ARGUMEN MELALUI SEJARAH

B. ARGUMEN MELALUI SEJARAH

Al-Qur’an yang isi banyak sekali kisah dan peristiwa yang semua sebagai pelajaran dan hikmah bagi manusia. Di antaranya al-Qur’an telah menceritakan, bahwa Allah menghidupkan kembali sebagian orang-orang yang telah mati di dunia ini, dan kisah banyak didapatkan di dalam al- Qur’an. Dari semua kisah ini akan menjadi bukti yang kuat bagi mereka yang mempunyai hati dan menggunakan pendengarannya. Sebagaimana contoh Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati di dunia. Seperti :

1. Kisah Seseorang Yang Melewati Suatu Negeri

Di dalam surat al-Baqarah , Allah menceritakan sesorang yang berjalan menunggang keledai melewati suatu negeri lalu ia berpikir bagaimana Allah menghidupkan negeri yang telah hancur, selanjutnya Allah mematikannya selama seratus tahun, lalu dia dibangkitkan kembali. Untuk menunjukkan tanda kekuasaan Allah. sebagaimana firman Allah :

Atau apakah ( kamu tidak memperhatikan ) orang yang melalui suatu negeri ( temboknya ) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata : “ Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?” Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya :” Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab :” Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari” . Allah berfirman :” Sebenarnya kamu talah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berobah; dan lihatlah kepada keledai kamu ( yang telah menjadi tulag belulang ); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudia Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging” . Maka tatkala telah nyata kepadanya ( bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati ) diapun berkata : “ Saya yakin bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu. ( QS. al-Baqarah { 2 } : 259 )

Ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya tentang perdebatan Nabi Ibrahim As. dengan seorang penguasa dalam perdebatan bahwa Allah yang menghidupkan dan mematikan. Jadi jangan menduga perdebatan keduanya Ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya tentang perdebatan Nabi Ibrahim As. dengan seorang penguasa dalam perdebatan bahwa Allah yang menghidupkan dan mematikan. Jadi jangan menduga perdebatan keduanya

Allah tidak menyebutkan nama orang tesebut sebagaimana tidak menyebutkan nama penguasa yang berdebat dengan Ibrahim. Dan hampir semua uraian al-Qur’an tentang peristiwa tidak dijelaskan pelakunya. Sebab yang terpenting mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.

Ada yang berpendapat bahwa orang lewat tersebut adalah ‘Armiyâ’ ‘Ibn Halfiyâ’ , ada juga yang berpendapat Nabi Khidlir . Dan ada lagi yang berpendapat Nabi ΄ Uzayr Ibn Syarhabâ’ . 15 dari ketiga nama ini, sebagian besar ulama tafsir berpendapat bahwa orang tersebut adalah Nabi ΄ Uzayr dan

negeri yang dilewatinya adalah Bayt al-Maqdis . 16

Terlepas dari itu, dan yang terutama sesunggunya ayat ini terdapat argumen yang nyata atas kudrat dan kuasa Allah untuk membangkitkan, seperti Allah membangkitkan kembali orang yang lewat suatu negeri setelah dimatikan selama seratus tahun, Allah membangkitkan kembali keledainya yang telah menjadi tulang belulang dan atas kudrat dan kuasa Allah makanan dan minumannya tidak berubah dan tidak rusak. Sungguh tidak

15 al-Tsa΄labî, Qishash al-Qur’an , ( Beirut : al-Maktabat al-Tsaqâfiyah ), hal. 308

16 Muhammad Bakr ‘Ismâ΄îl, Qishash al-Qur’an , ( Dâr al-Manâr ) hal. 290 16 Muhammad Bakr ‘Ismâ΄îl, Qishash al-Qur’an , ( Dâr al-Manâr ) hal. 290

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu ( dari Kubur ) itu melainkan hanyalah seperti ( menciptakan dan membangkitkan ) satu jiwa saja, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha melihat. ( QS. Luqmân { 31 } : 28 )

Dan Allah menjadikan peristiwa orang tersebut sebagai tanda kekuasaan

Allah Bagi manusia ﺱﺎﻨﻠﻟ ﺔﻴﺁ ﻙﻠﻌﺠﻨﻟﻭ yakni apa yang Kami lakukan dari

mematikan dan menghidupkan atau untuk menghilangkan rasa heran kamu dan Kami perlihatkan tanda kekuasaan Kami di dirimu, makananmu, minumanmu dan keledaimu dan Kami menjadikan kamu tanda kekuasaan

Kami bagi manusia. 17

Ayat ini sebagai tanda bahwa hari kebangkitan pasti akan datang tanpa diragukan lagi keberadaanya dan ini tak lepas dari hadapan kudrat dan kuasa Allah. ini sejarah hidup kembali ketika di dunia, kuasa Allah mnghidupkan kembali di dunia, tidak mustahil Allah menghidupkan kembali di akherat nanti.

