~ MOMENTUM MELINDUNGI KELOMPOK RENTAN

~ 10 ~ MOMENTUM MELINDUNGI KELOMPOK RENTAN

Muhammad Izzul Haq

I slam merupakan agama yang sempurna, kehadirannya

melengkapi dan memperbaiki ajaran agama yang sudah ada sebelumnya. Di dalam Islam terkandung muatan nilai-nilai yang tidak hanya berdimensi personal-vertikal yang mengatur relasi makhluk dengan Sang Pencipta, tetapi juga muatan yang berdimensi sosial-horizontal yang memandu hubungan manusia dengan sesamanya.

Sebagai sebuah sistem sekaligus sumber nilai dan norma dalam berperilaku, Islam telah memberikan pondasi indah dalam membangun hubungan dengan kelompok lemah termasuk kelompok rentan, yaitu kelompok yang memiliki keterbatasan, kerawanan, dan yang bisa menghambat keberfungsian sosial. Kita bisa menyaksikan bagaimana Islam mengajarkan untuk menyantuni kaum fakir miskin, atau mereka yang memiliki kekurangan dan sebagainya. Dalam berbagai jenisnya, kelompok rentan bisa dilihat dari aspek kerentanan sumber daya (seperti fakir miskin), kerentanan akses dan kesempatan (seperti perempuan), kerentanan mobilitas (seperti difabel), termasuk kerentanan dari segi usia, yaitu anak-anak dan lanjut usia.

Kumpulan Kultum Ramadhan Di Indonesia, anak-anak dan lansia merupakan kelompok

rentan yang cukup dominan dalam postur kependudukan saat ini dan diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan Profil Anak Indonesia 2015 yang diterbitkan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada tahun 2014 penduduk Indonesia yang berumur 0-17 tahun mencapai 82,8 juta atau sebesar 32,9 persen dari keseluruhan penduduk yang berjumlah 252 juta. Apabila dilihat dari sudut pandang ketergantungan, maka sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia masih membutuhkan perlindungan, baik oleh keluarga, masyarakat, ataupun negara. Adapun untuk kelompok umur berikutnya, yaitu mereka yang berusia di atas 60 tahun atau lansia. Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan populasi lansia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia berada dalam kisaran18,1 juta jiwa (7,6% dari total jumlah penduduk). Namun hingga tahun 2014 jumlah penduduk lanjut usia 18,781 juta jiwa dan diproyeksikan tahun 2025 jumlahnya mencapai hingga 36 juta jiwa. Semakin meningkat bukan? Bagaimana dengan kondisi yang dialami oleh kelompok rentan tersebut?

Pelbagai berita di media sering muncul kabar kekerasan yang dialami oleh anak-anak, mulai dari pelecehan seksual, korban eksploitasi, trafficking, bullying dan sebagainya. Begitupun fenomena lansia, banyak kasus yang terlantar, terlebih jika memiliki kerentanan ganda, yaitu miskin dan penyandang difabilitas.

Dalam hal perlindungan anak, Pemerintah sudah mengeluarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang kemudian direvisi dengan Undang- Undang No. 34 tahun 2014. Komisi Perlindungan Anak

Mutiara Nasihat Seribu Bulan Indonesia (KPAI) dibentuk oleh pemerintah pada tahun 2002

dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. Begitupun bagi kelompok lansia, regulasi perundangan sudah dibuat dengan adanya Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang kemudian disusul dengan dibentuknya Komisi Nasional Perlindungan Penduduk Lanjut Usia atau Komnas Lansia pada tahun 2004 sebagai koordinator usaha peningkatan kesejahteraan sosial orang lanjut usia di Indonesia. Tentu saja, upaya pemerintah tidak akan berarti tanpa adanya dukungan masyarakat secara umum. Terlebih, Indonesia merupakan negara mayoritas muslim, sebagaimana agama Islam mengajarkan, seyogyanya menyantuni kelompok rentan ini.

Rasulullah SAW memberikan tuntunan yang jelas dalam menyikapi dua jenis kelompok umur tersebut, sebagaimana sabdanya:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah SAW, beliau berkata: “Bukan termasuk dari kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, dan tidak menyayangi yang lebih kecil, serta orang yang tidak memerintah pada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar.” [HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya]

Senada dengan hadits di atas, Rasulullah SAW bersabda:

Kumpulan Kultum Ramadhan “Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi

anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami” (HR. at-Tirmidzi).

Dalam riwayat lainya dari Abu Hurairah ra, Beliau bersabda:

“Barangsiapa yang tidak menyayangi orang yang lebih muda di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih tua maka dia bukan termasuk golongan kami” [HR Bukhari].

Dari ketiga hadits di atas, menegaskan bahwa Islam sangat menyantuni anak dan lansia. Bagaimana orang Islam diperintahkan senantiasa menyayangi anak-anak dan memuliakan orang yang lebih tua. Demikianlah seharusnya sikap seorang muslim dalam mengikuti sunnah Nabi. Aktualisasi sikap itu tentu saja akan terwujud bila memiliki kesadaran kolektif yang mampu melindungi anak dan lansia— baik dalam berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara.

Dengan begitu, Islam sebagai agama yang ramah terhadap anak dan lansia, sungguh memiliki relevansi nyata untuk melindungi keduanya. Umat Islam Indonesia, sudah saatnya menjadi garda terdepan untuk mempromosikan prinsip Islam universal. Di mana melindungi anak dan menghormati orang tua (lansia) sudah menjadi keharusan bagi seorang muslim yang beriman.

Maka dari itu, sumber kedua ajaran Islam (al-Hadist) sebagai kunci menjalani hidup agar senantiasa dihayati dan diamalkan dalam rangka mempertebal kualitas keimanan. Ajaran Nabi di abad 14 silam, sungguh memiliki relevansi nyata di era kekinian. Bagaimana kita sebagai penerus perjuangan Nabi dalam menjaga Islam terus menyeru

Mutiara Nasihat Seribu Bulan kebaikan, salah satu buktinya adalah dengan melindungi

orang tua dan menghargai anak-anak. Melalui momentum Ramadhan ini, sudah saatnya

kita melakukan refleksi diri, yang terkadang lupa untuk menghidupkan kembali spirit Islam yang mulia ini. Spirit ini termaktub dalam nilai-nilai kekeluargaan (ukuwah islamiyah), jangan sampai kita terlena dan terjebak dalam pusaran egoisme pribadi dan hedonisme nafsu duniawi. Sudah saatnya kita melindungi, mengayomi, dan memberikan rasa kasih sayang kepada kelompok rentan di negeri ini. Sebagimana Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita untuk menyayangi anak dan menghormati orang tua (lansia), bila tidak, maka kita bukanlah termasuk dari golongan umatnya.

Wallahu a’lam bis-showaab!

Kumpulan Kultum Ramadhan