ALAM BARZAKH

A. ALAM BARZAKH

Perjalanan hidup manusia menapaki tiga kehidupan : dunia – barzakh – akherat, melewati peristiwa-peristiwa : lahir – mati – bangkit kembali, dan

untuk sampai kepada kehidupan kedua harus melewati peristiwa kematian. Bahwa kematian itu haq ( benar ) adanya . Allah berfirman :

Katakanlah : “ Malaikat maut yang diserahi untuk ( mencabut nyawa )mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhammulah kamu dikembalikan ( QS. al-Sajadah { 32 } : 11 )

Kematian adalah suatu realita, tak seorang pun tidak mengetahuinya, tidak ada keraguan dan kebimbangan tentangnya, dan yang tidak bisa ditolak kedatangannya, setiap orang pasti akan mengalaminya, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kematian adalah awal kehidupan baru, kematian di dunia awal kehidupan di akherat, dengan kematian, seseorang beranjak untuk memasuki saat pertama dari hari akhir atau hari kiamat. kiamat ini dinamai “ kiamat kecil” . Saat itu yang bersangkutan dan semua yang meninggal sebelumnya hidup dalam satu alam yang dinamai “ alam Kematian adalah suatu realita, tak seorang pun tidak mengetahuinya, tidak ada keraguan dan kebimbangan tentangnya, dan yang tidak bisa ditolak kedatangannya, setiap orang pasti akan mengalaminya, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kematian adalah awal kehidupan baru, kematian di dunia awal kehidupan di akherat, dengan kematian, seseorang beranjak untuk memasuki saat pertama dari hari akhir atau hari kiamat. kiamat ini dinamai “ kiamat kecil” . Saat itu yang bersangkutan dan semua yang meninggal sebelumnya hidup dalam satu alam yang dinamai “ alam

Dari segi bahasa al- barzakh atau ﺥﺯﺭﺒﻟﺍ yang berarti pembatas atau sekat

di antara dua benda. 2 adapun yang dimaksud al-b arzakh atau pemisah antara kehidupan dunia dan kehidupan akherat, sejak dari waktu kematian sampai

hari kebangkitan dan orang yang mati telah masuk ke alam barzakh. 3 di dalam al-Qur’an disebutkan kata al-barzakh :

( Demikian keadaan orang-orang kafir itu ), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : “ Ya Tuhanku kembalikan aku ( ke dunia ) agar aku berbuat amal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh ( dinding pemisah ) sampai hari m ereka di bangkitkan. ( QS. al- Mu’minûn { 23 } : 99 - 100 )

Keberadaan di alam barzakh memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akherat. Kehidupan di sana bagaikan keberadaan

1 M. Quraish Shihab, W awasan al-Qur’an, hal.92

2 Muhammad ‘Ibn ‘Abû Bakr ‘Ibn ΄Abd al-Qâdir al-Râzî, Mukhtar al-Shahâh, hal. 41, dan Achmad Warson Munawwir, Kamus A rab-Indonesia, hal. 81

3 ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah, ( Dâr al-Thabâ΄at al- Muhamadiyyah, 1996 ), cet. II, hal. 129 3 ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah, ( Dâr al-Thabâ΄at al- Muhamadiyyah, 1996 ), cet. II, hal. 129

Allah menggambarkan lewat al-Qur’an keberadaan mereka pada saat itu di alam barzakh ketika dilontarkan pertanyaan oleh dua Malaikat yang datang kepadanya :

Allah meneguhkan ( Iman ) Orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dikehendaki. ( QS. ‘Ibrâhîm { 14 } : 27 )

Ayat ini menjelaskan, bahwa Allah berjanji kepada hamba-Nya yang beriman akan diteguhkan iman mereka dengan ucapan yang teguh yaitu kalimat tauhid di dunia dan di akherat yakni di alam kubur atau alam barzakh. Allah akan teguhkan mereka dengan kalimat tauhid ketika dua malaikat bertanya tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya, dan dengan mudah mereka akan menjawabnya. Akan tetapi apabila orang-orang Kafir dan zalim, Allah tidak akan meneguhkan mereka dengan kalimat tauhid di dunia karena kekafirannya dan di alam barzakh mereka akan sulit menjawab Ayat ini menjelaskan, bahwa Allah berjanji kepada hamba-Nya yang beriman akan diteguhkan iman mereka dengan ucapan yang teguh yaitu kalimat tauhid di dunia dan di akherat yakni di alam kubur atau alam barzakh. Allah akan teguhkan mereka dengan kalimat tauhid ketika dua malaikat bertanya tentang Tuhannya, agamanya dan Nabinya, dan dengan mudah mereka akan menjawabnya. Akan tetapi apabila orang-orang Kafir dan zalim, Allah tidak akan meneguhkan mereka dengan kalimat tauhid di dunia karena kekafirannya dan di alam barzakh mereka akan sulit menjawab