17 Muhammad Rasyîd Ridlâ, Tafsir al-Manâr , jil.III, hal. 259

2. Kisah Nabi Ibrahim As.

Pada Allah menceritakan kembali tentang bagaimana Dia menghidupkan yang telah mati. Ketika Nabi Ibrahim memohon kepada Allah untuk diperlihatkan cara Allah menghidupkan makhluk yang telah mati. Sebagaimana dikemukakan al-Qur’an :

Dan ( Ingatlah ) ketika Ibrahim berkata : “ Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana engkau menghidupkan orang yang mati” . Allah berfirman :” Belum yakinkah kamu?” . Ibrahim menjawab :” Aku telah menyakininya, akan tetapi agar hatiku tatap mantap ( dengan imanku )” . Allah berfirman: “ (Kalau demikian) ambillah empat ekor burung lalu cincanglah semuanya olehmu. ( Allah berfirman ): “ Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukitsatu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera” . Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS. al-Baqarah { 2 } : 260 )

Ayat ini contoh kedua dari ayat sebelumnya dari pembelaan dan dukungan Allah untuk orang-orang yang beriman dan untuk petunjuk mereka ke jalan yang jurus, yaitu tanda kekuasaan Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah menyebutkan dua contoh tentang kebangkitan dan satu contoh tentang wujud Allah di dalam al-Qur’an. Sebab mereka yang ingkar kepada hari kebangkitan lebih banyak dari pada ingkar kepada Allah.

melihat bagaimana Allah menghidupkan yang mati adalah untuk memantapkan keimanannya melalui

Permintaan Nabi Ibrahim

untuk

penyaksian dengan matanya. 18

Dan Allah memperlihatkan kepada Nabi Ibrahim cara menghidupkan yang mati dengan menyuruhnya mencari empat burung untuk disembelih lalu dicincang dan dicampur aduk daging burung itu untuk kemudian diletakkan pada beberapa gunung, setelah itu, Nabi Ibrahim memanggilnya, maka dengan izin dan kuasa Allah, unggas tersebut satu persatu terlihat bagian yang dicincang itu berterbangan, masing-masing menyatu dengan yang lainnya, setelah menyatu dan hidup, masing-masing datang ke hadapan Nabi Ibrahim dengan berjalan.

Memang peristiwa ini, sangat sulit dibenarkan oleh akal yang terlepas dari kekuasaan Allah, khususnya yang berkenaan dengan pertanyaan Nabi Ibrahim tentang bagaimana menghidupkan yang mati. Kalau peristiwa ini dipahami sebagai contoh tentang kemudahan Allah menghidupkan yang mati, akan tetapi persoalannya, bagaimana dan cara, dan hal ini terjawab bila ditunjukkan kepada beliau sesutau yang mati, tidak bernyawa, lalu dihidupkan kembali oleh Allah Swt. dan itulah yang dilakukan Allah karena

18 Muhammad Mahmûd Hijâzî, al-Tafsîr al-Wâdlih , jil. I, hal. 176 18 Muhammad Mahmûd Hijâzî, al-Tafsîr al-Wâdlih , jil. I, hal. 176

sebelumnya ﺭﻴﺩﻗ ﺀﻲﺸ لﻜ ﻰﻠﻋ ﷲﺍ ﻥﺃ ﻡﻠﻋﺃ .

ﺯﻴﺯﻋ yakni perkasa tidak dikalahkan oleh sesuatu, tidak ada sesuatu

yang dapat menghalanginya dan apabila berkehendak tidak ada sesuatu

yang dapat mencegahnya karena Dia penakluk segala sesuatu. Dan ﻡﻴﻜﺤ

yakni penuh bijak dan hikmah dalam perkataan, perbuatan, syari’at dan kudrat-Nya. 19 Peristiwa sejarah yang dialami oleh Nabi Ibrahim, sebagai bukti yang nyata dan jelas bagi manusia atas keniscayaan kebangkitan manusia nanti, tanpa diragukan lagi kebanaraannya.

