Laboratorium Minyak Rutin Laboratorium Minyak Rutin Laboratorium Minyak Rutin

a. Laboratorium Minyak Rutin a. Laboratorium Minyak Rutin a. Laboratorium Minyak Rutin

Bertugas melakukan pengujian contoh rutin dari unit distilasi dan wax dari Bertugas melakukan pengujian contoh rutin dari unit distilasi dan wax dari Bertugas melakukan pengujian contoh rutin dari unit distilasi dan wax dari unit Wax Plant dan menyusun laporan sementara data hasil pengujian. unit Wax Plant dan menyusun laporan sementara data hasil pengujian. unit Wax Plant dan menyusun laporan sementara data hasil pengujian. Alat-alat utama yang digunakan pada laboratorium analisa minyak diantaranya: Alat-alat utama yang digunakan pada laboratorium analisa minyak diantaranya: Alat-alat utama yang digunakan pada laboratorium analisa minyak diantaranya:

0 0  Hidrometer gelas, tabung hidrometer, termometer dengan range 2,5 0  Hidrometer gelas, tabung hidrometer, termometer dengan range 2,5  Hidrometer gelas, tabung hidrometer, termometer dengan range 2,5 F F F digunakan untuk analisa specific gravity (SG) digunakan untuk analisa specific gravity (SG) digunakan untuk analisa specific gravity (SG)

 Colourimeter digunakan untuk analisa warna  Colourimeter digunakan untuk analisa warna  Colourimeter digunakan untuk analisa warna  Lovibond tentometer digunakan untuk analisa warna metode IP-17  Lovibond tentometer digunakan untuk analisa warna metode IP-17  Lovibond tentometer digunakan untuk analisa warna metode IP-17  Smoke point lamp digunakan untuk analisa smoke point  Smoke point lamp digunakan untuk analisa smoke point  Smoke point lamp digunakan untuk analisa smoke point  Pemanas dan alat distilasi bagian bawah serta jaket pendingin digunakan untuk  Pemanas dan alat distilasi bagian bawah serta jaket pendingin digunakan untuk  Pemanas dan alat distilasi bagian bawah serta jaket pendingin digunakan untuk

analisa pour point analisa pour point analisa pour point  Jar test gelas silinder yang jernih dan datar  Jar test gelas silinder yang jernih dan datar  Jar test gelas silinder yang jernih dan datar  Heating and cooling batch digunakan untuk analisa cooper  Heating and cooling batch digunakan untuk analisa cooper  Heating and cooling batch digunakan untuk analisa cooper

Adapun prosedur kerja pada laboratorium analisa minyak untuk masing-masing Adapun prosedur kerja pada laboratorium analisa minyak untuk masing-masing Adapun prosedur kerja pada laboratorium analisa minyak untuk masing-masing alat sebagai berikut: alat sebagai berikut: alat sebagai berikut:

1. Specific gravity (ASTM D.1298) 1. Specific gravity (ASTM D.1298) 1. Specific gravity (ASTM D.1298) Specific gravity adalah perbandingan antara massa per volume cairan Specific gravity adalah perbandingan antara massa per volume cairan Specific gravity adalah perbandingan antara massa per volume cairan tertentu terhadap air pada kondisi yang sama yaitu pada volume dan suhu tertentu. tertentu terhadap air pada kondisi yang sama yaitu pada volume dan suhu tertentu. tertentu terhadap air pada kondisi yang sama yaitu pada volume dan suhu tertentu. Tujuan: Untuk menetukan specific gravity dari crude oil atau produk petroleum Tujuan: Untuk menetukan specific gravity dari crude oil atau produk petroleum Tujuan: Untuk menetukan specific gravity dari crude oil atau produk petroleum

0 0 yang berbentuk cair. Dalam hal ini perlu distandarkan pada 60/60 0 yang berbentuk cair. Dalam hal ini perlu distandarkan pada 60/60 yang berbentuk cair. Dalam hal ini perlu distandarkan pada 60/60

F. Hal F. Hal F. Hal ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific F. Hal F. Hal F. Hal ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda ini perlu dilakukan karena produk minyak dri kilang berbeda-beda panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak panasnya. Pada saat memeriksa specific gravity dari suatu produk minyak yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific yang masih panas, maka minyak lain yang telah ditentukan specific

0 0 0 0 0 distandarkan pada 60/60 0 distandarkan pada 60/60 distandarkan pada 60/60 F dimana pada suhu 60 F dimana pada suhu 60 F dimana pada suhu 60 F minyak mempunyai F minyak mempunyai F minyak mempunyai volume yang sekecil-kecilnya dan berat maksimal. volume yang sekecil-kecilnya dan berat maksimal. volume yang sekecil-kecilnya dan berat maksimal.

