a. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah dan Sekolah Dasar
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah dan sekolah dasar terbagi menjadi empat fase berikut:
1 Jasmani
Pada fase ini, aspekk fisik dan fungsi organ otak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang cukup pesat. 2 Jiwani
Pada fase ini, anak mulai menunjukan keinginan tahuannya, sehingga ia banyak bertanya mengenai segala sesuatu, fantasinya berkurang karena
menyadari kenyataan dii sekitarnya, ingatannya semakin kuat, daya kritisnya mulai tumbuh, ingin berinisiatif, serta mulai memiliki rasa tanggung jawab.
3 Rohani
Pada fase ini, anak mulai memikirkan kons ep pemikiran mengenai Tuhan sekaligus memisahkan konsep pemikiran mengenai Tuhan dan orangtuanya.
4 Sosial
Pada fase iini, aktivitas anak mengarah pada sesuatu tujuan. Akan tetapi, ia masih menunjukan egonya yang tinggi, kegiatannya hanya sejenis, dan senang
beraktivitas secara berkelompok.
b. Pertumbuhan dan perkembangan Anak Usia Sekolah Menegah dan Sekolah Lanjutan
Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah menegah dan sekolah lanjutan dibagi menjadi eempat fase berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
1 Jasmani
Pada fase ini, anak mengalami perubahan jasmani yang sangat cepat, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan dalam dirinya. Secara biologis, ia telah
matang dan siap berperan sebagai laki-laki atau perempuan.
2 Jiwani
Pada fase ini, kecerdasan anak berkembang secara pesat, cara berpikirnya semkain logis dan lebih kritis, fantasinya semkain kuat, sehingga sering kali
menyebabkan konflik dalam dirinya, mempunyai bnayak cita-cita, serta berburu realitas, kebenaran, dan tujuan hidup.
3 Rohani
Pada fase ini, kehidupan beragama anak ada di persimpangan jalan. Saat itu, timbul perasaan tidak nyaman karena terjadi perubahan fisik dan emosi, yang
turut berpengaruh terhadap kuualitas keimanannya. Terkadang, adanya suatu kepercayaan dianggap mempersempit kebebasan dirinya, pada dasarnya ia
selalu ingin keinginannya sendiri suara hati.
4 Sosial
Pada fase ini, kehidupan anak sangat dipengaruhi oleh temanya sebayanya. Perubahan perilakunya berhubungan dengan kebiasaankelompok. Didalam
dirinya, ada keinginan untuk diterima dalam kelompok dan masyarakat, membantu orang lain, dan memperhatikan orang lain.
Fatchul Mufidah, 2012
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pertumbuhan Fisik, Perkembangan Kognitif, Sosial dan Mental pada Anak Usia Sekolah Dasar
a Pertumbuhan fisik
Perkembangan fisik meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, perubahan sistem kardiovaskuler dan neuromuskular, nutrisi, dan perubahan
lain. Kebanyakan anak usia 6
enam tahun mahir
menggunakan pensil dan menuliskan huruf dan kata. Pada usia 12 tahun anak dapat membuat
gambar dengan rinci dan menuliskan kalimat dalam bentuk naskah.
b Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah pada kemampuan untuk berpikir dengan logis tentang
“here and now” dan bukan tentang abstraksi Potter dan Perry, 1997. Salah satu bentuk perkembangan bahasa. Rata-rata anak usia 6 tahun
memiliki kosa kata 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya teman sebaya pergaulan dengan teman dan orang dewasa serta kemampuan bacanya.
Menurut Golonka 2007 mayoritas anak-anak memiliki kosa kata yang luas yaitu sekitar 13.000 kata saat usia 6 tahun. Di usia sekolah, terjadi perkembangan bahasa
secara serentak dan dilanjutkan dengan perluasan kalimat melalui elaborasi atau frase kata benda dan kata kerja.
Dimasa perkembangan kognitif, anak dengan usia 6-10 tahun mampu berpikir kompleks. Anak yang memiliki kemampuan memahami kalimat sederhana akan
Universitas Sumatera Utara
mampu mengartikan kalimat yang lebih rumit dalam paragraf dan menulis beberapa kata untuk menyusun laporan dan cerita yang kompleks. Golonka, 2007
Akan tetapi, kemampuan bahasa masih terbatas pada hal yang konkrit dan fokus pada kejadian
”here and now”. Sebelum berusia 9 tahun, kebanyakan anak memahami bahasa dengan harafiah. Sekitar usia 10 tahun, anak mampu
memahami makna ganda dan hubungan antar kalimat. Golonka, 2007 c Perkembangan Psikososial
Erikson membagi
tahapan tumbuh
kembang anak berdasarkan perkembangan
psikososialnya. Berdasarkan klasifikasi dari Erikson, anak usia setelah berada dalam tahap perkembangan psikososial yang disebut industry
vs inferiority. Erikson menterjemahkan industry sebgai tahapan tumbuh kembang
dimana anak mulai menyadari bahwa tidak selamanya mereka akan tinggal bersama dengan orangtua. Pada tahap tumbuh kembang ini anak mulai mengatur apa yang
dibutuhkan bagi kehidupannya. Rasa percaya akan kemampuan diri dalam mengatur hidup didorong oleh orangtua dan guru atau lingkungan keluarga dan sekolah.
Kurang atau tidak adanya dorongan dari orangtua, guru, atau peer group kepada anak akan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan mereka dalam mencapai
kesuksesan. Erikson menyebut keadaan ini sebagai inferiority, yaitu lawan dari industry. Rungap adiachy 1999 menyebutkan bahwa anak yang tidak berhasil dalam
mencapai suatau tujuan akan muncul perasaan kecewa.
Universitas Sumatera Utara
d Perkembangan moral
Anak mulai memahami adanya peraturan dan berpikir secara logis berdasarkan pengalaman mereka dengan peer group. Pada usia 12 tahun, anak mampu
mempertimbangkan hal yang akan terjadi jika masyarakat hidup tanpa memiliki hidup memiliki aturan Potter dan Perry, 1997. Tingkatan kepatuhan terhadap
peraturan tinggi, namun pada perkembangan berikutnya anak menjadi lebih fleksibel dalam menjalankan peratuaran.
1 Hubungan teman sebaya
Pada usia 6-7 tahun anak bermain denagn teman yang berjenis kelamin sama. Saat berusia 8 tahun anak mulai membentuk kelompok denagn lawan jenis. Kecocokan
terlihat pada perilaku, gaya berpakaian, pola bicara yang didorong dan dipengaruhi oleh adanya kontak dengan teman sebaya Potter dan Perry, 1997. Hubungan
dengan teman sebaya menjadi sangat penting dan mempengaruhi anak selama proses
melewati masa sekolah Hockenberry dan Wilson, 2009. 2 Identitas seksual
Menurut teori psikoseksusl Freud, anak usia sekolah 6 tahun sampai pubertas berada pada tahapan latensi, yaitu periode dimana anak memiliki sedikit ketertarikan
dengan seksualitasnya.
3 Konsep diri dan kesehatan
Anak berpikir bahwa harga diri dinilai dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan sejauh mana ia mengusai tugas tersebut. Keluarga
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kriteria yang digunakan anak dalam mengevaluasi kemampuannya Hockenberry dan Wilson, 2009. Selama usia sekolah, identitas dan konsep diri
menjadi lebih kaut dan individual Potter dan Perry, 1997.
3.4 Gangguan Pertumbuhan