~ MENGATASI MASALAH HIDUP MELALUI AJARAN UNIVERSAL AL-QUR’AN

~ 28 ~ MENGATASI MASALAH HIDUP MELALUI AJARAN UNIVERSAL AL-QUR’AN

Munif Solikhan

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. al-Baqarah [2]: 185)

Mutiara Nasihat Seribu Bulan Berdasarkan ayat di atas, bila kita tafsirkan seraya

menyampaikan bahwa al-Qur’an diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan yang menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an turun sebagai mukjizat yang begitu besar karena mampu menuntun manusia dari jalan gelap gulita menuju cahaya terang—dari zaman jahiliyah menuju zaman yang beradab. Peristiwa turunya al-Qur’an menjadi momen sejarah bagi umat muslim, selain keduduknya sebagai mukjizat juga menjadi catatan amanat yang begitu besar karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Di mana momentum ini seluruh makhluk ciptaan Allah Swt bermunajat kepada-Nya.

Peristiwa turunnya al-Qur’an (nuzulul Qur’an) merupakan penegasan bahwa Muhammad SAW menjadi Rasul dan Nabi terakhir yang sangat dihormati oleh seluruh mahkluk ciptaan- Nya. Di era kekinian, al-Qur’an menjadi sumber kebenaran yang hakiki, banyak temuan-temuan ilmiah yang sejatinya sudah tercantum dalam ayat-ayat al-Qur’an. Selain itu, al- Qur’an menjadi kunci utama untuk meraih keimanan hakiki dihadapan Allah. Bahkan para ulama menegaskan bahwa ketika kita ingin meraih kesuksesan di dunia dan akhirat, perbanyaklah membaca, mempelajari, dan mengamalkan al- Qur’an.

Dalam posisi ini, al-Qur’an mengandung ajaran dan nilai universal yang mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi umat manusia. Dalam perkembangannya, para munfasir banyak melakukan kajian melalui tafsir dialogis yang memberikan solusi bagi permasalahan keumatan di setiap bangsa. Kedudukan ini dapat kita lihat dalam makna nuzulul Qur’an, di mana arti nuzul secara bahasa diam atau tinggal (al-hulul). Menurut az-Zarqani, penggunaan bahasa nuzul diartikan menjadi dua pengertian, yaitu tinggal di suatu

Kumpulan Kultum Ramadhan tempat (beristirahat di dalam tempat tertentu) dan turun

dari tempat tinggi ke yang lebih rendah. Dari dua pengertian ini, pantas bila al-Qur’an selalu menjadi kajian menarik yang banyak disajikan para munfassir. Sebab, al-Qur’an memiliki kedudukan tinggi yang sangat istimewa, sementara para munfasir berada dalam nuansa rendah tetapi memiliki kedudukan istimewa di hadapan Allah.

Dengan begitu, makna yang hakiki dari peristiwa ‘nuzulul Qur’an’ dalam momentum bulan suci ini sudah saatnya mampu menambahk keteguhan keimanan kita kepada Allah Swt. Di setiap hembusan nafas dan langkah kaki, al-Qur’an harus menjadi pedoman kita bersama. Jadilah manusia yang Qur’ani!

Bagaimana realitas hari ini? Di tengah hiruk-pikuk persoalan keumatan, masyarakat nampaknya sangat jauh dari al-Qur’an. Kondisi ini dapat kita lihat dalam berbagai kesempatan yang saat ini muncul dan menjadi viral di negeri ini. Fenomena hoax, caci maki kepada pemimpin, kebencian antar sesama, terorisme, gerakan makar, dan lain sebagainya, hal ini dapat diindikasikan bahwa umat muslim masih jauh dari al-Qur’an. Simbol-simbol masalah ini telah menjalar hampir di seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, melalui momentum bulan suci Ramadhan, sudah saatnya kita kembali memegang teguh al-Qur’an sebagai ways of life, agar kita senantiasa meraih kebahagiaan di dunia maupun akhirat kelak.

Pelajaran berharga atas turunnya al-Qur’an sudah semestinya menjadi sugesti kuat bagi umat Islam untuk terus membaca dan mengkajinya. Terlebih, di bulan suci Ramadhan yang merupakan bulan turunnya al-Qur’an. Oleh karenanya, kita sebagai umat di akhir zaman harus senantiasa

Mutiara Nasihat Seribu Bulan mendekatkan diri dengan Kittabullah. Di mana kita dituntut

untuk selalu mengerahkan segenap jiwa raga yang selalu tercurahkan kepada al-Qur’an ketika menghadapi persoalan hidup. Menjaga hati, pikiran, keimanan, dan pengetahuan harus senantiasa berpijak pada hukum yang bersumber dari al-Qur’an.

Melalui bulan suci Ramadhan ini tepat dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki dan meningkatkan hubungan kita dengan al-Qur’an. Ukuran kebaikan seseorang tergantung dengan tingkat interaksinya dengan al-Qur’an seperti yang dinyatakan dalam hadits Ibnu Mas’ud, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya’. Mempelajari dan mengajarkan di sini tidak terbatas dalam konteks bacaan, tetapi lebih dari itu—mempelajari dan mengajarkan nilai serta ajaran al-Qur’an secara utuh dan menyeluruh. Bahkan posisi dan kedudukan seseorang di dalam surga juga terkait erat dengan tingkat hubungannya dengan al-Qur’an. Semoga!

Kumpulan Kultum Ramadhan