HARI PEMBALASAN
E. HARI PEMBALASAN
Dimulai dari hancurnya alam semesta, kemudian dibangkitkan kembali untuk dikumpulkan di suatu tempat yang bernama padang mahsyar guna menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan yang telah dikerjakan di dunia, maka ketika itu manusia akan menuju tempatnya masing-masing sesuai hasil dari perhitungan amalnya, apakah ke surga atau ke neraka. Mereka yang orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, merekalah yang mendapatkan balasan berupa tempat tinggal yang penuh kenikmatan dan keindahan yaitu surga. sebaliknya mereka orang- orang Kafir, mereka akan mendapatkan balasan berupa tempat yang penuh kesengsaraan dan kesedihan yaitu neraka.
Hari pembalasan atau ﺀﺍﺯﺠﻟﺍ ﻡﻭﻴ ( Yawm al-Jazâ’ ) yang berasal dari
katabahasa arab
ﺀﺍﺯﺠ 62 - ﻯِﺯﺠﻴ - ﻯﺯﺠ yang berarti membalas. Adapun yang
62 ‘Ibn Manzhûr, Lisân al- ΄ Arab, juz XVIII, hal. 155, dan Muhammad Ibn Abû Bakr Ibn ΄ Abd al-Qâdir al-Râzî, Mukhtar al-Shahâh , hal. 73, dan Achmad Warson Munawwir, Kamus A rab-Indonesia, hal. 206 62 ‘Ibn Manzhûr, Lisân al- ΄ Arab, juz XVIII, hal. 155, dan Muhammad Ibn Abû Bakr Ibn ΄ Abd al-Qâdir al-Râzî, Mukhtar al-Shahâh , hal. 73, dan Achmad Warson Munawwir, Kamus A rab-Indonesia, hal. 206
berupa neraka. 63 Sebelum manusia masuk ke dalam tempat yang telah ditetapkan antara surga atau neraka, terlebih dahulu mereka harus melewati al-shirâth atau jembatan. Adapun yang dimaksud dengan al-shirâth adalah jembatan yang terbentang di atas punggung neraka jahanam, semua manusia sejak yang terdahulu dan yang akan datang kemudian akan melewati jembatan tersebut
sesuai dengan amal perbuatannya. 64
Diantara manusia ada yang melaluinya dalam sekejap mata, ada yang melaluinya secepat kilat, ada yang melaluinya sekencang angin, ada yang melaluinya seperti penunggang kuda, ada yang melaluinya dengan berlari, ada yang melaluinya dengan jalan biasa, ada yang melalui dengan merangkak, ada juga yang sekali melangkah terjungkal ke dalam neraka jahanam. Ahli surga akan berhasil melewati al-shirâth ini hingga ujungnya, di mana selanjutnya akan menuju surga. Sedangkan ahli neraka maka saat melewati dia akan terjatuh dan terjun ke bawah menuju neraka. Dan setiap
63 Thaha ΄Abd al-Salâm Khudlayr, ΄ Aqidat al-Mu’minîn Fi Dliyâ’ al-Kitâb al-Mubîn , jil. II, hal. 96
64 ‘Ahmad ‘Abû al-Sa΄âdât, Min al- ΄ Aqîdat al-’Islamiyyah , hal. 120 64 ‘Ahmad ‘Abû al-Sa΄âdât, Min al- ΄ Aqîdat al-’Islamiyyah , hal. 120
Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut. ( QS. Maryam { 19 } : 71-72 )
Ayat ini berkenaan dengan al-shirâth dan setiap orang Mukmin akan melewatinya dengan selamat dan orang yang zalim tidak bisa melewatinya
kemudian akan masuk kedalam nereka. 65
Di dalam hadisnya, Rasullah Saw. bersabda :
“ dipasanglah shirath di antara kedua punggung Jahanam, maka Aku dan umatku adalah orang yang pertama melewatinya. Pada hari itu tak ada yang berbicara kecuali para Rasul, adapun ucapan para Rasul itu ialah : “ Allahumma Sallim sallim ( Ya Allah selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku ).” Dan di dalam neraka jahanam itu terdapat beberapa pengati sebagaimana duri pohon sa΄dân.Rasullah bertanya :” Apakah kali pernah melihat duri pohon sa΄dân” ? para Sahabat
65 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, jil. V, hal. 225, dan Muhammad ‘Ibn ‘Ahmad, al- ‘Ayât al-Muhakamât Fî al-Tawhîd W a al- ΄ Ibâdât W a- Mu ΄ amalât , hal. 13 65 ‘Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, jil. V, hal. 225, dan Muhammad ‘Ibn ‘Ahmad, al- ‘Ayât al-Muhakamât Fî al-Tawhîd W a al- ΄ Ibâdât W a- Mu ΄ amalât , hal. 13
menyambri manusia, disebabkan perbuatanya.” 66
1. Neraka
Neraka atau al-Nâr adalah tempat hukuman yang disediakan Allah untuk orang-orang yang kafir dan maksiat dan dijadikan tempat untuk mereka di
akherat. 67 dan neraka adalah bagian dari perkara yang ghaib, yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Allah Swt. menciptakan neraka memiliki tingkatan dan nama-nama yang semua menurut kadar perbuatan manusia di dunia seperti neraka Jahanam , neraka al-Sa’îr , neraka Lazha , neraka Saqar , neraka al-Jahîm , nerak al-Hawiyah
dan neraka al-Huthamah . 68 Semuanya nama ini terdapat di dalam al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an diceritakan, bahwa di dalam neraka terdapat makanan dan minuman khusus untuk penghuninya, adapun macam makanan penghuni neraka. Allah berfirman :
