Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Alih Kode

1. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Alih Kode

Data (77)

O1 : E...e...e... bise ki kurang ajar tenan ki, ra ngerti peraturan pa

piye? Kok malah mandheg, bikin macet saja.

„E...e...e... bisnya ini kurang ajar betul, tidak tahu peraturan apa? Mengapa berhenti , bikin macet saja.‟

O2

: Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu? „Selamat siang Mbak, ada yang bisa saya bantu?‟

O1 : Eh Pak LLAJ ta? Itu lho Pak bise itu lho, harusnya di bangjo

kan belok kiri jalan terus, kok malah mandheg, iya ta Pak?

„Eh Pak LLAJ? Itu Pak bisnya itu, harusnya di lampu lalu lintas belok kiri jalan terus, mengapa berhenti, iya kan Pak? ‟

commit to user

O2 : Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu khusus, nah seperti itu lho Mbak contohnya. „Begini, tolong diperhatikan ya Mbak, mulai saat ini di setiap persimpangan jalan pengendara kendaraan hanya dapat belok kiri saat lampu lalu lintas menyala hijau, kecuali ada isyarat rambu khusus, nah seperti itu Mbak contohnya. ‟

O1 : O Allah gitu ta? Dadi wis ra isoh belok kiri mak clengkur iki? „Ya Tuhan begitu? Jadi ini sudah tidak bisa belok kiri langsung?‟

O3 :Assalamualaikum wr.wb a.n. kepala DISHUBINFOKOM Kabupaten Sukoharjo dihimbau kepada segenap warga masyarakat Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya bahwa berdasarkan UU No

22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan disiplin berlalu lintas serta upaya menekan angka kecelakaan mari kita dukung semboyan selamat dalam bekerja, selamat saat di jalan dengan melakukan hal-hal sbb: pertama light on/nyalakan lampu sepeda motor di siang hari, dua gunakan selalu lajur kiri, tiga patuhilah larangan belok kori langsung berada di persimpangan jalan saat lampu merah kecuali ada isyarat rambu, empat gunakan sabuk pengaman dan atau helm standar, lima periksa kelengkapan kendaraan Anda. Wassalamualaikum wr.wb. A.n. kepala dinas HUBINFOKOM Kabupaten Sukoharjo, sekretaris Suhono, SH, MH.

(D4/Gerakan Tertib Lalu Lintas/RS/2012)

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode pada data (77) dikarenakan penutur ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur (O2). Apabila dilihat dari komponen tutur yang melatarbelakangi tuturan tersebut dapat diketahui bahwa penutur (O1) adalah seorang wanita sebagai pengendara sepeda motor dan mitra tutur (O2) adalah seorang pria yang berperan sebagai petugas DLLAJ. Hal yang dituturkan dalam data (77) di atas adalah tentang peraturan dalam berlalu lintas. Situasi tutur yang tergambar dari iklan ini adalah pada saat lampu merah di jalan raya, hal ini dapat diketahui berdasarkan backsound yang terdengar yaitu suara bising kendaraan, sirine, klakson mobil. Dilihat dari

commit to user

penggunaan bahasa yang digunakan dalam percakapan suasana terdengar santai. Tujuan tuturan ini adalah untuk menginformasikan kepada penutur dan pendengar radio bahwa adanya peraturan baru dalam berlalu lintas yaitu UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas seperti yang sudah dijelaskan oleh O3 pada data (77) di atas.

Data (78)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur, masarakate ya sadhar akan kebersihan, jan kurang apa coba? „Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa coba?‟

O2

: Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak. „Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

O1

: Kamsude sampeyan kepriben Bune? „Maksudmu bagaimana Bu?‟

O2 : Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan

kebersihan ya semaksimal mungkin dong!

