TEKNIK BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR

BAB III TEKNIK BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR

A. Teknik Bimbingan dan Konseling

Bimbingan secara umum sebagai suatu bantuan. Bimbingan adalah salah satu bidang dan program dari pendidikan yang ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Sedangkan konseling secara etimologis adalah menerima atau memahami.

Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan professional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Sedangkan teknik adalah suatu cara (kepandaian, pengetahuan, dll) untuk membuat atau melakukan sesuatu. Jadi Teknik Bimbingan dan Konseling adalah suatu cara yang harus digunakan oleh seorang konselor atau pembimbing dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling.

B. Teknik-teknik Bimbingan Konseling

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2 004:119), “pelayanan bimbingan dan konseling dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu teknik individual dan teknik kelompok

1. Bimbingan Individual ( individual counseling ) Konseling atau penyuluhan merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara individual dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan kasus. Masalah yang 1. Bimbingan Individual ( individual counseling ) Konseling atau penyuluhan merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara individual dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan kasus. Masalah yang

Dalam konseling, hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh kasus (counselee). Dan empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini counselee akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada counselor. Dan ini sangat membentu keberhasilan dalam konseling. Pada umumnya, dikenal tiga teknik khusus dalam konseling yaitu:

a. Directive Counseling

Directive Counseling yaitu teknik konseling dimana yang paling berperan ialah konselor, counselor berusaha mengarahkan counselee sesuai dengan maslahnya. Konseling direktif, yang karena proses dan dinamika pengentasan masalahnya mirip “ penyembuhan penyakit”, pernah juga disebut “konseling klinis” (clinical counseling). Pendekatan ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan J.G. Darley yang berasumsi dasar bahwa klien tidak mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya. Karena itu kilen membutuhkan bantuan dari orang yaitu konselor.

Dengan demikian, inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah lebih banyak dilakukan oleh konselor. Klien bersifat menerima perlakuan dan keputusan yang dibuat oleh konselor. Dalam konseling direktif diperlukan data yang lengkap tentang klien untuk dipergunakan dalam usaha diagnosis. Adapun dalam penerapan proses konseling, Konseling direktif ini berlangsung menurut langkah-langkah umum sebagai berikut:

1) Analisis data tentang klien

2) Pensintesisan data untuk mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan klien

3) Diagnosis masalah

4) Prognosis atau prediksi tentang perkembangan masalah selanjutnya

5) Pemecahan masalah

6) Tindak lanjut dan peninjauan hasil-hasil konseling

b. Non-direktif counseling,

Non-directive counseling, teknik ini kebalikandari teknik di atas, yaitu semuanya berpusat pada counselee. Dengan prosedur ini, pelayanan bimbingan difokuskan pada anak yang bermasalah atau disebut juga clien centered counseling. Adanya pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tetapi klien sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain. Ciri-ciri teknik konseling ini yaitu:

 Ditujukan pada klien yang sanggup memecahkan masalahnya agar tercapai kepribadian klien terpadu

 Sasaran konseling adalah aspek emosi dan perasaan, bukan segi intelektualnya  Titik tolak konseling adalah keadaan individu termasuk kondisi sosial-psikologis masa kini dan bukan pengalaman masa lalu

 Proses konseling bertujuan untuk menyesuaikan antara ideal- self dengan actual-self

 Peranan yang aktif dalam konseling dipegang oleh klien, sedangkan konselor adalah pasif-reflektif, artinya tidak semata-

mata diam dan pasif akan tetapi berusaha membantu agar klien aktif memecahkan masalahnya.

Adapun penerapannya dalam proses konseling sebagai berikut:

1. Klien datang pada konselor atas kemauan sendiri. Apabila klien datang atas suruhan orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas dan permisif

2. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu konselor menyadarkan klien

3. Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaannya. Konselor harus bersikap ramah, bersahabat, dan menerima klien sebagaimana adanya.

4. Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya

5. Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya

6. Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (perencanaan)

7. Klien merealisasikan pilihannya itu

c. Eclective Counseling

Eclective Counseling yaitu campuran dari kedua teknik di atas

dan non-direvtive counseling.Dengan teknik ini, pelayanan tidak dipusatkan pada pembimbing atau klien, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang dipergunakan setiap waktu dapat diubah kalau memang diperlukan.

2. Bimbingan kelompok ( group guidance ) Teknik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dihadapi mungkin bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok. Dengan demikian penyelenggaraan bimbingan kelompok mungkin dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau membantu seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalam suatu kehidupan kelompok. Berapa bentuk khusus teknik bimbingan kelompok yaitu:

a. Home room program

Suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efesien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas Suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efesien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas

b. Karyawisata

Karyawisata atau fieltrip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Dengan karyawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu.

c. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalanm memecahkan suatu masalah.

Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggung jawab dan harga diri. Masalah-masalah yang mungkin dapat didiskusikan antara lain:

1) Pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok

2) Perencanaan suatu kegiatan

3) Masalah-masalah pekerjaan

4) Masalah belajar

5) Masalah penggunaan waktu senggang

6) Dan masalah-masalah lain seperti persahabatan, masalah keluarga dsb.

d. Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan melalui kegiatan kelompok. Dalam kegiatan ini setiap anak mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiranya. Juga dapat mengembangkan rasa Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan melalui kegiatan kelompok. Dalam kegiatan ini setiap anak mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiranya. Juga dapat mengembangkan rasa

e. Organisasi murid

Organisasi murid baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, dapat merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi ini banyak masalah-masalah yang sifatnya individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan social. Mengaktipkan murid dalam organisasi murid dapat mengembangkan bakat kepemimpinan disamping menunjuk rasa tanggung jawab dan harga diri. Dalam contoh Mardi dijadikan sebagai ketua kelas.

f. Sosiodrama

Sosio drama dipergunakan sebagai suatu teknik di dalam memecahkan masalah-masalah sosial, dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu situasi masalah sosial.Dalam kesempatan itu, individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya. Dari pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya.

g. Psikodrama

Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada pada dirinya dapat dikurangi atau dihindarkan. Caranya dapat dilakukan dengan mengemukakan suatu cerita kepada sekelompok murid yang di dalamnya menggambarkan suatu ketegangan psychis yang sialami oleh individu. Kemudian murid-murid diminta untuk Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada pada dirinya dapat dikurangi atau dihindarkan. Caranya dapat dilakukan dengan mengemukakan suatu cerita kepada sekelompok murid yang di dalamnya menggambarkan suatu ketegangan psychis yang sialami oleh individu. Kemudian murid-murid diminta untuk

h. Remedial teaching

Remedial teaching (pengajaran remedial) yaitu bentuk pengajaran yang diberikan kepada murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial teaching ini mungkin berbentuk penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan- latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami murid. Remedial teching ini merupakan salah satu teknik memberikan bimbingan yang dapat diberikan secara kelompok atau individu tergantung kesulitannya. Jika kesulitan itu dirasakan oleh suatu kelompok maka diberika secara kelompok, sedangkan jika hanya dialami oleh seorang murid saja maka diberikan secara individual. Teknik ini dilaksanakan setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid

C. Peran Guru di Sekolah Dasar berdasarkan Landasan Filosofis

1. Peran Guru di Sekolah Dasar

Bab I pasal I ayat (13) dijelaskan “Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan

Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat.” Bab I pasal I

ayat (14) dijelaskan “Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar”.

Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).

Dari penjabaran tentang peraturan pemerintah di atas dapat di simpulkan bahwa peran dan tugas guru di SD melaksanakan tugasnya guna memenuhi tujuan dari dibentuknya suatu pendidikan. Kegiatan bimbingan dan konseling di SD bisa dilakukan oleh guru kelas maupun konselor hal ini terjadi karena sebagian sekolah dasar yang ada masih belum memiliki guru bimbingan dan konseling.

