Deskripsi Variabel Proses Pengambilan Keputusan dalam Penggunaan Keuangan Keluarga

5.2. Deskripsi Variabel Proses Pengambilan Keputusan dalam Penggunaan Keuangan Keluarga

Dalam penelitian ini “proses pengambilan keputusan dalam penggunaan keuangan keluarga” merupakan variabel bebas. Variabel ini mendeskripsikan tentang peranan suami dan istri dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli produk dan jasa, menabung/investasi, serta hutang/kredit, baik pada keluarga karir maupun bukan karir. Hasil pengolahan data dari jawaban responden akan disajikan pada uraian berikut.

5.2.1. Pengambilan Keputusan untuk Pembelian Produk dan Jasa

Jawaban responden tentang peranan suami dan istri dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa disajikan pada Tabel 5.4 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Jawaban Responden tentang Peranan Suami dan Istri dalam Pengambilan Keputusan untuk Membeli atau Mengkonsumsi Produk dan Jasa

Jarang Total Bidang

7.7 26.9 3.8 61.5 - 100 1. Bahan makanan

11.5 50.0 100 2. Pakaian istri

30.8 15.4 15.4 7.7 30.8 100 3. Pakaian suami

KK

BK

KK

19.2 - 100

42.3 - 100 6. Perhiasan istri

80.8 15.4 3.8 - - 100 7. Perabot rumah

53.8 11.5 23.1 - 11.5 100 8. Rumah/tempat

KK

tinggal 23.1 38.5 30.8 - 7.7 100

BK

38.5 25.0 26.9 - 9.6 100

53.8 26.9 15.4 3.8 - 100 9. Pengobatan keluarga BK

- 3.8 100 10. Pendidikan anak

Sumber: Kuesioner (diolah) Keterangan: KK = Keluarga Karir

BK = Keluarga Bukan karir K = KK + BK

Pada Tabel 5.4 tersebut terlihat bahwa pada keluarga karir (KK) pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri hanyalah di bidang yang terkait langsung dengan anak atau kebutuhan bersama seluruh anggota keluarga, kecuali untuk pembelian bahan makanan (61,5%) “jarang”. Adapun bidang yang “sering sekali” diputuskan bersama, yaitu pendidikan anak (84,6%), pembelian pakaian anak (50,0%), perabot rumah tangga (80,8%), rumah/tempat tinggal (53,8%), dan pengobatan anggota keluarga (53,8%). Sedangkan pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang terkait den gan kebutuhan istri atau suami sendiri “jarang”, bahkan “jarang sekali” Pada Tabel 5.4 tersebut terlihat bahwa pada keluarga karir (KK) pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri hanyalah di bidang yang terkait langsung dengan anak atau kebutuhan bersama seluruh anggota keluarga, kecuali untuk pembelian bahan makanan (61,5%) “jarang”. Adapun bidang yang “sering sekali” diputuskan bersama, yaitu pendidikan anak (84,6%), pembelian pakaian anak (50,0%), perabot rumah tangga (80,8%), rumah/tempat tinggal (53,8%), dan pengobatan anggota keluarga (53,8%). Sedangkan pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang terkait den gan kebutuhan istri atau suami sendiri “jarang”, bahkan “jarang sekali”

Sedangkan pada keluarga bukan karir (BK) hampir semua bidang, baik yang terkait langsung dengan anak, kebutuhan seluruh anggota keluarga maupun kebutuhan suami dan istri sendiri “sering sekali” dan “sering” diputuskan bersama suami dan istri, kecuali keputusan untuk pembelian pakaian suami (30,8%), dan perawatan kecantikan (38,5%) hanya kadang-kadang saja. Adapun bidang yang “sering sekali” diputuskan bersama, yaitu perhiasan istri (57,7%), perabot rumah tangga (61,5%), pengobatan anggota keluarga (46,2%), dan pendidikan anak (53,8%). Sedangkan bidang yang “sering” diputuskan bersama, yaitu pembelian pakaian istri (30,8%), pakaian suami (30,8%), pakaian anak (46,2%), dan rumah/tempat tinggal (38,5%).

Secara umum, pada keluarga karir maupun bukan karir (K), pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri hanyalah di bidang yang terkait langsung dengan anak atau kebutuhan bersama seluruh anggota keluarga, kecuali untuk pembelian bahan makanan (48,1%) “jarang” diputuskan bersama. Adapun bidang yang “sering sekali” diputuskan bersama, yaitu pendidikan anak (69,2%) dan pakaian untuk anak (46,2%), serta perhiasan istri (50,0%), perabot rumah (71,2%), rumah/tempat tinggal (38,5%), dan pengobatan anggota keluarga (50,0%). Sedangkan pengambilan keputusan untuk bidang lainnya terutama yang terkait dengan kebutuhan istri atau suami sendiri hanya “kadang-kadang” saja, Secara umum, pada keluarga karir maupun bukan karir (K), pengambilan keputusan untuk pembelian atau pengkonsumsian barang dan jasa yang “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri hanyalah di bidang yang terkait langsung dengan anak atau kebutuhan bersama seluruh anggota keluarga, kecuali untuk pembelian bahan makanan (48,1%) “jarang” diputuskan bersama. Adapun bidang yang “sering sekali” diputuskan bersama, yaitu pendidikan anak (69,2%) dan pakaian untuk anak (46,2%), serta perhiasan istri (50,0%), perabot rumah (71,2%), rumah/tempat tinggal (38,5%), dan pengobatan anggota keluarga (50,0%). Sedangkan pengambilan keputusan untuk bidang lainnya terutama yang terkait dengan kebutuhan istri atau suami sendiri hanya “kadang-kadang” saja,

