Campur Kode Berwujud Frasa

2) Campur Kode Berwujud Frasa

Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikat, gabungan itu dapat rapat, dapat renggang. Hal ini dapat dilihat dalam data berikut.

2.1 Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Indonesia di dalam Bahasa Jawa

Data (41)

O1 : Sukoharjo itu nyenengke tenan ya Bu, dhasare ya makmur, masarakate ya sadar akan kebersihan, jan kurang apa coba? „Sukoharjo itu menyenangkan sekali ya Bu, pada dasarnya sudah makmur, masyarakatnya juga sadar akan kebersihan, kurang apa coba?‟

O2

: Jane ya mung kurang maksimal aja kok pak. „Sebenarnya hanya kurang maksimal saja kok Pak.‟

[...] (D5/Adipura/RT/2011)

Data (41) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada data (41) di atas membicarakan tentang predikat Sukoharjo yang telah mendapat penghargaan Adipura. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada frasa

commit to user

“maksimal aja” merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia. Frasa ini merupakan kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang disisipkan ke

dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.

Data (42)

[...] O2

: Lha geneya ya mudheng, pengisi acarane intens dan ISI Surakarta, rugi gedhe yen sampeyan nganti gak nonton. „Itu mengerti, pengisi acaranya intens dan ISI Surakarta, rugi besar

kalau kamu sampai tidak menonton.‟

O1

: Neg kuwi tetep nonton, lawong aku kok len-len. „Kalau itu tetap menonton, aku gitu.‟

[...] (D25/Ruang Seni Sukoharjo/RT/2011)

Data (42) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial) tentang adanya pertunjukan ruang seni Sukoharjo. Iklan ini berbentuk dialog yang melibatkan 2 partisipan yaitu dua orang pemuda yang bersahabat. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode frasa dalam bahasa Indonesia

yang dilakukan oleh O2 yaitu “pengisi acara”. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa

Jawa.

commit to user

2.2 Campur Kode Penyisipan Frasa bahasa Jawa di dalam Bahasa Indonesia

Data (43)

O1

: Lhoh, aku ki kan ya gur mbok menawa kok. „Saya berkata hanya jika mungkin.‟

O2 : Semuanya itu butuh perhitungan sing mateng, pikirkan dulu sebelum kebacut Mas.

„Semuanya itu butuh perhitungan yang matang pikirkan dulu sebelum terlanjur Mas.‟

[...] (D10/KB Baru/RT/2011)

Data (43) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada data (43) di atas membicarakan tentang adanya program KB. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode frasa yang dilakukan oleh O2 yaitu pada frasa “sing mateng” merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (44)

O1 : Hadhuh..hadhuh...hadhuh... Sukoharjo ki thik tambah resik ya Dhik? Tambah jatuh cinta aku, coba lihat itu coba, kawasan bebas rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, piye coba? „Haduh..haduh...haduh... Sukoharjo ini tambah bersih ya Dik?

Tambah jatuh cinta aku, coba liat itu coba, kawasan bebas rokok, terus itu, mari budayakan PHBS, bagaimana coba?‟

O2 : Hmmm, Kelurahan Jetis kuwi ta? Lha itu kan didaulat untuk maju lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng.

„Hmmm, Kelurahan Jetis itu? Lha itu kan didaulat untuk maju lomba PHBS tingkat Provinsi Jateng. ‟

[...] (D9/PHBS/RT/2011)

commit to user

Data (44) adalah iklan layanan masyarakat (non-komersial). Pada data (44) di atas membicarakan tentang adanya program PHBS yaitu ajakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Iklan ini berbentuk dialog antara O1 sebagai suami dan O2 yaitu sebagai istri. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode yang dilakukan oleh O1 yaitu pada frasa “piye coba” merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (45)

O2 : Haha, lha ya gini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber Baru Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan, angsurannya ringan, ga bikin benjut, yang melayani ya ramah- ramah, dijamin seneng atine. „Haha, lha ya gini efeknya kalau beli motor Suzuki di Sumber Baru

Jaya Gemilang, uang muka mulai tiga ratus ribuan, angsurannya ringan, tidak membuat remuk, yang melayani ya ramah-ramah, dijamin hatinya senang.‟

O1 : Wo Allah, jebul itu ta rahasianya, tak kira yen punya selingkuhan anyar dul.

„Ya Tuhan, ternyata itu ya rahasianya, aku kira kalau punya selingkuhan baru Dul. ‟

[...] (D12/Sumber Jaya Gemilang/RT/2011)

Data (45) adalah iklan komersial. Pada data (45) di atas membicarakan tentang kebahagiaan setelah membeli motor baru di dealer Sumber Baru Jaya Gemilang. Iklan ini berbentuk dialog yaitu O1 seorang wanita dan O2 seorang pria, dilihat dari percakapan akrab yang terjalin mereka adalah sepasang sahabat. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa

commit to user

campur kode yang dilakukan oleh O2 yaitu pada frasa “seneng atine” yang merupakan frasa dalam bahasa Jawa. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

Data (46)

O1 : Jangan diminum jangan diminum, obat segala macam penyakit masyarakat hanya seribu rupiah jangan diminum! „Jangan diminum jangan diminum, obat segala macam penyakit masyarakat hanya seribu rupiah jangan diminum!‟

O2 : Mas..Mas... apanya yang diminum? Dari tadi jangan diminum jangan diminum, lawong kertas kok diminum? Apa ndak liat saya lagi pusing? „Mas..Mas... apanya yang diminum? Dari tadi jangan diminum jangan diminum, kertas kok diminum? Apa tidak melihat saya lagi pusing?‟

O1 : Lha ya ini Mbah obatnya, seribu rupiah dadi sumringah. Pusingnya hilang, cari berita hangat, cari kerja, cari gosip selebritis, cari info, obat praktis. „Ya ini Mbah obatnya, seribu rupiah jadi senang. Pusingnya hilang,

cari berita hangat, cari kerja, cari gosip selebritis, cari info, obat praktis.‟

[...] (D20/Koran O/RS/2011-2012)

Data (46) adalah iklan komersial. Pada data (46) di atas membahas tentang Koran O, hanya seribu rupiah bisa membuat hati senang. Iklan ini berbentuk dialog yang melibatkan 2 partisipan yaitu O1 pria yang berperan sebagai penjual koran, O2 sebagai kakek pembeli koran. Dalam tuturan ini terdapat peristiwa campur kode yang ditunjukkan pada kata yang bercetak tebal. Peristiwa campur kode frasa yang dilakukan oleh O1 yaitu “dadi sumringah ”. Campur kode ini disebut campur kode intern karena menyisipkan bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia.

commit to user