LATIHAN MELAKSANAKAN TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK ANTARA LAIN MELALUI TES, OBSERASI, WAWANCARA, STUDI DOKUMEN, AUTOBIORAFI, DAN SOSIOMETRI

BAB V LATIHAN MELAKSANAKAN TEKNIK MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK ANTARA LAIN MELALUI TES, OBSERASI, WAWANCARA, STUDI DOKUMEN, AUTOBIORAFI, DAN SOSIOMETRI

A. Teknik Memahami Perkembangan Anak

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu

Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu,perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

metode.

Teknik memahami perkembangan anak merupakan suatu cara yang dilakukan dalam rangka memahami suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif pada diri anak.

B. Macam-Macam Teknik Memahami Perkembangan Anak

1. Teknik Tes

a. Pengertian Teknik Tes Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mengetahui karakter peseta didik. Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala angka atau sistem kategori. Selain itu tes mengandung pengertian alat untuk menentukan atau menguji sesuatu.

b. Tujuan Teknik Tes Teknik tes memiliki beberapa tujuan diantaranya:

1. Menilai kemampuan belajar murid

2. Memberikan bimbingan belajar kepada murid

3. Mengecek kemampuan belajar

4. Memahami kesulitan-kesulitan belajar

5. Menilai efektivitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone; 1971:235).

2. Teknik Observasi

a. Pengertian Teknik Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi itu sendiri juga mempunyai pengertian yang sempit dan juga pengertian yang luas. Dalam arti sempit observasi berarti mengamati secara langsung terhadap gejala yang ingin diselidiki. Sedangkan observasi dalam arti luas berarti mengamati secara langsung dan tidak langsung terhadap ejala-gejala yang diselidiki. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa observsi adalah proses mengamati tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu. Situasi yang dimaksud bisa berupa situasi sebenarnya (alamiah) dan bisa situasi yang sengaja diciptakan (eksperimental). Alat pengumpul data yang bisa dipergunakan dalam melakukan observasi ialah dengan menggunakan catatan anekdot atau lebih populer disebut blanko observasi. Blanko observasi dapat digunakan oleh pembimbing sebagai alat bantu daam mencatat dan mendeskripsikan tingkah laku siswa yang sedang diamati. Hal yang peru diperhatikan oleh pembimbing ialah mencatat hanya apa yang nyata-nyata terjadi dan tidak mencampuradukkan dengan berbagai komentar atau interpretasinya terhadap tingkah laku siswa yang diamatinya.

b. Ciri-Ciri Observasi

1. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.

2. Direncanakan secara sisematis.

3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.

4. Perlu diperiksa ketelitiannya.

c. Fungsi Observasi Dalam Konseling Dalam proses hubungan konseling, konselor bertatap muka dengan klien (siswa). Dalam hubungan ini biasanya dipergunakan secara bersamaan dua teknik yakni observasi dan interview. Informasi- informasi tentang diri klien didapatkan melalui klien melalui interview dengan klien itu sendiri, atau juga berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang lain yang secara langsung mengenai diri klien. Informasi-informasi yang diungkapkan itu tidak saja berupa apa yan dikatakannya dan diperbuat, tetapi juga dari cara bagaimana mengungkapkannya serta melakukannya. Jadi, daptlah dikatakan bahwa fungsi dari observasi dalam kaitannya dengan konseling di samping untuk memperoleh gambaran dan pengetahuan serta pemahaman menenai diri klien, juga berfungsi untuk menunjang dan melengkapi bahan-bahan yang diperoleh melalui interview (wawancara).

c. Jenis-Jenis Teknik Observasi Para ahli sering megelompokkan jenis-jenis observasi sesuai

dengan tujuan dan lapangannya. Marie Jahoda dkk., dalam bukunya yang berjudul: “ Research Methods in Social Relation ” (1957), mengelompokkan teknik obsevasi atas tiga macam, yaitu: “ Participant

observation, systematic observation, an observation in standardized experimental or test situation.”

1. Observasi partisipasi umunya dipergunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut 1. Observasi partisipasi umunya dipergunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Suatu observasi disebut

2. Observasi sistematis yaitu observasi yang direncanakan dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan item-item yang menggambarkan tingkah laku observan (murid yang diobservasi).

3. Observasi eksperimental ialah suatu observasi yang memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observer tidak mengetahui maksud diadakannya observasi, (2) dibuat variasi situasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu, (3) observasi dihadapkan pada situasi yang beragam, (4) situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja, (5) faktor-faktor yang tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol secermat mungkin, dan (6) segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti dan cermat.