5.2.2. Pengambilan Keputusan untuk Menabung/Investasi

Jawaban responden tentang peranan suami dan istri dalam pengambilan keputusan untuk menabung/investasi disajikan pada table 5.5. sebagai berikut:

Tabel 5.5 Jawaban Responden tentang Peranan Suami dan Istri dalam Pengambilan Keputusan untuk Menabung/Investasi

Jarang Total Bidang

61.5 23.1 11.5 - 3.8 100 1. Alokasi dana

- - 100 2. Jenis tabungan

57.7 15.4 19.2 3.8 3.8 100 3. Tabungan anak di

76.9 7.7 7.7 - 7.7 100 4. Pengambilan uang

KK

tabungan 38.5 26.9 30.8 3.8 - 100

BK

57.7 17.3 19.2 1.9 3.8 100 5. Investasi/

76.9 3.8 11.5 - 7.7 100 pengembangan

KK

42.3 23.1 30.8 3.8 - 100 usaha

BK

59.6 13.5 21.2 1.9 3.8 100

Sumber: Kuesioner (diolah) Keterangan: KK = Keluarga Karir

BK = Keluarga Bukan karir K = KK + BK

Pada Tabel 5.5 tersebut terlihat bahwa pada keluarga karir (KK) sebagian besar keputusan untuk menabung/investasi “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri, bahkan prosentasenya rata-rata di atas separuh, yaitu tentang

sekolah (57,7%), pengambilan uang tabungan (76,9%), dan investasi (76,9%). Sedangkan pada keluarga bukan karir (BK), meskipun prosentasenya rata-rata kurang dari separuh, yaitu jenis tabungan (30,8%), tabungan anak di sekolah (46,2%), pengambilan uang tabungan (38,5%), dan investasi (42,3%) “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri, kecuali untuk penentuan alokasi dana tabungan (46,2%) h anya “kadang-kadang” saja. Meskipun demikian, secara umum, pada keluarga karir maupun bukan karir (K), pengambilan keputusan untuk menabung/investasi “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri, yaitu tentang alokasi dana tabungan (42,3%), jenis tabungan (51,9%), tabungan anak di sekolah (51,9%), pengambilan uang tabungan (57,7%), dan investasi (59,6%).

5.2.3. Pengambilan Keputusan untuk Kredit/Hutang

Mengenai pengambilan keputusan untuk kredit/hutang, jawaban responden disajikan pada Tabel 5.6 sebagai berikut:

Tabel 5.6 Jawaban Responden tentang Peranan Suami dan Istri dalam

Pengambilan Keputusan untuk Kredit/Hutang

Jarang Total Bidang

7.7 19.2 - 100 1. Perlu/tidak perlu

KK

38.5 23.1 26.9 kredit barang 11.5 - 100

7.7 61.5 7.7 23.1 - 100 2. Tempat kredit

15.4 65.4 11.5 7.7 - 100 3. Penambahan kredit

KK

50.0 30.8 19.2 - 100 4. Pinjaman di

KK

koperasi/bank 53.8 19.2 23.1 3.8 - 100

7.7 30.8 42.3 19.2 - 100 5. Hutang di luar

KK

koperasi/bank 42.3 50.0 3.8 3.8 - 100

BK

100 Sumber: Kuesioner (diolah) Keterangan: KK = Keluarga Karir

BK = Keluarga Bukan karir K = KK + BK

Pada Tabel 5.6 tersebut terlihat bahwa pada keluarga karir (KK) pengambilan keputusan untuk kredit/hutang bervariasi, tetapi sebagian besar “sering” diputuskan bersama suami dan istri, yaitu tentang tempat kredit barang (61.5%), penambahan kredit baru (65.4%), dan pinjaman di koperasi/bank (50,0%). Sedangkan keputusan tentang perlu/tidak perlu kredit barang (73,1%) “sering sekali” dan hutang di luar koperasi/bank hanya “kadang-kadang” saja. Hal ini berbeda dengan kondisi keluarga bukan karir (BK), meskipun prosentasenya rata-rata kurang dari separuh, yaitu tentang perlu/tidak perlu kredit barang (38,5%), tempat krdit barang (38,5%), penambahan kredit baru (53,8%) dan pinjaman di koperasi/bank (53,8%), “sering sekali” diputuskan bersama suami dan istri, kecuali hutang di luar koperasi/bank (50,0%) hanya “sering” saja. Meskipun demikian, secara umum, pada keluarga karir maupun bukan karir (K), pengambilan keputusan untuk hutang/kredit “sering” diputuskan bersama suami dan istri, yaitu tempat kredit barang (48,1%), penambahan kredit baru (46,2%), pinjaman di koperasi/bank (34,6%), dan hutang di luar koperasi/bank (40,4%), bahkan tentang perlu/tidak perlu kredit barang (55,8%) “sering sekali” diputuskan bersama.