Alat : Hydroulic cyclinder, gelas ukur dan termometer. Alat : Hydroulic cyclinder, gelas ukur dan termometer. Alat : Hydroulic cyclinder, gelas ukur dan termometer. Prosedur : Sampel dimasukkan ke dalam hydrometer cylinder dari hasil Prosedur : Sampel dimasukkan ke dalam hydrometer cylinder dari hasil Prosedur : Sampel dimasukkan ke dalam hydrometer cylinder dari hasil

pembacaan pada hydrometer. Maka besaran specific gravity pada pembacaan pada hydrometer. Maka besaran specific gravity pada pembacaan pada hydrometer. Maka besaran specific gravity pada

0 0 60/60 0 60/60 60/60 F adalah: F adalah: F adalah:

0 0 SG 60/60 0 SG 60/60 SG 60/60 F = SG+C(T-60) F = SG+C(T-60) F = SG+C(T-60) Dimana: SG : specific gravity hasil pembacaan pada hydrometer Dimana: SG : specific gravity hasil pembacaan pada hydrometer Dimana: SG : specific gravity hasil pembacaan pada hydrometer

C : faktor koreksi C : faktor koreksi C : faktor koreksi T : suhu observasi T : suhu observasi T : suhu observasi

2. Analisa Warna 2. Analisa Warna 2. Analisa Warna Tujuan : Untuk mengetahui warna secara visual dari produk petroleum dengan Tujuan : Untuk mengetahui warna secara visual dari produk petroleum dengan Tujuan : Untuk mengetahui warna secara visual dari produk petroleum dengan metode ASTM D-1500 untuk minyak berat dan wax. Metode IP-17 metode ASTM D-1500 untuk minyak berat dan wax. Metode IP-17 metode ASTM D-1500 untuk minyak berat dan wax. Metode IP-17 lovibond tintometer untuk kerosin, naptha dan petrasol lovibond tintometer untuk kerosin, naptha dan petrasol lovibond tintometer untuk kerosin, naptha dan petrasol

Prosedur : Sampel ditempatkan di dalam suatu tabung gelas standar dan pada Prosedur : Sampel ditempatkan di dalam suatu tabung gelas standar dan pada Prosedur : Sampel ditempatkan di dalam suatu tabung gelas standar dan pada tabung yang lain ditempatkan aquades. Kemudian keduanya tabung yang lain ditempatkan aquades. Kemudian keduanya tabung yang lain ditempatkan aquades. Kemudian keduanya dikenakan cahaya dalam clourimeter dan kedua warna tersebut dikenakan cahaya dalam clourimeter dan kedua warna tersebut dikenakan cahaya dalam clourimeter dan kedua warna tersebut dibandingkan. Dalam arti warna standar diubah-ubah dan disesuaikan dibandingkan. Dalam arti warna standar diubah-ubah dan disesuaikan dibandingkan. Dalam arti warna standar diubah-ubah dan disesuaikan dengan warna sampel. Setelah kedua warna sama baik warna sampel dengan warna sampel. Setelah kedua warna sama baik warna sampel dengan warna sampel. Setelah kedua warna sama baik warna sampel dan warna standar lalu dapat dibaca skala penunuknya. Untuk sampel dan warna standar lalu dapat dibaca skala penunuknya. Untuk sampel dan warna standar lalu dapat dibaca skala penunuknya. Untuk sampel kerosin, naptha dan petrasol dipakai suatu alat lovibond tintometer. kerosin, naptha dan petrasol dipakai suatu alat lovibond tintometer. kerosin, naptha dan petrasol dipakai suatu alat lovibond tintometer.

