2.5 Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:
a. Dehidrasi ringan, sedang, hiponik, isotonik, atau hipertonik. b. Renjatan hipovolemik gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat, dan kecil
sehingga tekanan darah menurun. c. Hipokalemik dengan gejala meteorimus, hipotomi otot, lemah, brakardia.
d. Asidosis metabolic ini bias terjadi karena: 1 kehilangan NaHCO3 melalui tinja diare, 2 ketosis kelaparan, 3 produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak
dapat dikeluarkan karena oligurianuria, 4 berpidahnya ion natrium dari cairan ekstrasel ke cairan intarsel, 5 penimbunan asam laktat anoksida jaringan.
e. Hipoglikemia penurunan kadar glukosa dalam darah. f. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi enzim
laktase. g. Kejang terjadi pada dehidrasi hipotonik.
h. Malnutrisi energy protein akibat muntah dan diare jika lama atau kronik. Ngastiyah, 1997
2.6 Pengobatan Diare
Pemeriksaan etiologi diare secara rutin di laboratorium tidak praktis dan gejala kliniknya juga tidak spesifik. Oleh karenanya, pengobatan penderita diare harus
berdasarkan pada gejala utama penyakit dan pengertian dasar tentang mekanisme patogenesisnya.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip utama pengobatannya sebagai berikut : a. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. b. Makanan harus ditentukan bahkan harus ditingkat selama diare untuk
menghindarkan efek buruk pada gizi. c. Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada:
1 disentri yang harus diobati dengan antimikroba yang efektif untuk shigella. Penderita-penderita yang tidak member respon dengan pengobatan ini harus
diteliti lebih lanjut atau diobati untuk kemungkinan amoebiasis. 2 suspect cholera dengan dehidrasi berat.
3 diare persisten, bila ditemukan tropozoit atau kista G lamblia atau tropozoit E. Histolitica ditinja atau cairan usus, atau bila usus pathogen ditemukan dalam
kultur tinja. Depkes RI, 2005
2.7 Pencegahan Penyakit Diare