4. Observasi sehari-hari yaitu observasi yang tidak direncanakan dengan seksama, karena pengamatan ini dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman dan dilaksanakannya secara inseidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol atau menyimpang. Contoh : Guru mengamati perilaku murid pada saat mengikuti pelajaran sehari-hari.

5. Observasi Non-partisipatif yaitu observasi dimana observer tidak turut atau berada dalam situasi kegiatan siswa. Contoh : Guru mengamati tingkah laku seorang siswa yang sedang belajar dengan guru lain.

d. Kelebihan Observasi

1. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat dipergunakan untuk memperhatikan berbagai gejala tingkah laku murid.

2. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting.

3. Observasi baik sekali untuk digunakan sebagai teknik untuk

melengkapi data yang diperoleh dari teknik lain.

4. Dalam observasi pengumpul data tidak perlu mempergunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang ditelaah.

e. Kelemahan Observasi

1. Banyak hal-hal yang tidak dapat diamati dengan observasi langsung.

2. Apabila objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamati cenderung melakukan kegiatannya dibuat-buat.

3. Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi

4. Observasi banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol. Para guru di sekolah dapat menggunakan teknik observasi ini dengan berbagai tujuan, seperti untuk mengetahui : aktivitas dan perhatian yang dilakukan para murid pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, melakukan Olah Raga, istirahat, bermani, dan lain-lain.

f. Alat Pembantu Observasi Alat pencatat observasi acap kali disebut pedoman observasi, perlu dipersiapkan sebelumnya dengan sebaik-baiknya. Pedoman observasi dimaksud, banyak sekali manfaatnya dalam membantu konselor mencatat hal-hal yang diobservasi. Beberapa alat pembantu observasi yaitu:

1. Catatan Anekdot Catatan anekdot adalah menggambarkan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam situasi seperti adanya. Gambaran ini diambil secara sistematis dan diharapkan tidak bercampur baur dengan berbagai macam interpretasi, walaupun dalam 1. Catatan Anekdot Catatan anekdot adalah menggambarkan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam situasi seperti adanya. Gambaran ini diambil secara sistematis dan diharapkan tidak bercampur baur dengan berbagai macam interpretasi, walaupun dalam

a. Catatan anekdot tipe deskriptif Catatan anekdot tipe deskriptif adalah suatu catatan anekdot yang menggambarkan tingkah laku yang terjadi tanpa dibarengi oleh komentar atau interpretasi konselor.

b. Catatan anekdot tipe interpretatif Catatan anekdot interpretatif adalah suatu catatan anekdot yang menggambarkan tingkah laku nyata terjadi tanpa disertai interpretasi konselor terhadap tingkah laku tersebut.

c. Catatan anekdot tipe evaluatif Catatan anekdot tipe eva,uati adalah suatu catatan anekdot yang mendeskripsikan tingkah laku dan dapat dipergunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan tingkah laku klien yang bersangkutan.

2. Daftar Cek

a. Pengertian daftar cek Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku maupun kegiatan individu yang sedang diamati. Jadi, yang dimaksud dengan daftar cek adalah suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki atau diamati.

b. Fungsi daftar cek Fungsi daftar cek dalam rangka observasi yang berkaitan dengan proses hubungan konseing adalah sebagai alat pencatat hasil observasi situasi, tingkah laku, ataupun kegiatan individu yang diamati.

c. Manfaat daftar cek Daftar cek bermanfaat untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil dari c. Manfaat daftar cek Daftar cek bermanfaat untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil dari

d. Karakteristik daftar cek yang baik. Karakteristik daftar cek yang baik ialah suatu daftar cek yang dapat berfungsi sebagai suatu alat pencatat yang baik dari hasil observasi, apabila memiliki karateristik berikut: (1) direncanakan secara sistematais, (2) sesuai dengan yang ingin dicapai atau yang dirumuskan terlebh dahulu, (3) berupa format yang efisien dan efektif, (4) dapat diperiksa validitas, reliabilitas, dan ketepatannya, (5) hasil pengecekan diolah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (6) bersiat kuantitatif.

f. Tahapan-Tahapan dalam Pelaksanaan Observasi Tahapan observasi secara umum dapat dilakukan sebagaimana dipaparkan dibawah ini, namun tidak semua harus dilalui, sebab itu sangat tergantung pada tujuan observasi, situasi observasi, maupun metode yang kita gunakan. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan observasi, atau tujuan penelitian yang

akan dilakukan dengan observasi.