Peran dan tugas guru di kelas sendiri selain mengajar adalah menyelengarakan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap seluruh siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini terjadi karena guru kelas sebagai “pembimbing dan pengasuh” utama yang setiap hari bersama-sama siswa dalam proses pendidikan dasar yang sangat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa. Berkat hubungan keseharian yang terus menerus selama satu tahun penuh itulah guru kelas diharapkan memahami secara mendalam pribadi siswanya seorang demi seorangdalam berbagai aspek yaitu terutama dalam berpenampilan siswa sehari-hari baik di dalam maupun di luar kelas selama jam sekolah,kecenderungan kemampuan akademik, bakat minat para siswa,hambatan dan permasalah yang dialaminya(baik yang menyangkut pribadi,hubungan sosial,maupun kegiatan dalam hasul belajarnya) serta kondisi keluarga dan lingkungan

2. Tugas konselor/pembimbing di SD

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan dan konseling, Prayitno

bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan, penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

(1997:35-36)

mengatakan

Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara

tanpa mengalami hambatan danpermasalahan pembelajaran yang cukup berarti. Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat

optimal

tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan

memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di “asal jalan”.

sehingga

tugas

Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat

suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem pengelolaan yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas,

bahwa bahwa

D. Guru Kelas sebagai Guru Bimbingan di Sekolah Dasar

Dalam kehidupan sehari-hari, guru kelas selain sebagai guru mata pelajaran juga merangkap sebagai guru pembimbing (bimbingan dan konseling) dalam menghadapi masalah peserta didik. Dalam hal ini tugas seorang guru pembimbing, antara lain :

1) Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.

2) Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

3) Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

4) Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Dalam melakukan bimbingan untuk memecahkan masalah, guru menggukan berbagai jenis layanan bimbingan antara lain :

1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek- 1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-

2. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

4. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, industri dan masyarakat.

5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan.

7. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi

Dalam pelaksanaanya BK di SD, konselor berperan sebagai konselor kunjung (Roving Counselor) yang diangkat pada setiap sekolah untuk membantu mengatasi perilaku menggangu (Disruptive behavior) sesuai keperluan, juga mengatasi masalah perkembangan individu,masalah perbedaan individual, masalah kebutuhan individu,masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan masalah belajar.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada 9 peran guru dalam kegiatan Bimingan dan Konseling, yaitu:

a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

E. Langkah-Langkah Bimbingan Konseling

Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah sbb:

1. Langkah identifikasi kasus Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.dalam contoh di atas, Mardi dipilih dan ditetapkan sebagai kasus berdasarkan gejala-gejala yang nampak.

2. Langkah diagnosa Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan cara mengadakan studi kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.

3. Langkah prognosa Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang dilaksanakan untuk membimbing kasus.

4. Langkh terapi Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan apa-apa yang telah ditetapkan dalam prognosa.plaksanaan ii tentu memakan banyak waktu dan proses yang kontinu dan sistematis serta memerlukan adanya pengamatan yang cermat.

5. Langkah evaluasi dan follow-up Langkah ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui sampai sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnyadalam jangkah waktu yang lebih jauh.

F. Keterpaduan BK dalam Pengembangan dalam Berbagai Aspek

1. Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik BK menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang, sesuai dengan tugas perkembangannya secara normal dan seimbang. Dengan demikian BK pada aspek fisik-motorik harus dapat menekankan pada keseimbangan antara perkembangan motorik kasar dan motorik halus.