3. Kisah Banî ‘Isrâ’îl. 20

Banî ‘Isrâ’îl, Mereka diantara dari banyaknya manusia yang sangat materialisme, angkuh, selalu membuat kerusakan dan menjauhkan sesuatu yang tidak dapat dicerna akal. Banyak ditemukan di tengah-tengah mereka peristiwa atau kisah hidup kembali ketika di dunia, sebagai argumen kuat kebangkitan nanti, dimana manusia untuk mempersiapkan dirinya dengan

19 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm , jil. I, hal. 529

20 Dinisbahkan kepada mereka keturunan-keturunan anak Nabi Ya’qûb, ‘Isrâ’îl adalah gelar yang Allah berikan kepada Nabi Ya΄qûb Ibn Nabi ‘Ishâq Ibn Nabi ‘Ibrâhîm, dan kata

‘Isrâ’îl berasal dari bahasa ΄Ibranî yang berarti Hamba Allah atau ΄Abdullah dalam bahasa Arab. ( ΄Abd al-Hamîd Mahmûd Thuhmâz, Yâ Banî ‘Isrâ’ îl , ( Damascus : Dâr al-Qalam, 1998 ),

cet. I, hal. 11-16 ) cet. I, hal. 11-16 )

Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ( ayat-ayat Allah ) dan mereka mempunyai mata ( tetapi ) tidak digunakannya untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ) dan mereka telinga ( tetapi ) tidak dipergunakannyauntuk mendengarkan ( ayat-ayat Allah ). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itu orang-orang yng lalai. ( QS. al-‘A ΄ râf { 7 } : 179 )

a. Contoh hidup kembali yang terjadi pada Banî ‘Isrâ’îl ketika di dunia sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an :

Dan ( ingatlah )ketika kamu berkata : “ Hai musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang” . Karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikan. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. ( QS. al-Baqarah { 2 } : 55-56 )

Setelah Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada Banî ‘Isrâ’îl di ayat sebelumnya, di ayat ini Allah menjelaskan kekafirannya, mereka mengganti perintah Allah dengan keingkaran dan Setelah Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada Banî ‘Isrâ’îl di ayat sebelumnya, di ayat ini Allah menjelaskan kekafirannya, mereka mengganti perintah Allah dengan keingkaran dan

Ayat ini, sebagai renungan untuk umat manusia dan Banî ‘Isrâ’îl setelahnya atas dosa dan kesalahan Banî ‘Isrâ’îl terdahulu. Yakni ingatlah ketika bapak-bapak meraka berkata kepada Musa : kami tidak akan beriman kepada Allah dan engkau sebagai Rasul-Nya sampai kami melihat Allah secara jelas di depan mata kami, maka Allah berikan Azab berupa halilintar maka matilah mereka. Setelah peristiwa halilintar itu, mereka dibangkitkn dengan kebangkitan yang terjadi di dunia agar mereka bersyukur.

Salah satu peristiwa kebangkitan manusia yang terjadi di dunia, dan bahwa Allah kuasa atas segala sesuatu yang dapat membangkitkan kembali orang yang telah mati sebagaimana yang dialami oleh Banî ‘Isrâ’îl terdahulu, untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia dan khususnya Banî ‘Isrâ’îl setelahnya untuk memantapkan keimanannya kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw.

Dari ayat ini, tidak ada alasan umat manusia dan Banî ‘Isrâ’îl untuk meragukan kebangkitan kembali di akherat setelah Allah kuasa membangkitkan manusia di dunia.

b. Kisah ketika Banî ‘Isrâ’îl diperintahkan Allah untuk menyembelih sapi betina untuk dipukul dengan sebagian daging sapi betina yang telah b. Kisah ketika Banî ‘Isrâ’îl diperintahkan Allah untuk menyembelih sapi betina untuk dipukul dengan sebagian daging sapi betina yang telah

Dan ( Ingatlah ), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkap apa

yang selama inikamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman : “ Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti. ( QS. al-Baqarah { 2 } : 72-73 )