Al-Qur’an menggambarkan para syuhada sebagai orang-orang yang hidup dan mendapatkan rezeki. Sebagaimana Allah berfirman :

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, ( bahwa mereka itu ) mati ; bahkan ( sebenarnya ) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari ( QS. al-Baqarah { 2 } : 154 )

Di ayat lain dikatakan :

Jangan kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati : bahkan mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki ( QS. ‘Âl ΄Imrân { 169 )

Al-Qur’an melukiskan keadaan orang-orang Kafir ketika itu di alam barzakh dengan firman-Nya :

Dan fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kemudian mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan

4 Thaha ΄Abd al-Salâm Khudlayr, ΄ Aqidat al-Mu’minîn Fi Dliyâ’ al-Kitâb al-Mubîn , jil. II, hal. 67 4 Thaha ΄Abd al-Salâm Khudlayr, ΄ Aqidat al-Mu’minîn Fi Dliyâ’ al-Kitâb al-Mubîn , jil. II, hal. 67

Ayat di atas sebagai bukti adanya kehidupan di alam barzakh seperti pertanyan kubur, nikmat dan siksa kubur. Masih banyak ayat yang dijadikan titik pijak bagi kebenarannya. Hadis-hadis Nabi pun amat banyak yang berbicara tentang alam barzakh, sehingga sangat sulit untuk menolak keberadaannya alam tersebut. Seperti Nabi apabila telah selesai menguburkan dan beliau memerintahkan kepada sahabatnya untuk memohonkan ampunan dan do’a untuk mayit yang telah dikubur tadi,

sebagaimana hadis beliau yang diriwayatkan oleh Usman ibn Affan 5 dalam hadisnya :

Diriwayatkan dari Usman Ibn Affan berkata : Bahwa Nabi Swa. apabila telah selesai menguburi mayit beliau berdiri di depan kuburnya lalu berkata : “ Mohon ampunlah untuk saudaramu dan mohon agar di

teguhkan karena sekarang dia sedang ditanya” . 6

5 ΄Usman Ibn ΄Affan ‘Ibn al-΄Ash ‘Ibn ‘Umayyah ‘Ibn ΄Abd Syams al-Qurasyî al-‘Umawî, beliau memiliki gelar Dzu al-Nurayn, dan beliau adalah ‘Amîr al-Mu’minîn dan salah satu

dari sepuluh yang masuk surga tanpa dihisab, wafat pada tahun bulan Dzulhijjah tahun 35 H. menjadi khalifah selamadua belas tahun. ( Ibn Hajar al-΄Asqalânî, Taqrîb al-Tahzîb , jil. I, hal. 394 )

6 ‘Abû Dâwud, Sunan ‘Abû Dâwud, no. hadis: 3221, Kitab al-Janâ’iz Bâb al-‘Istiqfar, ( Beirut : Dâr al-Kutub al-΄Alamiyyah, 1996 ), jil. II, hal. 424, dan al-Nawawî, al-‘Adzkâr, No. Hadis: 429 ( Mesir : Dâr al-Taqwâ ) Cet. I, hal. 190

Hadis lain, mengambarkan adanya azab kubur, hal ini dikisahkan ketika Rasullah sedang lewat di antara dua kuburan. Sebagaimana beliau bersabda :

Dari Ibn Abbâs Ra. 7 berkata :Di kala Rasullah Saw. lewat di antara dua kubur, maka beliau pun bersabda : Sesungguhnya kedua-dua kubur ini

sedang diazab, diazab kedua kubur ini bukan karena dosa besar, tetapi seorang dari dua ini diazab karena banyak melakukan fitnah. Dan seorang lagi diazab karena tidak menyembunyi semasa menbuang air

kecil ( kencing ). 8

Nabi Saw. mengajari para sahabat beliau, jika mereka menziarahi kubur, agar mengucapkan :