3. Analisa Flash Point (ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93) 3. Analisa Flash Point (ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93) 3. Analisa Flash Point (ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93) Flash Point adalah suhu terendah dimana campuran uap bahan bakar Flash Point adalah suhu terendah dimana campuran uap bahan bakar Flash Point adalah suhu terendah dimana campuran uap bahan bakar dengan udara akan menyala sekejap kalau terkena api pada kondisi tertentu dengan udara akan menyala sekejap kalau terkena api pada kondisi tertentu dengan udara akan menyala sekejap kalau terkena api pada kondisi tertentu (standar) atau dapat menyambar saat dilewatkan api kecil diatasnya. (standar) atau dapat menyambar saat dilewatkan api kecil diatasnya. (standar) atau dapat menyambar saat dilewatkan api kecil diatasnya. Tujuan : Untuk menetukan flash point dari crude oil produknya dan Tujuan : Untuk menetukan flash point dari crude oil produknya dan Tujuan : Untuk menetukan flash point dari crude oil produknya dan

menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash menggunakan metode ASTM D-56, ASTM D-92, ASTM D-93. Flash

Prosedur: Sampel dimasukkan dalam cup dengan jumlah tertentu yang dilengkapi Prosedur: Sampel dimasukkan dalam cup dengan jumlah tertentu yang dilengkapi Prosedur: Sampel dimasukkan dalam cup dengan jumlah tertentu yang dilengkapi dengan termometer, kemudian dipanaskan dengan heater. Pada dengan termometer, kemudian dipanaskan dengan heater. Pada dengan termometer, kemudian dipanaskan dengan heater. Pada temperatur tertentu api penguji diarahkan pada permukaan sampel temperatur tertentu api penguji diarahkan pada permukaan sampel temperatur tertentu api penguji diarahkan pada permukaan sampel karena sampel menguap maka uap sampel yang terkena api penguji karena sampel menguap maka uap sampel yang terkena api penguji karena sampel menguap maka uap sampel yang terkena api penguji akan menyala dalam waktu sekejap. Temperatur terendah dimana uap akan menyala dalam waktu sekejap. Temperatur terendah dimana uap akan menyala dalam waktu sekejap. Temperatur terendah dimana uap sampel mulai menyala itulah yang itulah disebut flash point (titik sampel mulai menyala itulah yang itulah disebut flash point (titik sampel mulai menyala itulah yang itulah disebut flash point (titik nyala). Untuk pengujian fuel oil (residu) dan gas oil (solar) maka nyala). Untuk pengujian fuel oil (residu) dan gas oil (solar) maka nyala). Untuk pengujian fuel oil (residu) dan gas oil (solar) maka pengujian flash point dapat dilakukan dengan alat Pensky Martin Close pengujian flash point dapat dilakukan dengan alat Pensky Martin Close pengujian flash point dapat dilakukan dengan alat Pensky Martin Close Cup (PMCC). Cup (PMCC). Cup (PMCC).

Alat tersebut dilengkapi dengan pengaduk karena masih ada fraksi ringan Alat tersebut dilengkapi dengan pengaduk karena masih ada fraksi ringan Alat tersebut dilengkapi dengan pengaduk karena masih ada fraksi ringan dan fraksi berat di dalam sampel sehingga perlu diaduk agar homogen pada saat dan fraksi berat di dalam sampel sehingga perlu diaduk agar homogen pada saat dan fraksi berat di dalam sampel sehingga perlu diaduk agar homogen pada saat pengujian, cup dalam keadaan tertutup karena terdapat adanya fraksi ringan yang pengujian, cup dalam keadaan tertutup karena terdapat adanya fraksi ringan yang pengujian, cup dalam keadaan tertutup karena terdapat adanya fraksi ringan yang