„Kebersihan itu kan sebagian dari iman, jadi lakukan kebersihan ya semaksimal mungkin dong! ‟

O1

: Wuh manis. „Wuh manis.‟

O2 : Ya dimulai dari diri sendiri ta, yen buang sampah ya pada tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak. „Ya dimulai dari diri sendiri, kalau buang sampah ya pada tempatnya, pengolahan sampah sebagaimana mestinya, kita galakkan penghijauan lebih optimal, dan lain sebagainya Pak. ‟

O1 : Luar biasa, pikantuk hidayah napa bar ngidak takir Bune? „Luar biasa, mendapat hidayah atau habis menginjak sesaji Bu?‟

MVO :Mari kita ganjar Kabupaten Sukoharjo dengan piala Adipura, jadikan Sukoharjo sebagai Kabupaten terbesih. Pesan ini disampaikan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo dan didukung Radio Top Sukoharjo.

commit to user

(D5/Iklan Adipura/RT/2011)

Dilihat dari komponen tutur yang melatarbelakangi tuturan tersebut dapat diketahui bahwa penutur (O1) adalah seorang pria yang berperan sebagai suami dan mitra tutur (O2) adalah seorang wanita yang berperan sebagai istri. Hal yang dituturkan adalah tentang Kabupaten Sukoharjo. Situasi tutur yang terdengar dari backsound yang terdengar adalah saat situasi santai. Faktor yang melatarbelakangi alih kode ini adalah karena perubahan topik pembicaraan. Tujuan tuturan ini untuk memberi penjelasan akan pentingnya kebersihan, selain itu tuturan ini juga untuk mengajak atau mempersuasif pendengar agar menjaga kebersihan dan menjadikan Sukoharjo sebagai Kabupaten terbersih sehingga mendapat penghargaan Adipura.

Data (79)

O1 : Hah, urip seprana-seprene kok tanpa enek perubahan blas,

apike ki apa tambah anak wae ya Mah?

„Hah, hidup sejak dulu sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali, apa se baiknya tambah satu anak lagi saja ya Mah?‟

O2 : Ya ampun mas-mas, anak wis loro kok jik kurang wae. „Ya ampun Mas-mas, anak sudah dua masih saja kurang.‟

O1

: Kata orang banyak anak kan banyak rejeki ta? „Kata orang banyak anak itu banyak rejeki.‟

O2 : Sekarang itu jamane wis maju, banyak perubahan, aja mung waton thog, apa-apa kan serba mahal, jadi kalau mau nambah anak ya harus diperhitungkan dong! „Sekarang itu zamannya sudah maju, banyak perubahan, jangan

hanya asal saja, apa-apa serba mahal, jadi kalau mau tambah anak ya harus diperhitungkan dulu!‟

O1

: Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok. „Saya mengatakan itu hanya jika mungkin.‟

commit to user

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu sebelum kebacut Mas. „Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu sebelum terlanjur Mas.‟

(D10/Iklan KB Baru/RT/2011)

Penutur (O1) adalah seorang pria yang berstatus sebagai suami, hal ini terlihat dengan dipakainya kata “Mah” untuk memanggil istrinya,

sedangkan mitra tutur (O2) adalah seorang wanita yang berstatus sebagai istri, hal ini terlihat dari dipakainya kata “Mas” untuk memanggil

suaminya. Hal yang dituturkan adalah tentang adanya program KB. Situasi tutur yang terbentuk adalah dalam situasi yang santai. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa Jawa yang menunjukkan keakraban di antara keduanya. Suasana yang terdengar terjadi pada waktu siang hari di rumah. Situasi ini terbangun dari adanya backsound lagu Jawa yang terdengar, selain itu juga terdengar suara burung yang berkicau yang menunjukkan kehidupan asri di desa. Tujuan dari percakapan data (79) adalah untuk memberikan informasi kepada para pendengar agar mengikuti dan mendukung program KB yang telah direncanakan pemerintah.

Data (80)

O1 : ...Gleyer-gleyer, bar reyenan e, gleyer. Ayo Min, tarik terus min, tarik terus Min, klintong-klintong keliling kota. „...Gleyer-gleyer, bar reyenan e, gleyer. Ayo Min, tarik terus min, tarik terus Min, klintong- klintong keliling kota.‟

O2

: Ok, siapa takut? „Ok, siapa takut?‟

O1

: Kae ngarep cewek, hancurkan Min. „Itu depan cewek, hancurkan Min.‟

O2

: Diunggahke ngene ki lho.

commit to user

„Dinaikkan begini lho.‟

O1

: Awas bangjo, ngeyel, rem pol gas pol. „Awas lampu merah, bandel, rem pol gas pol.‟

O2

: Tenang wae, sasak-sasak. „Tenang saja, terjang-terjang.‟

O1 : Sida cilaka tenan Min, Polisi Min, bangjo Min, mandheg Min, helm protolan renek spione rong puluh ewu. „Jadi celaka betulan Min, Polisi Min, lampu merah Min, berhenti Min, tidak pakai helm, tidak ada spion dua puluh ribu.‟