Dari Buraydah Ibn al-Hushaib 9 berkata : Bahwa Rasullah Saw. mengajarkan kepada mereka ( sahabatnya )apabila keluar untuk menuju ke tanah kuburan, berucap :” Salam sejahtera untuk kamu, wahai penghuni perkuburan ini, yang mu’min dan yang muslim. Kami insya

7 ΄Abdullah ‘Ibn al-΄Abbâs ‘Ibn ΄Abd al-Muthalib ‘Ibn Hâsyim ‘Ibn ΄Abd Manâf al- Quraysî al-Hâsyimî, beliau adalah anak dari paman Nabi yakni al-΄Abbâs ‘Ibn ΄Abd al-

Muthalib, wafat di Tha’if pada tahun 68 H. ( Ibn Hajar al-΄Asqalânî, Taqrîb al-Tahzîb , jil. I, hal. 296 )

8 Muslim, Shahîh Muslim, no. hadis: 111, Kitâb al- Thahârah, Bâb al-Dalîl ΄Alâ Najâsah al- Bawl Wa Wujûb al-‘Istibrâ’, jil. I, hal. 203

9 Beliau adalah ‘Abû Sahl al-‘Aslamî dan salah seorang sahabat Nabi yang memeluk islam sebelum terjadinya perang badr, yang wafat pada tahun 63 H. ( Ibn Hajar al-΄Asqalânî, Taqrîb al-Tahzîb , jil. I, hal. 68 )

Allah akan menyusul kamu. Kami memohon kepada Allah

kesejahteraan untuk kami dan untuk kalian” . 10

Dan pernah Rasullah Saw. berdo’a di dalam do’anya, yaitu :

ﻲﻨﺇ ﻡﻬﻠﻟﺍ : ﻭﻋﺩﻴ ﻡﻠﺴﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺼ ﷲﺍ لﻭﺴﺭ ﻥﺎﻜ : لﺎﻗ ﺓﺭﻴﺭﻫ ﻰﺒﺃ ﻥﻋ ، ﺕﺎﻤﻤﻟﺍﻭ ﺎﻴﺤﻤﻟﺍ ﺔﻨﺘﻓ ﻥﻤﻭ ، ﺭﺎﻨﻟﺍ ﺏﺍﺫﻋ ﻥﻤﻭ ، ﺭﺒﻘﻟﺍ ﺏﺍﺫﻋ ﻥﻤ ﻙﺒ ﺫﻭﻋﺃ . لﺎﺠﺩﻟﺍ ﺢﻴﺴﻤﻟﺍ ﺔﻨﺘﻓ ﻥﻤﻭ

Dari Abî Hurayrah berkata : Bahwa Rasullah Saw. berdo’a : “ Ya Allah Sesungguhnya aku berlindung dengan engkau dari azab kubur, dari api

neraka , dari fitnah semasa hidup dan selepas mati dan dari fitnah dajjal” . 11

Inilah dalil-dalil dari hadis yang menguatkan dan membenarkan yang disampaikan al-Qur’an akan keberadaan kehidupan alam barzakh. Dalil di atas menggunakan dalil naqliyyah ( al-Qur’an dan hadis ) ada pun dalil aqliyyah ( akal ) :

1. Beriman kepada Allah Swt. para Malaikat, kitab-kitab, para Nabi dan Rasul dan hari akhir, mesti harus beriman terhadap nikmat kubur, siksa kubur dan perkara-perkara yang berlaku di dalam kubur. Karena tiap-tiap dari perkara yang ghaib, harus diimanai seluruhnya tak bisa sebagian saja.