0 0 mudah menguap. Setiap 5 0 mudah menguap. Setiap 5 mudah menguap. Setiap 5 F api penguji diarahkan pada permukaan sampel dan F api penguji diarahkan pada permukaan sampel dan F api penguji diarahkan pada permukaan sampel dan dilihat apakah uap sampel sudah tersambar api tersebut. Sedangkan untuk dilihat apakah uap sampel sudah tersambar api tersebut. Sedangkan untuk dilihat apakah uap sampel sudah tersambar api tersebut. Sedangkan untuk

pengujiaan flash point pada fraksi berat seperti pelumas, residu, BOD, PH solar pengujiaan flash point pada fraksi berat seperti pelumas, residu, BOD, PH solar pengujiaan flash point pada fraksi berat seperti pelumas, residu, BOD, PH solar dan slop dapat dipakai suatu alat yang biasa disebut Clevelend Open Cup (COC). dan slop dapat dipakai suatu alat yang biasa disebut Clevelend Open Cup (COC). dan slop dapat dipakai suatu alat yang biasa disebut Clevelend Open Cup (COC). Alat tersebut cupnya dalam keadaan terbuka dan tidak dilengkapi dengan Alat tersebut cupnya dalam keadaan terbuka dan tidak dilengkapi dengan Alat tersebut cupnya dalam keadaan terbuka dan tidak dilengkapi dengan pengaduk. pengaduk. pengaduk.

Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat PMCC. Untuk pengujian flash Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat PMCC. Untuk pengujian flash Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat PMCC. Untuk pengujian flash point pada produk kerosin dapat dipakai alat flash point TAG dimana cup dalam point pada produk kerosin dapat dipakai alat flash point TAG dimana cup dalam point pada produk kerosin dapat dipakai alat flash point TAG dimana cup dalam

0 0 keadaan tertutup dan setiap 1 0 keadaan tertutup dan setiap 1 keadaan tertutup dan setiap 1 F diperiksa apakah uap sampel telah menyambar api F diperiksa apakah uap sampel telah menyambar api F diperiksa apakah uap sampel telah menyambar api dengan mengarahkan api penguji pada permukaan sampel. dengan mengarahkan api penguji pada permukaan sampel. dengan mengarahkan api penguji pada permukaan sampel.

Keterangan : Keterangan : Keterangan : ASTM D-92 sampel yang digunakan adalah pelumas, residu, dan PH solar ASTM D-92 sampel yang digunakan adalah pelumas, residu, dan PH solar ASTM D-92 sampel yang digunakan adalah pelumas, residu, dan PH solar ASTM D-93 sampel yang digunakan adalah fuel oil dan fuel gas ASTM D-93 sampel yang digunakan adalah fuel oil dan fuel gas ASTM D-93 sampel yang digunakan adalah fuel oil dan fuel gas ASTM D-56 sampel yang digunakan adalah kerosin dan avtur ASTM D-56 sampel yang digunakan adalah kerosin dan avtur ASTM D-56 sampel yang digunakan adalah kerosin dan avtur

4. Analisa Smoke Point (Titik Asap) 4. Analisa Smoke Point (Titik Asap) 4. Analisa Smoke Point (Titik Asap) Smoke Point adalah titik nyala maksimum atau nyala api tertinggi di mana Smoke Point adalah titik nyala maksimum atau nyala api tertinggi di mana Smoke Point adalah titik nyala maksimum atau nyala api tertinggi di mana kerosin dapat terbakar tanpa adanya asap apabila ditentukan dalam suatu alat kerosin dapat terbakar tanpa adanya asap apabila ditentukan dalam suatu alat kerosin dapat terbakar tanpa adanya asap apabila ditentukan dalam suatu alat standar pada kondisi tertentu. Smoke Point menetukan kualitas dan nilai kalor standar pada kondisi tertentu. Smoke Point menetukan kualitas dan nilai kalor standar pada kondisi tertentu. Smoke Point menetukan kualitas dan nilai kalor kerosine, semakin tinggi smoke point maka kualitas kerosine makin tinggi dan kerosine, semakin tinggi smoke point maka kualitas kerosine makin tinggi dan kerosine, semakin tinggi smoke point maka kualitas kerosine makin tinggi dan kalor yang dihasilkan besar. kalor yang dihasilkan besar. kalor yang dihasilkan besar. Tujuan : Untuk mengetahui harga smoke point dari produk petroleum. Metode Tujuan : Untuk mengetahui harga smoke point dari produk petroleum. Metode Tujuan : Untuk mengetahui harga smoke point dari produk petroleum. Metode

yang digunakan adalah ASTM D-1322 yang digunakan adalah ASTM D-1322 yang digunakan adalah ASTM D-1322 Prosedur: Sampel dimasukkan ke dalam tabung dan dinyatakan dalam lampu Prosedur: Sampel dimasukkan ke dalam tabung dan dinyatakan dalam lampu Prosedur: Sampel dimasukkan ke dalam tabung dan dinyatakan dalam lampu standar pada ketinggian nyala 1 cm selama 5 menit. standar pada ketinggian nyala 1 cm selama 5 menit. standar pada ketinggian nyala 1 cm selama 5 menit.