2. Menentukan perilaku yang akan diobservasi, apakah seluruh peristiwa, atau hanya sebagian peristiwa, atau kita batasi hanya satu perilaku tertentu saja.

3. Mendefinisikan perilaku yang akan diamati, pengertian yang jelas batas-batasnya atau yang disesuaikan dengan teori. (Kalau banya teori, boleh menggunakan satu saja).

4. Menjabarkan pengertian perilaku atau konstruk psikologi yang akan diobservasi dalam satuan indikator yang lebih mudah untuk diamati.

5. Menentukan metode observasi yang akan digunakan (apakah dengan intervensi atau tanpa intervensi). Jika dengan intervensi, apakah menggunakan metode partisipan, sistematik, atau eksperimen.

6. Menentukan situasi atau setting observasi (meliputi skenario apabila menggunakan observasi dengan intervensi) waktu, durasi orang-orang yang terlibat, dan sebagainya. (Kalau setting alamiah biarkan saja).

7. Menentukan jumlah observer apabila akan digunakan

observasi dengan observer lebih dari 1.

8. Menentukan teknik pencatatan, dengan check list, anecdotal record, narrative recording, interval recording, rating scale, dan lain-lain.

9. Menyusun panduan observasi, agar observasi berjalan standar, meskipun dilakukan beberapa kali atau oleh orang yang berbeda.

10. Membuat format pencatatan, dimana dalam pembuatannya dapat menggunakan salah satu metode penggabungan beberapa metode, atau modifikasi beberapa teknik pencatatan.

11. Mengadakan pengarahan pada para observer (apabila observer lebih dari satu) agar maksud observasi “dipahami sama” oleh semua observer.

12. Mengestimasi reliabilitas dan validitas observasi.

13. Menginterpretasikan hasil observasi dan menyusun laporan

observasi.

3. Teknik Wawancara

a. Pengertian Wawancara Wawancara ialah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara interviewer (penanya) dengan interviewee (penjawab=responden). Atau dengan kata lain dalam a. Pengertian Wawancara Wawancara ialah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara interviewer (penanya) dengan interviewee (penjawab=responden). Atau dengan kata lain dalam

b. Kelebihan Wawancara Teknik wawancara memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

1. Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid.

2. Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.

3. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.

4. Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

c. Kelemahan Wawancara

1. Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.

2. Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.

3. Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.

d. Pertimbangan yang perlu dilakukan selama wawancara

1. Pewawancara hendaknya memberi kesempatan yang luas kepada yang diwawancarai untuk mengemukakaan pendapat dan pandangannya.

2. Pewawancara hendaknya tidak menggunakan hanya satu pola untuk mendapatkan keterangan yang mungkin sudah terstruktur menurut bentuk tertentu. Sebaiknya pola pertanyaan itu bervariasi dari seorang individu ke individu lain.

3. Pewawancara hendaklah berusaha menghindari diri dari kecenderungan untuk berbicara terlalu banyak dan harus berusaha mendengarkan dengan sebaik-baiknya keterangan yang 3. Pewawancara hendaklah berusaha menghindari diri dari kecenderungan untuk berbicara terlalu banyak dan harus berusaha mendengarkan dengan sebaik-baiknya keterangan yang

e. Langkah-Langkah Melakukan Wawancara

1. Menetapkan tujuan wawancara Sebelum wawancara dilakukan, perlu ditetapkan tujuan wawancara. Penetapan tujuan ini dilakukan agar pertanyaan yang kalian ajukan kepada narasumber bisa terarah pada informasi yang kita butuhkan sehingga wawancara akan berhasil.

2. Menyiapkan daftar pertanyaan Berikut

penyusunan daftar pertanyaan dalam wawancara:

adalah

petunjuk

a. Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara.

b. Upayakan satu pertanyaan untuk menggali satu informasi.

c. Kalimat tanya disusun dengan singkat dan jelas.

d. Daftar pertanyaan dibicarakan dulu dengan orang yang lebih mengerti.

3. Melakukan wawancara Proses melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan. Meskipun tahapan itu bukan merupakan tahapan baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi pemandu kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.

a. Pendahuluan

Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai. Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber.

b. Pembukaan Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat.

c. Inti

Ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi.

d. Penutup Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai.