10 Muslim, Shahîh Muslim, no. hadis : 104, Kitâb al-Janâ’iz, Bâb Mâ Yaqûl ΄Inda Dukhûl al- Qubûr Wa al-Du΄â’ Li’Ahlihâ. Ta΄awudz Fi al-Shalâh, jil. II, hal. 559, dan al-Nawawî,

al- ‘Adzkâr , no. Hadis: 443, hal. 197

11 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, no. hadis 1377, Kitâb al-Janâ’iz, Bâb al-Ta΄awudz Min ΄ Azâb al-Qabr, jil. I, hal. 408-409, dan Muslim, Shahîh Muslim , no. hadis: 131, Kitâb al-Masâjid Wa Mawâdli΄ al-Shalâh, Bâb Mâ Yata΄wudz Fi al-Shalâh, jil. I, hal. 345, dan Muhammad Fu’âd΄Abd Al-Bâqî, al-Lu’lu’ W a al-MarJân , no. Hadis : 346, hal. 106

2. Sesungguhnya akal manusia tidak bisa menolak tentang siksa kubur, nikmat kubur. Bahkan akal menetapkan dan menyaksikan dengan sebenarnya. Seperti : orang yang tidur, terkadang bermimpi dengan peristiwa yang mengembirakan. Maka dia menikmati kelezatan pada dirinya di dalam mimpinya tersebut. Dan kesan-kesan nikmat dan kegembiraan itu ada pada dirinya di dalam mimpi itu, peristiwa itu menjadikan dirinya sedih atau kesal apabila dia terjaga dari tidurnya. Begitu pula orang yang bermimpi dengan peritiwa yang menakutkan dan menyeramkan. Mimpi tersebut memberikan kesan pada dirinya dengan pebuh ketakutan dan kesedihan. mimpi seperti ini menjadikan dia merasa lega, gembira dan syukur ketika dia terjaga dari tidurnya.

Ini adalah umpama nikmat atau azab di dalam tidur yang berlaku pada ruh akan tetapi memberi kesan pada diri seseorang. Padahal nikmat atau azab yang dirasakan dalam mimpi tidak dapat dilihat dengan nyata, tetapi hanya memberi kesan pada diri seseorang.

Sesungguhnya kehidupan alam barzakh tidak dirasakan dengan ruh saja seperti dikatakan oleh sebagian ulama, akan tetapi dirasakan oleh ruh dan jasad. 12 Dan begitu pula dengan nikmat kubur dan siksa kubur dirasakan

12 Para ulama bersilang pendapat dalam masalah alam kubur atau alam barzakh, apakah dengan ruh tanpa jasad, jasad tanpa ruh atau ruh dan jasad? Pertama sebagian berpendapat kehidupan alam kubur dengan jasad, akan tetapi pendapat ini sulit diterima sebab 12 Para ulama bersilang pendapat dalam masalah alam kubur atau alam barzakh, apakah dengan ruh tanpa jasad, jasad tanpa ruh atau ruh dan jasad? Pertama sebagian berpendapat kehidupan alam kubur dengan jasad, akan tetapi pendapat ini sulit diterima sebab

Dan sebagai selang waktu untuk menuju kehidupan akherat semua manusia yang mati yang dikubur, yang terbakar, yang dimakan binatang

buas atau tenggelam di laut akan dikumpulkan di alam ini, di tempat ini ada yang mendapatkan kebahagian dan kegembiraan ada pula yang mendapatkan kesengsaraan dan kesedihan, semuanya sesuai dengan perbuatanya di dunia, dari sini seseorang dapat melihat tempatnya di akherat nanti, apakah di surga atau di neraka . Dan pada saatnya tiba mereka akan

pengadilan Allah dan mempertanggungjawabkan apa-apa yang mereka kerjakan di dunia.

bertentangan dengan hadis diatas, dan jasad tanpa ruh tiada artinya. Kedua sebagian mereka diantaranya Ibn Hazm berpendapat kehidupan alam kubur dengan ruh, akan tetapi pendapat ini ditolak oleh ulama ahl al-Sunnah wa al-Jamâ΄ah sebab bertentangan dengan hadis Nabi diatas dan soal kubur, nikmat kubur dan siksanya untuk mereka yang mati dan

tidak dikatakan manusia apabila tanpa ruh dan jasad. Ketiga para ulama ahl al-Sunnah wa al-Jamâ΄ah berpendapat bahwa kehidupan alam kubur, soal kubur, nikmat kubur dan siksanya dengan ruh dan jasad, dan bagaimana kehidupan di alam sana ruh beserta jasad hanya Allah yang mengetahuinya. ( ‘Ahmad ‘Abû al-Sa΄âdât, Min al- ΄ Aqîdat al-’Islamiyyah , hal. 74 )