5. Analisa Viscositas Redwood 5. Analisa Viscositas Redwood 5. Analisa Viscositas Redwood Tujuan : Untuk menentukan harga viscositas dari beberapa produk minyak Tujuan : Untuk menentukan harga viscositas dari beberapa produk minyak Tujuan : Untuk menentukan harga viscositas dari beberapa produk minyak bumi. Metode yang digunakan adalah IP-70 bumi. Metode yang digunakan adalah IP-70 bumi. Metode yang digunakan adalah IP-70 Prosedur: Sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian ditempatkan dalam Prosedur: Sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian ditempatkan dalam Prosedur: Sampel diambil dengan volume tertentu, kemudian ditempatkan dalam oil cup. Sedangkan di sekitar oil cup diisi air. Terlebih dahulu oil cup. Sedangkan di sekitar oil cup diisi air. Terlebih dahulu oil cup. Sedangkan di sekitar oil cup diisi air. Terlebih dahulu memanaskan air yang digunakan untuk memanaskan minyak. Pada memanaskan air yang digunakan untuk memanaskan minyak. Pada memanaskan air yang digunakan untuk memanaskan minyak. Pada saat tertentu suhu air harus sama dengan suhu minyak di dalam oil saat tertentu suhu air harus sama dengan suhu minyak di dalam oil saat tertentu suhu air harus sama dengan suhu minyak di dalam oil cup. Pada suhu berapa keduanya harus sama akan ditentukan cup. Pada suhu berapa keduanya harus sama akan ditentukan cup. Pada suhu berapa keduanya harus sama akan ditentukan berdasarkan pour point dari sampel atau minyak tersebut agar tetap berdasarkan pour point dari sampel atau minyak tersebut agar tetap berdasarkan pour point dari sampel atau minyak tersebut agar tetap cair. Semakin minyak tersebut ringan maka minyak tersebut semakin cair. Semakin minyak tersebut ringan maka minyak tersebut semakin cair. Semakin minyak tersebut ringan maka minyak tersebut semakin encer sehingga lebih mudah atau cepat mengalir dan akan memerlukan encer sehingga lebih mudah atau cepat mengalir dan akan memerlukan encer sehingga lebih mudah atau cepat mengalir dan akan memerlukan waktu pengaliran yang kecil dan sebaliknya. waktu pengaliran yang kecil dan sebaliknya. waktu pengaliran yang kecil dan sebaliknya.

6. Analisa Viscositas Kinematik 6. Analisa Viscositas Kinematik 6. Analisa Viscositas Kinematik Tujuan : Menetukan harga viscositas tertentu dari beberapa produkminyak Tujuan : Menetukan harga viscositas tertentu dari beberapa produkminyak Tujuan : Menetukan harga viscositas tertentu dari beberapa produkminyak dengan menggunakan metode ASTM D-445. dengan menggunakan metode ASTM D-445. dengan menggunakan metode ASTM D-445. Prosedur : Sampel diambil dengan volume tertentu kemudian ditempatkan dalam Prosedur : Sampel diambil dengan volume tertentu kemudian ditempatkan dalam Prosedur : Sampel diambil dengan volume tertentu kemudian ditempatkan dalam viscositas tube. Suhu disesuaikan dengan sampel dan dialirkan melalui viscositas tube. Suhu disesuaikan dengan sampel dan dialirkan melalui viscositas tube. Suhu disesuaikan dengan sampel dan dialirkan melalui

2 2 kapiler (waktu alir dalam detik) dikonversikan dalam cst (mm 2 kapiler (waktu alir dalam detik) dikonversikan dalam cst (mm kapiler (waktu alir dalam detik) dikonversikan dalam cst (mm /s). /s). /s). Dengan mengalirkan waktu alir dengan faktor koreksi yang Dengan mengalirkan waktu alir dengan faktor koreksi yang Dengan mengalirkan waktu alir dengan faktor koreksi yang

digunakan. digunakan. digunakan.