4. Melaporkan hasil wawancara Hasil

bentuk laporan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan hasil wawancara.

a. Perhatikan kaidah penulisan laporan.

b. Jangan mencampuri hasil wawancara dengan pendapat sendiri.

c. Pilihlah data yang relevan dengan permasalahan.

d. Jaga nama baik narasumber dan bila perlu jaga kerahasiaan identitas narasumber.

f. Contoh Format Wawancara Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara, formatnya dapat dilihat sebagai berikut :

Nama SD : ..................... Alamat : ..................... Pedoman Wawancara

1. Wawancara ke :

2. Waktu wawancara :

3. Tempat wawancara :

4. Masalah :

5. Responden :

6. Jalannya wawancara : No

Pertanyaan

Jawaban

7. Kesimpulan wawancara : ............................................................................................................ ........................................................................................................... ............................................................................................................ ............................................................................................................ ..........................................................................

4. Teknik Studi Dokumen

a. Pengertian Studi Dokumen Studi dokumen adalah salah satu cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai sumber data. Cara penumpulan data dengan menggunakan dokumen sebagai sumber data berkaitan dengan proses hubungan konseling klinikal disini dapat berupa: (1) buku rapor, (2) buku induk murid (legger), (3) catatan kesehatan siswa, dan (4) rekaman.

Buku rapor adalah buku laporan pendidikan murid yang berisikan nilai-nilai hasil pendidikan yang telah tercapai oleh seorang anak selama dalam catur wulan. Buku induk murid (legger) adalah suatu catatan atau buku yan berisikan hal ihwal setiap murid dari tahun ke tahun mengenai: nomor induk/nomor pokok murid, identitas murid (nama, temapt,/tangal lahir, alamat rumah dan alamat tempat tinggal, asal SD/SMP, dan sebagainya), identitas orang tua (nama orang tua baik ayah maupun ibu, pekerjaan orang tua, pendidikan, alat rumah, alat bekerja, dan sebagainya). Catatan kesehattan siswa ialah suatu catatan yang berisikan tentang aspek-aspek kesehtan seperti: Buku rapor adalah buku laporan pendidikan murid yang berisikan nilai-nilai hasil pendidikan yang telah tercapai oleh seorang anak selama dalam catur wulan. Buku induk murid (legger) adalah suatu catatan atau buku yan berisikan hal ihwal setiap murid dari tahun ke tahun mengenai: nomor induk/nomor pokok murid, identitas murid (nama, temapt,/tangal lahir, alamat rumah dan alamat tempat tinggal, asal SD/SMP, dan sebagainya), identitas orang tua (nama orang tua baik ayah maupun ibu, pekerjaan orang tua, pendidikan, alat rumah, alat bekerja, dan sebagainya). Catatan kesehattan siswa ialah suatu catatan yang berisikan tentang aspek-aspek kesehtan seperti:

Peranan ranking pada saat ini mutlak harus dicantumkan dalam rapor siswa SMA, hal ini disebabkan diadakan PMDK secara menyeluruh bagi siswa-siswa Kelas XII nilai-nilai dari Kelas X sampai XI, ranking masing-masing siswa untuk tiap-tiap semesteran dimasukkan dalam penelususran tersebut. Dengan demikian, peranan nilai rapor dan ranking mempunyai tempat yang penting dd\alam menentukan arah pilih studi sambungan (lanjutan) bagi setiap siswa.

5. Teknik Autobiografi

a. Pengertian Autobiografi . Autobiografi adalah tulisan mengenai gambaran tentang kejadian- kejadian yang dialami oleh seseorang dalam hidupnya yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadinya yang ditulis oleh individu itu sendiri. Jadi Autobiografi merupakan biografi yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan. Autobiografi adalah alat pengumpul data untuk mengetahui riwayat hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir hidupnya.

b. Kelebihan Autobiografi

1. Merupakan teknik proyeksi yang banyak mengungkap tentang kehidupan batin klien.

2. Bagi konselor yang mendapat latihan khusus, akan mudah mendapatkan gambaran jiwa klien secara keseluruhan.

3. Melalui teknik ini akan diperoleh pengertian tentang filsafat hidup seseorang, pandangan-pandangannya, cita-citanya, dsb.

4. Gambaran mengenai aspek-aspek yang penting dalam hidup

klien sangat berguna bagi konselor atau guru.

5. Riwayat hidup juga berguna bagi klien sendiri yaitu dalam melukiskan perasaannya, tingkah lakunya sehingga ia lebih mengenal dirinya.

6. Kadang-kadang dengan menulis riwayat dapat merupakan alat untuk melegakan perasaan ( katarsis).

c. Kekurangan Autobiografi

1. Harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan data yang berasal dari sumber lain.

2. Penulisan riwayat hidup sangat tergantung pada kemampuan dan kecakapan individu dalam menulisnya.

3. Dibutuhkan kemampuan dan latihan serta pengalaman yang cukup matang bagi seorang konselor untuk menegrti atau memahami persoalan yang ada dibalik kalimat yang dituliskan.