2. Perkembangan Kognitif Peserta Didik Peran BK dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional. Maka dari itu perkembangan kognitif anak masih sangat sensitif, sehingga mudah meyakini segala hal tanpa melalui pemahaman 2. Perkembangan Kognitif Peserta Didik Peran BK dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional. Maka dari itu perkembangan kognitif anak masih sangat sensitif, sehingga mudah meyakini segala hal tanpa melalui pemahaman

3. Perkembangan Sosial-Emosional Perkembangansosial-emosional terdiri dari dua kata, yakni perkembangan sosial dan perkembangan emosional. Perkembangan sosial berkaitan dengan peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tea, saudara, Leman bermain, hingga masyarakat luas. Peran BK dalam perkembangan sosial-emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan emosinya.

4. Perkembangan Moral Keagamaan Peran BK pada perkembangan moral keagamaan adalah membantu anak untuk menerima dan mengakui sumber moral tertinggi, yaitu Tuhan. Oleh karena itu sebagai pendidik dalam memberikan bimbingan hares selalu mengaitkan perilaku moral dengan agama kepercayaan terhadap Tuhan, karena sumber moral pada anak-anak berawal dari pengenalan dirinya dengan Tuhan.

G. Program Layanan Bimbingan dan Konseling

Program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

1. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

2. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

3. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

4. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian, merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.Disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

H. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Program BK

Sampai saat ini jarang ada SD yang memiliki petugas bimbingan yang khusus / tersendiri, maka tugas program bimbingan dilaksanakan oleh guru kelas yang sekaligus menjadi tenaga pengajar. Dengan kondisi seperti ini guru dapat memadukan progam layanan bimbingan dan KBM. Walaupun demikian program bimbingan di sekolah membutuhkan kemampuan dan dukungan managerial, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Aspek Program, bertolak dari kebutuhan dan masalah yang ada di sekolah

Program bimbingan di SD berawal dari kebutuhan siswa dan masalah nyata yang terjadi di sekolah. Program bimbingan ini mempunyai ciri khas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di SD tersebut. Menurut Dinkmeyer and Caldwell (dalam Ahman, 1998) ada beberapa faktor yang membedakan antara bimbingan di SD dengan sekolah menengah, yaitu :

a. Bimbingan di SD lebih menekankan peranan guru dalam fungsi bimbingan.

b. Fokus pada bimbingan di SD lebih menekankan pada pengembangan pengembangan diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang lain.

c. Bimbingan di SD lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di SD.

d. Bimbingan di SD hendaknya memahami kehidupan anak secara unik.

e. Program bimbingan di SD hendaknya peduli terhadap kebutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta memahami kelebihan serta kekurangan diri.

f. Program bimbingan di SD hendaknya meyakini bahwa usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.

2. Aspek ketenagaan Guru Sd mempunyai tugas ganda, sebagai pengajar yang memiliki seperangkat target kurikulum yang harus dicapai. Sebagai pembimbing yang memiliki program bimbingan yang harus dilaksanakan juga. Guru kelas dipandang sebagai personil yang paling melaksanakan layanan bimbingan maka dari itu guru harus memiliki pemahaman yang tepat untuk melaksanakan bimbingan.

3. Aspek prosedur / teknik Yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan prosedur / teknik perlu adanya keterpaduan antara pendekatan dan teknik instruksional dan transaksional. Jadi hendaknya guru dapat menerapkan layanan bimbingan melalui kbm. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dan dapat memadukan layanan bimbingan ke dalam kbm, seperti melalui pengelompokkan belajar, permainan, tugas kelompok, dsb.

Da lam penelitian yang dilaksanakan Ni‟mah(2000) di kelas rendah SD, dapat diterapkan layanan bimbingan sosial – pribadi melalui KBM, dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok, dan permainan murid dibantu belajar menyesuaikan diri dengan teman, bekerjasama, berbagi tugas, dan belajar tampil untuk ke depan kelas.

4. Daya dukung lingkungan Program layanan bimbingan di SD akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan jika di dukung oleh pihak yang terlibat dalam sistem sekolah. Layanan bimbingan perlu bantuan dan dukungan managerial, sosial, sarana fisik.