Bahwa seorang tua dari kalangan Banî ‘Isrâ’îl yang kaya dan tidak mempunyai anak, dan akan tetapi anak saudaranya membunuhnya kemudian pada malam hari, mayat tersebut diletakkan di depan pintu orang lain, dan pada pagi harinya mereka saling tuduh menuduh siapa pembunuhnya, kemudian mereka mendatangi Nabi Musa As. maka

diperintahkan mereka untuk menyembelih sapi betina. 21

Ayat di atas menjelaskan bagaimana Allah menghidupkan kembali

orang yang telah dibunuh dan memberitahukan siapa pembunuhnya. Penekanan di sini, bahwa kuasa Allah menghidupkan orang-orang yang mati dari kuburnya sebagaimana kuasa Allah menghidupkan orang yang

21 Muhammad ΄Alî al-Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr, jil. I, hal.58 21 Muhammad ΄Alî al-Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr, jil. I, hal.58

Tetapi jangan diduga setelah kejadian ini orang-orang Banî ‘Isrâ’îl tunduk, taat dan mereka akan menjadi orang yang berpikir, dengan kata lain Apakah kejadian ini membawa dampak yang baik untuk mereka orang- orang yahudi dan selain mereka yang ingkar kepada hari kebangkitan? ini dikemukakan dalam al-Qur’an :

Kemudian setelah itu hatimu keras menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. ( QS. al- Baqarah { 2 } : 74 )

Ayat ini menggambarkan sikap Banî ‘Isrâ’îl setelah kejadian peristiwa ini, hati mereka tidak melemah akan tetapi menjadi keras seperti batu bahkan lebih keras dari batu, terlihat tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh tanda-

tanda kebesaran dan kekuasaan Allah kepada mereka.

c. Sebuah kisah Banî ‘Isrâ’îl yang diceritakan dalam al-Qur’an, ketika ribuan orang keluar dari kampung halamannya karena takut mati, c. Sebuah kisah Banî ‘Isrâ’îl yang diceritakan dalam al-Qur’an, ketika ribuan orang keluar dari kampung halamannya karena takut mati,

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu ( jumlahnya ) karena takut mati; maka Allah berkata kepada mereka : “ matilah kamu,

kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia

tidak beryukur ( QS. al-Baqarah { 2 } : 243 )

Peristiwa ini terjadi pada masyarakat Banî ‘Isrâ’îl mereka keluar dari kampungnya dengan jumlah yang besar yakni beribu-ribu orang, al-Qur’an tidak menyebukannya secara rinci. Ada yang berpendapat jumlahnya empat ribu orang, ada juga delapan ribu orang, sembilan ribu orang, empatpuluh

ribu orang dan ada juga yang berpendapat tigapuluh ribu orang lebih. 22 begitu pula tidak dijelaskan yang menyebabkan mereka takut mati, ada yang berpendapat karena adanya wabah penyakit yang melanda kampung mereka, adapula yang berpendapat mereka diperintahkan untuk berjihad

tetapi jiwa mereka pengecut sehingga mereka kabur karena takut mati. 23

22 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm , jil. I, hal. 502, dan al-Tsa΄labî, Qishash al-Qur’ân , hal. 222

23 Muhammad Rasyîd Ridlâ, Tafsir al-Manâr , jil.II, hal. 366, dan Muhammad ΄Alî al- Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr , jil. I, hal.141 23 Muhammad Rasyîd Ridlâ, Tafsir al-Manâr , jil.II, hal. 366, dan Muhammad ΄Alî al- Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr , jil. I, hal.141

Ketika mereka keluar dari kampung halamannya dengan jumlah yang sangat banyak untuk menghindari kematian, akan tetapi usaha mereka untuk menghindari mati gagal, ketika itu Allah mematikan mereka semuanya dan kemudian menghidupkannya kembali.

Dari peristiwa ini ada pelajaran yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa mematikan berada di tangan Allah, walaupun bermacam-macam sebabnya tetapi hakekatnya sama, oleh karena itu jangan takut mati, takutlah menghadapi keadaan setelah mati, untuk menghindari itu lakukan segala perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. Dan bahwa mematikan dan menghidupkan adalah kudrat dan kuasa Allah yang tak ada seorang pun yang dapat mencegahnya. Dan menghidupkan kembali mereka di dunia sebagai pelajaran dan bukti yang nyata terhadap keberadaan hari kebangkitan manusia di hari kiamat.