7. Analisa Distilasi 7. Analisa Distilasi 7. Analisa Distilasi Tujuan : Untuk mengetahui trayek titik didih dari minyak mentah dan Tujuan : Untuk mengetahui trayek titik didih dari minyak mentah dan Tujuan : Untuk mengetahui trayek titik didih dari minyak mentah dan produknya. Metode yang digunakan adalah ASTM D-86 produknya. Metode yang digunakan adalah ASTM D-86 produknya. Metode yang digunakan adalah ASTM D-86 Prosedur: Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan dalam laju distilasi kemudian Prosedur: Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan dalam laju distilasi kemudian Prosedur: Sampel sebanyak 100 ml dimasukkan dalam laju distilasi kemudian pada kondensor untuk dikondensasikan sampai terbentuk tetesan. pada kondensor untuk dikondensasikan sampai terbentuk tetesan. pada kondensor untuk dikondensasikan sampai terbentuk tetesan. Pembacaan temperatur dilakukan setiap 10% volume kondensasi. Pembacaan temperatur dilakukan setiap 10% volume kondensasi. Pembacaan temperatur dilakukan setiap 10% volume kondensasi. Tetesan pertama dari kondensat sebagai IBP (Initial Boiling Point). Tetesan pertama dari kondensat sebagai IBP (Initial Boiling Point). Tetesan pertama dari kondensat sebagai IBP (Initial Boiling Point). Pada saat tidak ada uap dari pemanasan sampel (minyak) dari sampel Pada saat tidak ada uap dari pemanasan sampel (minyak) dari sampel Pada saat tidak ada uap dari pemanasan sampel (minyak) dari sampel maka suhu akan turun dan dicatat sebagai FBP (Final Boiling Point) maka suhu akan turun dan dicatat sebagai FBP (Final Boiling Point) maka suhu akan turun dan dicatat sebagai FBP (Final Boiling Point) yaitu suhu maksimum yang dapat dicapai. Pada penguapan minyak yaitu suhu maksimum yang dapat dicapai. Pada penguapan minyak yaitu suhu maksimum yang dapat dicapai. Pada penguapan minyak akanterjadi looses atau pengurangan minyak dan terjadi residu karena akanterjadi looses atau pengurangan minyak dan terjadi residu karena akanterjadi looses atau pengurangan minyak dan terjadi residu karena minyak yang terkena panas langsung akan ada pemutusan rantai. minyak yang terkena panas langsung akan ada pemutusan rantai. minyak yang terkena panas langsung akan ada pemutusan rantai.

Beberapa pengertian yang dikenai dalam analisa distilasi yaitu: Beberapa pengertian yang dikenai dalam analisa distilasi yaitu: Beberapa pengertian yang dikenai dalam analisa distilasi yaitu:

a. Initial Boiling Point (IBP) a. Initial Boiling Point (IBP) a. Initial Boiling Point (IBP) Suhu dimana distilasi pertama-tama menetes dari ujung kondensasi Suhu dimana distilasi pertama-tama menetes dari ujung kondensasi Suhu dimana distilasi pertama-tama menetes dari ujung kondensasi

b. Final Boiling Point (FBP) b. Final Boiling Point (FBP) b. Final Boiling Point (FBP) Suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer pada akhir distilasi Suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer pada akhir distilasi Suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer pada akhir distilasi

c. End Point (EP) c. End Point (EP) c. End Point (EP) Suhu yang ditunjukkan oleh termometer pada tetesan terakhir cairan dari ujung Suhu yang ditunjukkan oleh termometer pada tetesan terakhir cairan dari ujung Suhu yang ditunjukkan oleh termometer pada tetesan terakhir cairan dari ujung termometer termometer termometer

d. Percentage Recovery d. Percentage Recovery d. Percentage Recovery Persentase distilat yang ditampung Persentase distilat yang ditampung Persentase distilat yang ditampung

e. Percentage residu e. Percentage residu e. Percentage residu Persentase residu tertinggi yang tertinggal dalam labu distilasi setelah proses Persentase residu tertinggi yang tertinggal dalam labu distilasi setelah proses Persentase residu tertinggi yang tertinggal dalam labu distilasi setelah proses distilasi selesai distilasi selesai distilasi selesai