O2

: Cah enom ra duwe helm. „Anak muda tidak punya helm.‟

O1

: Mandheg lampu merah, banting setir. „Berhenti lampu merah, banting setir.‟

O2 : Langsung disasak wae, cah enom, alah Kowe piye? „Langsung diterjang saja, bagaimana Kamu ini?‟

O1

: Bablas timbang rong puluh ewu aku anjlog, anjlog. „Terus daripada dua puluh ribu aku turun, turun.‟

O2 : Ya wis ya aku dhisik, cah enom eneng bangjo, ro polisi wedi, ra

gaul. Eh polisi.

„Ya sudah ya aku duluan, anak muda ada lampu merah, sama polisi takut, tidak gaul. Eh polisi.‟

O3 : Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda! „Selamat siang, tolong perlihatkan surat-surat Anda!‟

O2

: Selamat siang Pak, surat-surat? „Selamat siang Pak, surat-surat?‟

O3

: Surat kendaraan. „Surat kendaraan.‟

O2

: Eh ini Pak suratnya, ini Pak. „Eh ini Pak suratnya, ini Pak.‟

O3 : Lho ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request nggo apa? „Ini surat apa? Surat sepeda motor malah kartu request buat apa?‟

O2 : Lho jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf, suratnya

ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, adhuh bapak.

commit to user

„Jadi bukan surat ini ta Pak? Adhuh Pak maaf, suratnya ketinggalan di rumah keburu-buru tadi, keburu- buru tadi Pak.‟

O3

: Sekarang Anda ikut saya ke pos. „Sekarang Anda ikut saya ke pos.‟

O2

: Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak. „Pak tunggu Pak, santai Pak, damai Pak.‟

O3 : Wis ra nggo helm, nglanggar bangjo, salah jalur, ngajak damai

karepmu piye?

„Sudah tidak pakai helm, melanggar rambu, salah jalur, ngajak damai maumu apa?

O2 : Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir

eh penyiar Pak.

„Saya itu kenal Bapak, Bapak juga kenal saya. Saya ini penyiir eh penyiar Pak.‟

O3 : Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan

jadi tidak tegas.

„Hukum itu tidak mengenal profesi, usia, dan jabatan kesalahan jadi tidak tegas.‟

O2 : Adhuh cilaka awakku, ayak kunthul nyolot, apes, ngertia melu

nyolot pite ben ditilang dhewe.

„Aduh celaka saya, ternyata kunthul meloncat tahu begitu ikut melompat biar motornya ditilang sendiri.‟

FVO : Demi keamanan dan kenyamanan perhatikan disiplin dan sopan santun ber lalulintas, ingat utamakan keselamatan Anda. Pesan layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh bagian Bina Mitra polres Sukoharjo dan didukung oleh 105.9 Top FM Topnya radio Sukoharjo dan 1377 AM Radio Top RSPD Sukoharjo. „Demi keamanan dan kenyamanan perhatikan disiplin dan sopan santun berlalu lintas, ingat utamakan keselamatan Anda. Pesan layanan masyarakat ini dipersembahkan oleh bagian Bina Mitra polres Sukoharjo dan didukung oleh 105.9 Top FM Topnya radio Sukoharjo dan 1377 AM Radio Top RSPD Sukoharjo. ‟

(D17/Tilang/RT/2011)

Partisipan yang terlibat dalam dialog (80) adalah penutur (O1) seorang pemuda, mitra tutur yaitu O2 seorang pemuda dan O3 seorang petugas polisi lalu lintas. Hal yang dituturkan dalam dialog ini adalah tentang gambaran berlalu lintas di jalan raya. Situasi tutur yang terbentuk

commit to user

adalah dalam keadaan yang menegangkan, terdengar dari suara bising kendaraan bermotor, sirine polisi, klakson bus di jalan raya, namun dilihat dari percakapan antara O1 dan O2 yang menggunakan ragam bahasa Jawa ngoko hal ini menunjukkan keakraban antara keduanya. Faktor penyebab alih kode adalah karena hadirnya orang ketiga dan adanya perubahan topik pembicaraan yang bersifat kedinasan. Tujuan dari percakapan data (80) adalah untuk mengajak para pendengar agar lebih mentaati peraturan dalam berlalu lintas.