Itu sebabnya dikatakan pada ayat ini ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻰﻠﻋ لﻀﻓ ﻭﺫﻟ ﷲﺍ ﻥﺇ yakni

kebaikan yang diberikan kepada manusia yaitu diperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran dan bukti yang kuat, apa yang mereka lihat akan

membawa kebahagian di dunia dan akherat. ﻥﻭﺭﻜﺸﻴ ﻻ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺭﺜﻜﺃ ﻥﻜﻟﻭ membawa kebahagian di dunia dan akherat. ﻥﻭﺭﻜﺸﻴ ﻻ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺭﺜﻜﺃ ﻥﻜﻟﻭ

d. Apa yang dikemukakan al-Qur’an, dari mukjizat yang Allah Swt. tampakkan melalui tangan hamba dan Rasul-Nya Nabi Isa As. yaitu membuat bentuk burung dari tanah kemudian ditiup dengan izin Allah jadilah seekor burung sungguhan dan dapat menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah. sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an :

Dan ( sebagai ) Rasul kepada Bani Israil ( yang berkata kepada mereka ): “ Sesungguhnya aku telag datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda ( mu’jizat ) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya , maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizing Allah; danaku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda ( kebenaran kerasulanku ) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman” . ( QS. ‘Al ΄ Imrân { 3 } : 49 )

Ayat ini menceritakan tentang kerasulan Nabi Isa As. yang diutus kepada Banî ‘Isrâ’îl, untuk membenarkan kerasulannya maka Allah memberikan

24 Muhammad ΄Alî al-Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr , jil. I, hal.141 24 Muhammad ΄Alî al-Shâbûnî, Shafwat al-Tafâsîr , jil. I, hal.141

Allah mengutus para Nabi-Nya sesuai dengan kondisi masyarakat pada zaman itu, maka ketika sebagian besar pada zaman Nabi Musa mereka mengusai sihir maka Allah mengutus Nabi Musa untuk mengalahkan sihir mereka. Dan ketika zaman Nabi Isa, masyarakatnya sangat mahir dalam

bidang kedokteran. 25 itu terlihat pada mukjizatnya yang Allah berikan kepadanya. Dan di antara bukti kerasulannya yang lain adalah adalah mengabarkan kepada mereka tentang apa yang mereka makan dan simpan di rumah. Sebab sesuatu yang dimakan adalah sesuatu sangat pribadi, tidak diketahu kecuali oleh yang makan, hal-hal yang bersifat pribadi itu di sampaikan oleh Nabi Isa. tidak hanya itu, apa yang disimpan di rumah dapat diketahui. Ini semua sebagai bukti bahwa beliau adalah utusan Allah dan memperoleh kabar itu dari Allah Swt.

25 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm , jil. II, hal. 37

Dalam ayat di atas, dua kali Nabi Isa menegaskan bahwa apa yang dilakukannya dengan izin Allah yaitu membuat bentuk burung dari tanah kemudian ditiup maka jadi burung sungguhan dengan izin Allah dan menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah. karena semua ini diluar kemampuan manusia dan untuk menghapus kesan yang dapat timbul dari apa yang dilakukannya. Dan semua mukjizat yang Allah berikan kepada Utusan-Nya, tak lepas dari kuasa dan izin-Nya.

Dari kisah ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanda atau mukjizat Nabi Isa untuk membuktikan akan kerasulannya, dan mukjizat membuat bentuk

burung dari tanah kemudian menjadi burung sungguhan dan menghidupkan orang yag mati semuanya atas izin Allah Swt. ini sebagai bukti bahwa Allah mempunyai kuasa untuk mematikan dan menghidupkan makhluk dan bukan perkara yang mustahil bagi Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati di hari kiamat nanti, sebagaimana kuasa Allah menghidupkan kembali orang yang telah mati di dunia melalui mukjizat Nabi-Nya.

Demikian contoh sejarah yang dipaparkan, sebagai argumen yang nyata dan kuat akan adanya kehidupan baru manusia setelah mereka dibangkitkan dari kuburnya untuk menghadapi perhitungan amal perbuatannya dan mendapatkan balasan apa yang dikerjakan di dunia.