8. Analisa Pour Point (Titik Tuang) 8. Analisa Pour Point (Titik Tuang) 8. Analisa Pour Point (Titik Tuang) Tujuan : Mencari suhu terendah dimana minyak masih dapat mengalir apabila Tujuan : Mencari suhu terendah dimana minyak masih dapat mengalir apabila Tujuan : Mencari suhu terendah dimana minyak masih dapat mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu dengan menggunakan metode ASTM didinginkan pada kondisi tertentu dengan menggunakan metode ASTM didinginkan pada kondisi tertentu dengan menggunakan metode ASTM D-97. D-97. D-97.

Prosedur : Sampel dituangkan kedalam gelas silinder sampai batas tertentu dan Prosedur : Sampel dituangkan kedalam gelas silinder sampai batas tertentu dan Prosedur : Sampel dituangkan kedalam gelas silinder sampai batas tertentu dan

0 0 didinginkan pada setiap periode penurunan temperatur tertentu (5 0 didinginkan pada setiap periode penurunan temperatur tertentu (5 didinginkan pada setiap periode penurunan temperatur tertentu (5 F) F) F)

0 0 kemudian diperiksa pada kemiringan 45 0 kemudian diperiksa pada kemiringan 45 kemudian diperiksa pada kemiringan 45 dari sumbu horisontal. dari sumbu horisontal. dari sumbu horisontal. Pemeriksaan pada suhu terendah dimana minyak sudah tidak dapat Pemeriksaan pada suhu terendah dimana minyak sudah tidak dapat Pemeriksaan pada suhu terendah dimana minyak sudah tidak dapat

0 0 dituang ditambah 5 0 dituang ditambah 5 dituang ditambah 5 F adalah pour pointnya. F adalah pour pointnya. F adalah pour pointnya.

9. Analisa Aniline Point 9. Analisa Aniline Point 9. Analisa Aniline Point Tujuan : Menentukan suhu terendah saat bercampurnya aniline dengan sampel Tujuan : Menentukan suhu terendah saat bercampurnya aniline dengan sampel Tujuan : Menentukan suhu terendah saat bercampurnya aniline dengan sampel yang diperiksa dan untuk mengetahui kuantitatif jenis hidrokarbon yang diperiksa dan untuk mengetahui kuantitatif jenis hidrokarbon yang diperiksa dan untuk mengetahui kuantitatif jenis hidrokarbon terutama parafin dan aromat dalam produk. terutama parafin dan aromat dalam produk. terutama parafin dan aromat dalam produk.

Prosedur: Sampel ditambah dengan aniline dicampur dalam test tube yang Prosedur: Sampel ditambah dengan aniline dicampur dalam test tube yang Prosedur: Sampel ditambah dengan aniline dicampur dalam test tube yang dilengkapi termometer dan pengaduk dengan perbandingan 1:1 dilengkapi termometer dan pengaduk dengan perbandingan 1:1 dilengkapi termometer dan pengaduk dengan perbandingan 1:1

0 0 kemudian dipanaskan dengan kecepatan 2-5 0 kemudian dipanaskan dengan kecepatan 2-5 kemudian dipanaskan dengan kecepatan 2-5 F sambil diaduk sampai F sambil diaduk sampai F sambil diaduk sampai larutan homogen dan didinginkan sambil terus diaduk hingga larutan homogen dan didinginkan sambil terus diaduk hingga larutan homogen dan didinginkan sambil terus diaduk hingga

memisah. Temperatur pada saat campuran akan memisah dicatat memisah. Temperatur pada saat campuran akan memisah dicatat memisah. Temperatur pada saat campuran akan memisah dicatat sebagai aniline point. Dari aniline point dapat ditentukan diesel sebagai aniline point. Dari aniline point dapat ditentukan diesel sebagai aniline point. Dari aniline point dapat ditentukan diesel indeks. indeks. indeks. Diesel indeks = API gravity aniline point/100 Diesel indeks = API gravity aniline point/100 Diesel indeks = API gravity aniline point/100

