mengambilnya dari tempat penyimpanan.
Universitas Sumatera Utara
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membung tinja atau sebelum memasak makanan.
f. Tidak membuang tinja termasuk tinja bayi dengan benar. Sering bahwa tinja bayi tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar. Tinja binatang dapat pula menyebabkan infeksi pada manusia.
Beberapa faktor pada pejamu dapat meningkatkan insiden, beratnya penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun. ASI mengandung antibody yang melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab penyakit diare, seperti
Shigella dan Vibrio Cholera. b. Kurang gizi. Beratnya penyakit, lamanya dan risiko kematian karena diare
meningkat pada anak-anak dengan kurang gizi, apalagi pada yang menderita gizi buruk.
c. Campak. Diare dan disentri lebih sering terjadi atau berakibat berat pada anak- anak dengan campak atau yang menderita campak dalam 4 minggu terakhir. Hal
ini sebagai akibat penurunan kekebalan pada penderita. d. ImmunodefisiensiImmunosupressi. Kemudian ini mungkin hanya berlangsung
sementara, misalnya sesudah infeksi virus seperti campak atau mungkin yang berlangsung lama seperti pada penderita AIDS.
Depkes RI,2005
Universitas Sumatera Utara
2.5 Komplikasi