B. HARI AKHIR Alam semesta termasuk bumi ini yang ditempati manusia, yang penuh kehidupan, keajaiban dan sesuatu yang menarik, dan bergerak tiada berhenti ini, maka nantinya akan berakhir hingga pada suatu saat nanti, Allah akan membinasakan segala sesuatu yang hidup, baik manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan, kuman-kuman penyakit, jin, setan, bahkan malaikat kecuali Allah

sendiri. 13 Hari akhir atau lebih dikenal dengan hari kiamat, 14 yang akan didahului dengan hancurnya alam semesta, seluruh makhluk yang hidup akan mati, bumi dan langit juga akan diganti, bukan yang ada sekarang ini. Pada hari itu Allah akan menciptakan alam yang baru dan manusia akan memasuki tahapan kehidupan ketiga yang disebut alam akherat. di alam akherat ini seluruh makhluk akan di bangkitkan, setiap ruh akan dikembalikan kepada jasad masing-masing, sehingga mereka mengalami kehidupan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya mereka mati.

Adapun terjadinya kehancuran langit dan bumi beserta isinya diawali dengan peniupan sangkakala atau terompet yang dalam al-Qur’an disebut al-

Shûr atau al-Nâqûr ( ﺭﻭﻗﺎﻨﻟﺍ ﻭﺍ ﺭﻭﺼﻟﺍ ) adapun pengertian al-shûr atau

13 QS. al-Qashash { 28 } : 88 dan QS. al-Rahmân { 55 } : 26-27

14 Yang dimaksud dengan hari akhir adalah ‘âkhir al-ayyâm ( akhir hari-hari di dunia ) sedangkan hari kiamat adalah kehancuran kehidupan secara menyeluruh dalam kehidupan

manusia, dan pada hari kehancuran itu lantas semua manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan untuk menghadapi hari pengadilan.

sangkakala ialah makhluk yang Allah siapkan untuk ditiup guna menghancurkan siapa yang di langit dan di bumi ketika hari akhir tiba kecuali yang dikehendaki dan guna menghidupkan kembali semua

makhluk. 15 dan Malaikat Israfil 16 yang mengemban tugas ini, Sebagaimana kata al-Shûr disebutkan dalam al-Qur’an :

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudia ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menuggu ( putusannya masing-masing ) ( QS. al-Zumar { 39 } : 68 )

Atau diayat disebutkan :

. ﺭﻭﻗﺎﻨﻟﺍ ﻲﻓ ﺭﻘﻨ ﺍﺫﺈﻓ Apabila ditiupkan sangkakala ( QS. al-Mudatsir { 74 } : 8 )

Peniupan sangkakala pertama oleh Malaikat Israfil menandakan hancurnya alam semesta dan matinya seluruh makhluk kecuali yang dikehendaki dan peniupan kedua menandakan kebangkitan seluruh makhluk.

15 ‘Ahmad ‘Abû al-Sa΄âdât, Min al- ΄ Aqîdat al-’Islamiyyah , hal.77

16 Salah satu nama malaikat yang tugasnya meniup sangkakala di hari kiamat ( ‘Abû Bakr Jâbir al-Jazâ’irî, ΄ Aqîdat al-Mu’min , hal. 159 )

Oleh karena itu, hari kiamat biasanya diartikan sebagai mengandung konotasi : kemusnahan ( yang mengerikan ). Orang barat memberi nama hari kiamat ( mungkin ada pengaruh dari kitab perjanjian lama ): d oomday .

Doom artinya malapetaka, 17 kesengsaraan yang mengerikan, hancur dan mati. Memang bagi segolongan manusia peristiwa kiamat itu keadaannya persis sama dengan maknanya dalam bahasa inggris itu, yaitu hari

kesengsaraan yang mengerikan. 18

Dalam beberapa ayat al-Qur’an disebutkan tentang adanya beberapa huru-hara kiamat dan beberapa kejadian yang akan terjadi ketika itu.