10. Analisa Cooper Strip Corrosion (Uji Lempeng Tembaga) 10. Analisa Cooper Strip Corrosion (Uji Lempeng Tembaga) 10. Analisa Cooper Strip Corrosion (Uji Lempeng Tembaga) Tujuan : Untuk mengetahui tingkat korosifitas terhadap tembaga (Cu) yang Tujuan : Untuk mengetahui tingkat korosifitas terhadap tembaga (Cu) yang Tujuan : Untuk mengetahui tingkat korosifitas terhadap tembaga (Cu) yang disebabkan oleh produk minyak bumi tertentu. Dengan adanya karat disebabkan oleh produk minyak bumi tertentu. Dengan adanya karat disebabkan oleh produk minyak bumi tertentu. Dengan adanya karat tersebut menunjukkan bahwa produk minyak mengandung belerang tersebut menunjukkan bahwa produk minyak mengandung belerang tersebut menunjukkan bahwa produk minyak mengandung belerang bebas yang dapat menimbulkan korosi dan menurunkan kualitas bebas yang dapat menimbulkan korosi dan menurunkan kualitas bebas yang dapat menimbulkan korosi dan menurunkan kualitas minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-130. minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-130. minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-130.

Prosedur : Kepingan tembaga dibersihkan dari kotoran dengan serbuk besi Prosedur : Kepingan tembaga dibersihkan dari kotoran dengan serbuk besi Prosedur : Kepingan tembaga dibersihkan dari kotoran dengan serbuk besi sampai kelihatan warna aslinya kemudian dicuci dengan iso oktan. sampai kelihatan warna aslinya kemudian dicuci dengan iso oktan. sampai kelihatan warna aslinya kemudian dicuci dengan iso oktan. Mengambil 30 ml sampel dan lempeng tembaga dimasukkan. Mengambil 30 ml sampel dan lempeng tembaga dimasukkan. Mengambil 30 ml sampel dan lempeng tembaga dimasukkan.

0 0 Pemanasan dilakukan pada suhu 100 0 Pemanasan dilakukan pada suhu 100 Pemanasan dilakukan pada suhu 100 C selama 2 jam ±5 menit atau C selama 2 jam ±5 menit atau C selama 2 jam ±5 menit atau

0 0 pada suhu 50 0 pada suhu 50 pada suhu 50 C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng 0 0 pada suhu 50 0 pada suhu 50 pada suhu 50 C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng C dengan waktu 3 jam ±5 menit kemudian lempeng

11. Analisa Water Content (kandungan air dalam minyak) 11. Analisa Water Content (kandungan air dalam minyak) 11. Analisa Water Content (kandungan air dalam minyak) Tujuan : Untuk mengetahui jumlah volume air yang masih dikandung produk Tujuan : Untuk mengetahui jumlah volume air yang masih dikandung produk Tujuan : Untuk mengetahui jumlah volume air yang masih dikandung produk minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-99. minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-99. minyak. Metode yang digunakan adalah ASTM D-99. Prosedur : Sampel volume 100 ml ditambahkan pelarut 100 ml dan didistilasi Prosedur : Sampel volume 100 ml ditambahkan pelarut 100 ml dan didistilasi Prosedur : Sampel volume 100 ml ditambahkan pelarut 100 ml dan didistilasi secara refluk. Pelarut dan air akan terkondensasi oleh kondensor, secara refluk. Pelarut dan air akan terkondensasi oleh kondensor, secara refluk. Pelarut dan air akan terkondensasi oleh kondensor, kemudian tertangkap pelampung. Air akan mengendap di bawah kemudian tertangkap pelampung. Air akan mengendap di bawah kemudian tertangkap pelampung. Air akan mengendap di bawah penampung dan pelarut akan kembali ke dalam labu distilasi. Jumlah penampung dan pelarut akan kembali ke dalam labu distilasi. Jumlah penampung dan pelarut akan kembali ke dalam labu distilasi. Jumlah kandungan air dibaca pada skala pelampung. kandungan air dibaca pada skala pelampung. kandungan air dibaca pada skala pelampung.