4. Riwayat hidup bersifat subyektif.

d. Tujuan Autobiografi Agar konselor dapat memahami keadaan perserta didik yang berhubungan dengan minat, cita-cita, riwayat penyakit, dan pengalaman hidup.juga mengungkap suatu kisah yang atau keterangan hidup perserta didik yang bersumber dari kisah nyata.

e. Fungsi Autobiografi

1. Memperoleh gambaran mengenai kejadian-kejadian penting dalam kehidupan individu.

2. Mengetahui reaksi-reaksi pribadi atau sikap pribadi terhadap kejadian-kejadian penting yang dihadapi individu dalam kehidupannya.

3. Memperoleh data mengenai individu / pribadi murid dan lingkungan hidupnya.

f. Obyek yang dipahami. Obyek yang dipahami dalam penulisan Autobiografi:

1. Keterangan tentang diri:

a) Nama lengkap, nama panggilan

b) Tempat, tanggal lahir

c) Alamat asal

d) Tempat tinggal sekarang

2. Saya dan keluarga:

a) Anda anak keberapa?

b) Apakah anda hidup dengan keluarga ? Jika tidak,

mengapa ?

c) Nama, umur dan pekerjaan orang tua

d) Nama, umur dan pekerjaan saudara-saudara anda

e) Kebiasaan, bakat, minat dari keluarga anda

f) Bahasa yang biasa dipergunakan.

g) Terangkan hal-hal yang masih diingat sebelum masuk Sekolah Dasar minat, teman bermain, kepandaian- kepandaian dan pengalaman yang luar biasa.

3. Riwayat kesehatan

a) Tinggi dan berat badan

b) Penglihatan dan pendengaran

c) Penyakit yang paling berat yang anda derita dalam hidup, dimana, kapan, mengapa dan berobat kepada siapa

d) Pernahkan anda ditimpa kecelakaan, jenis apa, kapan,

dan apa akibatnya.

4. Riwayat Pendidikan

a) Tuliskan sekolah yang pernah anda masuki, namanya, dimana, kapan masuk dan keluarnya.

b) Pernahkan anda tinggal kelas, di kelas berapa, di

sekolah apa dan mengapa.

c) Sebutkan mata pelajaran yang anda sukai dan yang kurang anda sukai pada masing-masing sekolah yang anda masuki.

d) Sebutkan kegiatan ekstra kurikuler yang anda sukai

pada masing-masing sekolah.

e) Sebutkan dan jelaskan pengalaman yang paling berkesan bagi anda di setiap sekolah.

f) Apakah rencana anda setelah tamat dari sekolah.

5. Rekreasi dan pengisian waktu luang.

a) Apakah hobi anda ?

b) Apakah anda seorang kolektor ? Jika ya, jelaskan kegiatan anda yang berhubungan dengan hal itu.

c) Apakah anda berpartisipasi dalam kegiatan olah raga

atau organisasi?

d) Sebutkan dan jelaskan bacaan dan film yang anda

senangi.

6. Pribadi saya:

a) Ciri jasmani anda

b) Apakah anda mudah bergaul dengan orang lain

c) Apakah anda lebih suka sendirian atau bersama orang

lain.

d) Apakah anda terkenal diantara teman anda?

e) Apakah anda merasa bahagia dari sebagian waktu yang

anda miliki.

f) Apakah filsafat hidup anda?

g) Apakah anda mempunyai bakat khusus, bagaimana rencana anda untuk mengembangkannya? g) Apakah anda mempunyai bakat khusus, bagaimana rencana anda untuk mengembangkannya?

1. Buku Buku merupakan alat atau media yang dapat dipergunakan untuk menulis Autobiografi. Dengan mengunakan buku, penulis dapat menuangkan segala bentuk pengalaman pribadi atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya.

2. Internet Selain buku, sekarang banyak orang merambah ke dunia intermet untuk menulis autobiografinya. Biasanya mereka menulis di blog, dengan demikian maka setiap orang dapat mengakses tentang autobiografi penulis hanya dengan membuka alamat webnya.

h. Jenis-jenis Autobiografi

bentuk (Wibowo, 1984:63), yaitu Autobiografi yang berstruktur dan Autobiografi yang tidak berstruktur.