Di mana ketika sangkakala ditiup untuk yang pertama akan menghancurkan segala sesuatu bagi mereka yang mendengarkanya . Sehingga mereka mendengarkannya tidak bisa berwasit lagi kepada keluarganya, dengan pesan apapun dan tidak bisa kembali padanya. Sebagaimana firman Allah :

Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakkan saja yang membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar, lalu mereka tidak kuasa membuat wasiatpun dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya, dan tiuplah sangkakala, mak tiba-tiba mereka keluar

17 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, ( Jakarta : P.T. Gramedia, 1996 ) Cet. XXII, hal. 194

18 Djauhari Muhsi, Kuliah Iman Yang Qur’ani, hal. 89 18 Djauhari Muhsi, Kuliah Iman Yang Qur’ani, hal. 89

terjadinya gempa besar sehingga lalainya para wanita yang sedang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, gugurnya kandungan semua wanita sedang hamil dan manusia dalam keadaan mabuk padahal mereka tidak mabuk. Seperti digambarkan di Awal surat al-Hajj :

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar ( dahsyat ). ( Ingatlah ) pada hari ( ketika ) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungansegala wanita yang hamil, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. ( QS. al- Hajj { 22 ) : 1-2 )

Selanjutnya bagaimana al-Qur’an menggambarkan orang-orang Kafir yang berbuat zalim dengan rasa ketakutan ketika hari kiamat tiba sehingga hati mereka kosong tak bisa berfikir karena ketakutannya. Sebagaimana firman-Nya :

Dan janganlah sekali-kali kamu ( Muhammad ) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari Dan janganlah sekali-kali kamu ( Muhammad ) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari

Dan banyak juga ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang kehancuran alam raya. Seperti bagaimana Allah menggambarkan kehancuran langit dan bintang-bintangnya, dengan cara menahan bumi dengan tangan-Nya pada

hari kiamat. Langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Hal itu diperjelas dengan firman-Nya :

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha suci Tuhan dan Maha tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. ( QS. al-Zumar { 39 } : 67 )

Ayat ini menjelaskan bagaimana orang-orang Musyrik yang tidak menghormati dan mengagungkan Allah dengan dengan cara yang benar, dengan mereka menyembah Allah akan tetapi menyekutukan-Nya, padahal Allah yang Maha besar tidak ada yang mengalahkan kebesaran-Nya dan Dialah pemilik sesuatu yang ada di alam ini dan semuanya tunduk dibawah

kekuasaan-Nya. 19 dengan kuasa-Nya bumi digenggam-Nya dan langit digulung dengan tangan-Nya pada hari kiamat. di ayat lain dikatakan, langit

19 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm , jil. VII, hal. 101 19 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm , jil. VII, hal. 101

( yaitu ) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran- lembaran kertas. Sebagimana kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulainya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati ; sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. ( QS. al- ‘Ânbiyâ’ {

Dan dalam hadisnya, Nabi bersabda :

Dari ‘Abî Hurayrah Ra. dari Nabi Saw. bersabda : “ Allah menggenggam bumi pada hari kiamat, dan menggulung langit dengan tangan kananNya, lalu Allah berfirman : Aku adalah Maha

Raja dan dimanakan raja-raja di bumi ?” . 20

Selanjutnya di ayat lain bagaimana Allah menggambarkan keadaan langit yang hanya di gulung akan tetapi keadaannya ketika kiamat itu menjadi goncang dan terbelah, Allah berfirman :

Pada hari ketika langit benar-benar bergoncang ( QS. al-Thûr { 52 } : 9 )

20 Muslim, Shahîh Muslim , no. hadis : 23, Kitâb Shifât al-Munâfiqîn, Bâb Shifat al-Qiyâmah Wa al-Jannah Wa al-Nâr, jil. IV, hal. 1705

Ketika langit terbelah ( QS. al-‘Infithâr { 82 } : 1 )

Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit patuh ( QS. al-‘Insyiqâq { 84 } : 1-2 )

Langit ketika hari kiamat itu dalam keadaan rapuh. Padahal sebelumnya sebagai bangunan yang kuat dan kokoh, dan lemahnya kekuatan langit

setelah gempa terjadi bertubi-tubi. Sesudah itu warna langit yang berwarna biru berubah menjadi warna merah mawar dan berbentuk seperti luluhan minyak. Allah berfirman :

Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti ( kilapan ) minyak ( QS. al-Rahmân { 55 } : 37

Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak ( QS. al-Ma ΄ ârij { 70 } : 8 )

Dan begitu pula dengan keadaan bumi yang akan mengalami goncangan yang amat dahsyat sehingga mengeluarkan segala isi perutnya pada hari kiamat. sebagaimana firman-Nya :

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya ( yang dahsyat )

dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat ( yang dikandung )nya ( QS. al-Zalzalah { 99 } : 1 )