5. Organisasi dan Administrasi Bimbingan di SD Organisasi bimbingan dalam arti luas dapat diartikan sebagai usaha penyelenggaraan program bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai program bimbingan perlu adanya organisasi bimbingan dengan memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut :

a. Program bimbingan hendaknya diorganisasikan sesuai situasi dan kebutuhan setempat.

b. Layanan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan program pendidikan sekolah.

c. Diperlukan kerjasama antara personal sekolah dalam pelaksanaan organisasi bimbingan.

d. Penanggung jawab organisasi bimbingan adalah kepala sekolah.

e. Program bimbingan harus diorganisasikan dengan baik agar seluruh personal yang ada di sekolah, dan masyarakat dapat bekerjasama dengan baik.

f. Organisasi bimbingan di SD disesuaikan dengan personil yang

ada, keadaan murid dan sarana dan prasarana.

6. Uraian tugas personil

1) Kepala Sekolah Fungsi dan peranan kepala sekolah :

a. Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan.

b. Menyediakan tenaga, sarana dan fasilitas yang diperlukan.

c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan.

d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak lanjut.

e. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan.

2) Guru kelas / pembimbing Sebagai pelaksana dalam program bimbingan, guru kelas mempunyai tugas yaitu :

a. Merencanakan dan membuat program bimbingan.

b. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.

c. Melakukan kerjasama dengan orang tua murid dalam memberikan layanan bimbingan kepada murid.

d. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan pada mata pelajaran masing – masing.

e. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan.

f. Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan.

g. Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penilaian.

h. Membantu siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler.

3) Guru mata pelajaran

a. Melaksanakan layanan bimbingan melalui kegiatan belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Berkonsultasi dengan guru kelas / guru pembimbing dalam hal masalah – masalah yang berkaitan dengan bimbingan.

c. Bekerjasama dengan guru kelas / guru pembimbing dalam hal

pengembangan program bersama / terpadu.

7. Pengawasan Pengawasan dilakukan baik secara teknis maupun administratif. Fungsi pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD. Pengawasan dilaksanakan oleh dinas terkait secara berjenjang. Tingkat kecamatan dilakukan oleh pengawas TK / SD Dinas Pendidikan Kecamatan setempat.

8. Sarana dan Prasarana

a. Data pengumpul data Pedoman obsevasi, angket, catatan anekdot, pedoman wawancara, tes hasil belajar, sosiometri, daftar cek, skala penilaian, biografi dan otobiografi.

b. Alat penyimpan data Bentuknya seperti buku pribadi, kartu pribadi, dan map.

c. Kelengkapan penunjang teknik Data informasi, paket bimbingan dan alat bantu bimbingan.

d. Perlengkapan administrasi Alat –alat tulis, format satuan layanan dan kegiatan pendukung serta blangko laporan kegiatan, blangko surat, kartu konsultasi, kartu kasus, blangko konferensi kasus dan agenda surat.

e. Sarana penunjang Seperti ruangan bimbingan, apabila tidak ada dapat digunakan ruang kantor / guru atau runag kelas. Kondisi idealnya ruang bimbingan dilengkapi dengan ruang konsultasi, ruang tamu, ruang dokumentasi dan ruang diskusi.

f. Dana Dana digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana, perlewngakapa administratif, kunjungan rumah, penyusunan laporan kegiatan, transportasi dan lain –lain.

g. Kerjasama Kerjasama antara orang tua murid dengan guru. Guru dengan lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pendidikan.

I. Upaya Guru Sekolah Dasar selaku Pembimbing

Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku pembimbing untuk mewujudkan Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu siswa Upaya yang perlu dilakukan guru SD selaku pembimbing untuk mewujudkan Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah antara lain ditentukan oleh ketepatan pemahaman guru terhadap perkembangan siswa. Pemahaman terhadap perkembangan siswa tersebut dapat menjadi dasar bagi pengembangan strategi dan proses pembelajaran yang membantu siswa