Autobiografi mempunyai

dua

1. Autobiografi berstruktur Autobiografi berstruktur yaitu Autobiografi yang dalam penulisannya menurut garis-garis besar yang telah ditentukan lebih dahulu. Konselor memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara menulisnya dan disesuaikan dengan keadaan masing-masing penulis/siswa, membuat hal-hal yang menarik, tidak terlalu sukar dan telah biasa dikenal oleh siswa. Sebab dengan demikian akan dapat mendorong siswa untuk lebih detil dalam menceriterakan dan menuliskan dirinya.Biasanya pertanyaan atau pernyataan yang sederhana dan bersifat pribadi lebih menarik siswa untuk menuliskannya.

Misalnya :

Kegiatanku pada waktu libur semester. Bagaimana saya dapat memecahkan masalah saya? Pergaulan saya sehari-hari dengan teman sekelas. Pengalaman hidupku yang paling mengesankan.

2. Autobiografi tidak berstruktur

Autobiografi tidak berstruktur adalah Autobiografi yang disusun bukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan

khusus yang telah ditentukan. Dasar pandangan teknik ini adalah siswa-siswa dapat lebih banyak mengungkapkan dirinya sendiri atas dorongan kemampuannya sendiri.

i. Dilihat dari isinya Autobiografi dibedakan menjadi 2:

1. Autobiografi perjalanan hidup isinya berupa perjalanan hidup seseorang lengkap atau bagian paling berkesan.

2. Autobiografi perjalanan karier isinya berupa perjalanan klarier seseorang dari awal karier hingga karier terbaru, atau perjalanan karier dalam mencapai sukses tertentu.

Jika teknik Autobiografi ini hendak dipergunakan untuk memahami individu, maka konselor sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Harus ada kepastian bahwa membuat autobiografi mempunyai manfaat membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi sesuai dengan taraf perkembangannya, jenis masalah, dan keterampilan siswa dalam mengarang (mengekspresikan isi hati dan perasaannya).

2. Siswa tidak boleh dipaksakan untuk membuat autobiografi. Konselor harus lebih dahulu menjelaskan tujuan penulisan autobiografi, yaitu untuk mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik.

3. Konselor harus memberikan beberapa petunjuk mengenai cara menulis autobiografi, misalnya urutan kejadian yang sangat penting dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan.

4. Penulisan autobiografi bukanlah dimaksudkan untuk membenarkan semua sejarah hidup sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya, tetapi dapat diambil judul yang sangat berkenan bagi siswa.

5. Dalam menganalisis dan menginterpretasi data autobiografi hendaklah mencari hal-hal yang relevan dan harus mengingat keterbatasan dari teknik ini.

j. Cara Pelaksanaan Autobiografi

1. Pertama kanali dulu siapa kita, disini dapat dieksplorasi dari bentuk fisik kita, seperti bentuk badan, bentuk hidung, bentuk mata, bentuk alis warna rambut dan lain-lain. Ini penting untuk memberikan gambaran tentang diri kita kepada pembaca.

2. Kedua tuliskan tentang asal usul kita. Seperti kedua orang tua, tempat tanggal lahir, alamat, jumlah saudara, anak keberapa dari berapa saudara.

3. Ketiga ceritakan tentang kehidupan masa kecil kita.

4. Keempat ceritakan tentang riwayat sekolah kita

5. Kelima ceritakan tentang riwayat kesehatan kita

6. Keenam ceritakan bagaimana kehidupan kita menuju dewasa.

k. Analisis Hasil. Langkah – langkah analisis data Autobiografi:

1. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lansia. Yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.

2. Membaca keseluruhan kisah kemudian diredusi kemudian diberi kode.

3. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencai epipani dari kisah tersebut.

4. Peneliti juga melihat stuktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial dalam kelompok, budaya, ideologi,dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.

5. Riwayat hidup responden ditulis dalam bentuk narasi yang berfokus dalam proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

6. Teknik Sosiometri

a. Pengertian Teknik Sosiometri Sosiometri adalah metode pengumpulan data tentang pola dan struktur sosial individu-individu dalam suatu kelompok, dengan cara menelaah relasi sosial, status sosial. Maka dengan sosiometri kita bisa mengetahui dinamika kelompok, popularitas individu dalam sebuah kelompok dan kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok. Teori ini dikemukakan oleh Mareno, yang bertujuan untuk meneliti saling berhubungan antar anggota kelompok dalam suatu kelompok. Hasil sosiometri ini biasanya berwujud sosiogram.

b. Kegunaan Teknik Sosiometri

1. Memperbaiki hubungan sosial individu dalam kelompok.

2. Mengatur tempat duduk dalam kelas.

3. Menentukan keanggotaan kelompok kerja.

4. Meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok.

5. Menemukan norma-norma pergaulan yang diinginkan dalam kelompok tertentu.

6. Mengenali kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.

c. Macam-Macam Tes Sosiometri

1. Tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan keiatan tertentu ( criterium ) bersama-sama dengan teman-teman yan dipilih.

2. Tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umunya. Tes sosiometri jenis pertama paling sering digunakan d institusi-institusi pendidikan dengan tujuan meningkatkan jaringan hubungan sosial dalam kelompok, sedangkan jenis yang kedua jarang digunakan, dan inipun untuk mengetahui jaringan hubungan sosial pada umunya saja.

d. Hal yang perlu diingat dalam melancarkan sosiometri :

1. Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok.

2. Petunjuk diberikan dengan jelas.

3. Penjelasan maksud pelancaran sosiometri.

4. Sosiometri hendaknya diselanggarakan dalam kondisi dimana siswa tidak saling mengetahui jawabanya.

5. Menjaga kerahasiaan pilihan maupun hasil.

6. Individu harus saling mengenal.

e. Tahap-Tahap Melakukan Sosiometri

1. Persiapan

a) Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.

b) Memberikan informasi-informasi atau keterangan- keterangan tentang tujuan dan teknik pelaksanaan sosiometri.

c) Mempersiapkan angket sosiometri, angket sosiometri yang dimaksud disini ialah suatu alat yang dipergunakan untuk mendapat materi sosiometri dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi siapa yang dipilih (disenangi) dari siapa yang ditolak (tidak disenangi) dari anggota kelompoknya. Daftar yang dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri ini dinamakan angket sosiometri.

2. Pelaksanaan

a) Membagikan dan mengisi angket sosiometri.

b) Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket itu sudah sesuai dengan yang dijelaskan.

3. Penutup

a) Memeriksa hasil angket sosiometri.

b) Mengadakan tabulasi dalam bentuk tabel.

c) Membuat sosiogram.

d) Menafsirkan

hubungan-hubungan sosialsiswa

berdasarkan sosiogram.

e) Membuat indeks pemilihan.

f) Membuat laporan sosiometri.

f. Macam-Macam Tipe Penilaian Sosiometri

1. Sosiometri Tipe Normatif

Dalam tipe ini setiap individu dalam kelompok ditanyai, siapa-siapa kawan yan disenangi/tidak Dalam tipe ini setiap individu dalam kelompok ditanyai, siapa-siapa kawan yan disenangi/tidak

2. Sosiometri Tipe Skala Bertingkat

Dalam tipe ini disediakan sejumlah statement yang disusun secara bertingkat, yaitu dari statement yang menyatakan hubungan yang paling dekat, sampai dengan statement yang menyatakan hubungan yang paling jauh. Dalam setiap statement kepada individu diminta untuk mengisi nama salah seorang temannya yang hubungannya sesuai dengan yang dinyatakan tersebut.

3. Sosiometri Tipe Siapa Dia

Dalam tipe ini disediakan sejumlah sttatement tentang sifat-sifat individu. Sebagian dari statement- statement tersebut mengungkapakan sifat yang positif dan sebagian lagi mengungkapkan sifat yang negatif. Kepada masing-masing anggota kelompok diminta memilih kawan-kawannya yang mempunyai sifat yang cocok dengan yang diungkapkan oleh statement tersebut.

g. Contoh dan Matriks Berikut ini akan dikemukakan subuah contoh (terlampir)

teknik sosiometri dari kelompok mahasiswa PGSD Semester 3 Rombel 06 yang terdiri atas 36 orang. Kepada masing-masing siswa diminta untuk memilih tiga orang teman yang paling disenangi untuk diajak kegiatan kelompok atau belajar bersama. Berdasarkan isian angket sosiometri tersebut menunjukkan hasil teknik sosiometri dari kelompok mahasiswa PGSD Semester 3 Rombel 06 yang terdiri atas 36 orang. Kepada masing-masing siswa diminta untuk memilih tiga orang teman yang paling disenangi untuk diajak kegiatan kelompok atau belajar bersama. Berdasarkan isian angket sosiometri tersebut menunjukkan hasil

Pilihan 1 sama dengan A, dengan poin tiga. Pilihan 2 sama dengan B, dengan poin dua. Pilihan 3 sama dengan C, dengan poin satu.

Akan tetapi untuk mengetahui hubungan individu yang saling pilih memilih dalam sosiometri tersebut diatas masih sukar. Maka dari itu untuk memperjelas arah pilih atau hubungan individu yang saling pilih memilih dibuatlah sosiogram.Dalam sosiogram yang disajikan dibawah ini, ada beberapa pengertian garis-garis dan simbol-simbol, yaitu:

=Laki-laki =Perempuan

Keterangan :

saling pilih-memilih

pilihan pertama

pilihan kedua

pilihan ketiga

A= terisolir B= populer

h. Bentuk Hubungan Sosiogram Apabila garis-garis penghubung itu dalam sosogram berbentuk suatu hubungan tertentu disebut dengan konfigurasi. Di bawah ini ada beberapa macam hubungan (konfigurasi), yaitu:

1. Hubungan sosial dengan intensitas yang cukup kuat berbentuk segitiga (triangle). Hubungan sosial di antara individu siswa yang menggambarkan segitiga, menunjukkan hubungan yang intim.

AA

2. Berbentuk bintang (Star) Apabila pusatnya A tidak ada atau tidak terlibat dalam kelompoknya, maka kelompok itu akan buyar atau bubar, karena itu bersifat kurang menyeluruh.

3. Hubungan sosial terpusat Hubungan sosial yang terpusat pada B seperti gambar dibawah ini menunjukkan tingkat popularitasnya dalam kelompok sosial

B merupakan pusat pilihan semua teman dalam kelompok tersebut:

4. Hubungan sosial yang intim

Hubungan sosial yang menampakkan intensitas keintiman yang lebih kuat. Antara A,B,C,D,dan E, terdapat keintiman yang kuat, di mana antara individu yang satu dengan individu yang lainnya saling memilih.

5. Hubungan yang berbentuk jala

Hubungan yang berbentuk jala ini pun mempunyai intensitas yang kuat, menyeluruh, dan hilangnya sesorang dalam kelompok tidak akan menyebabkan terjadinya perpecahan atau ambruknya suatu kelompok.

6. Hubungan berbentuk rantai Hubungan berbentuk rantai yang dimaksud disini, ialah suatu hubungan apakah bersifat serarah ataupun sepihak dan tidak menyeluruh, secara langsung hubungan yang sedemikian ini akan menyebabkan rapuhnya keadaan kelompok.

d. Analisis Indeks Pemilihan Yang dimaksud dengan indeks pemilihan ialah suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya atau kuat lemahnya pemilihan terhadap diri seseorang dalam interaksi kelompoknya. Dalam analisa ini akan diukur indeks status pemilihan dan status penolakan. Populer atau terisolirnya seseorang dapat diketahui dari besar kecilnya status pemilihan. Sedangkan penolakan d. Analisis Indeks Pemilihan Yang dimaksud dengan indeks pemilihan ialah suatu angka yang menunjukkan tinggi rendahnya atau kuat lemahnya pemilihan terhadap diri seseorang dalam interaksi kelompoknya. Dalam analisa ini akan diukur indeks status pemilihan dan status penolakan. Populer atau terisolirnya seseorang dapat diketahui dari besar kecilnya status pemilihan. Sedangkan penolakan

1. Status pemilih

Untuk menentukan status pemilih dipergunakan rumus sebagai berikut, misalnya seperti terlihat pada sosiogram di atas Fatma dipilih oleh 17 orang dari jumlah kelompok 36 orang, berapakah indeks status pemilih terhadap Fatma?

Rumus : Jumla hP emi lihP

PmF

Pm Fatma =

Keteranagan : N

= Jumlah anggota dalam kelompok.

Pm PA

= Indeks Status Pemilihan Paulus.

Indeks Pm

= 0 berarti tidak ada yang memilih (terisolir).

Indeks Pm

= 1 berarti semua anggota kelompok memilih (populer atau star).

Indeks pemilih = bergerak dari nol sampai dengan satu.

2. Status penolakan

Status penolakan dicari dengan mempergunakan rumus sebagai berikut. Misalnya Ana Ros (A) ditolak oleh

32 orang dalam kelompok yang berjumlah 36 orang maka indeks status penolak Ana Ros (A) adalah

Rumus :

Jumla hP eno la k

Pn A=

Keterangan: PnA = Indeks ststus penolakan Ana Ros. N

= Banyaknya anggota kelompok.

Pn

= 0 berarti tidak ada yang menolak.

Pn

= -1 berarti semua oarang menolak. Indeks penolakan bergerak dari -1 sampai dengan 0.

3. Status pemilihan dan penolakan

Status pemilihan dan penolakan, dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Misalnya, Ayu TW dipilh delapan orang dan ditolak dua puluh tujuh orang dalam kelompoknya yang berjumlah tiga puluh enam orang. Maka indeks pemilihan dan penolakan Ayu adalah:

Rumus :

Jumla hP emi lihAyu Jumla hP eno la kAyu