66 Muslim, Shahîh Muslim , no. hadis: 299 Kitâb al-‘Imân, Bâb Ma΄rifah Tharîq al- Ru’yah, jil. I, hal. 143
67 ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 144
68 QS. al-Hijr { 15 } : 43, QS. al-Hajj { 22 } : 4, QS. al-Ma ΄ ârij { 70 }: 15-18, QS. al-Muddatstsir { 74 } : 26-30, QS. al-Dukhân { 44 } : 47, QS. al-Qâri ΄ ah { 101 } : 8-11 dan QS. al-Humazah { 104 } : 4-6
( makanan surga ) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqûm. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqûm siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan- syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqûm itu.( QS. al-shâfât { 37 } : 62-66 )
ayat ini menjelaskan, sesungguhnya buah al-zaqqûm sebagai makanan penghuni neraka yang tumbuh di dasar neraka dan betuk buah amat mengerikan seperti kepala setan. Ini menunjukan siksaan untuk orang-orang kafir di dalam neraka dengan memakan buah al-zaqqûm , karena biasanya makanan sesuatu yang menghasilkan kelezatan dan kesenangan akan tetapi
buah al-zaqqûm ini apabila dimakan menghasilkan kepedihan dan siksaan. 69 sehingga dikatakan dalam sebuah hadis Nabi. Yang berbunyi :
Dari Ibnu Abbâs bahwasanya Nabi Saw. …bersabda :” Seandainya satu tetes buah al-zaqqûm diteteskan di dunia ini pasti akan rusak penghuni
69 al-Zamakhsyarî, Tafsîr al-Kasysyâf, Jil.IV, hal. 48 69 al-Zamakhsyarî, Tafsîr al-Kasysyâf, Jil.IV, hal. 48
Selain al-zaqqûm , disebutkan pula dalam al-Qur’an makanan penghuni neraka seperti: al-dlarî ΄ yakni sejenis tumbuh-tumbuhan yang sudah kering memiliki duri yang menempel sehingga binatang melata tak berani untuk mendekatinya dan dia adalah racun pembunuh dan seburuk-buruknya
makanan. 71 sebagaimana firman Allah :
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. ( QS. al-Ghâsyiyah {
88 } : 6-7 )
Dan selain al-zaqqûm dan al-dlari’ adapula makanan penghuni neraka seperti al-ghislîn yakni cairan yang bercampur nanah dan darah yang mengalir dari tubuh penghuni neraka. 72 sebagaimana firman-Nya :
Dan tiada ( pula ) makanan sedikitpun ( baginya ) kecuali dari darah nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa ( QS. al-Hâqqah { 69 } : 36-37 )
70 al-Tirmizî, Sunan al-Tirmizî, no. hadis : 2585, Kitâb Shifat Jahannam, Bâb Ma Ja’a Fi Shifat Syarâb Ahl al-Nâr, jil. III, hal. 425
71 Ahmad Abû al-Sa΄âdât, Min al- ΄ Aqîdat al-’Islamiyyah , hal.129
72 Ibid.
Selain makanan yang dikonsumsi penghuni neraka adapula minuman yang akan disediakan untuk mereka penghuni neraka, seperti : al-Hamîm yakni air yang sangat panas. 73 sebagaimana dikatakan dalam al-Qur’an :
Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka. ( QS. Yûnus { 10 } : 4 )
Dan mereka yang kekal dan abadi hidup di dalam neraka dan tidak fana, mereka ialah orang-orang Kafir dan menyekutukan Allah. dan mereka mati dalam keadaan musyrik. Sebagaimana Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik ( akan masuk ) ke dalam neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruknya makhluk. ( QS. al- Bayyinah { 98 } : 6 )
Allah Swt. akan mengampunkan seluruh dosa hambanya yang dikehendaki dan tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya :
73 Ibid.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari ( syirik ) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya ( QS. al-Nisâ’ { 4 } : 48 )
Dari ayat ini sangat jelas, bahwa sesorang tidak akan kekal di neraka apabila ia mati dalam keadaan beriman ( keadaan tauhid ) walaupun ia telah melalukan dosa besar. dan dia akan dimasukkan ke dalam neraka sebab belum bertaubat atas dosa yang diperbuatnya, kecuali apabila Allah mengampuni segala dosanya maka akan masuk surga tanpa memdapatkan azab. Semua penjelasan di atas, adalah sebagian dari gambaran al-qur’an tentang siksaan penghuni neraka.
2. Surga Surga atau al-Jannah adalah tempat balasan atau ganjaran yang disediakan Allah untuk orang-orang yang taat dan dijadikan tempat mereka di akherat. 74 tak lain dengan neraka, begitu pula dengan surga adalah bagian dari perkara yang ghaib, yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Al-Qur’an mengatakan bahwa sifat kenikmatan dan kesenangan di dalam surga tidak bisa gambarkan dengan keadaan yang kenikmatan dan kesenangan yang ada di dunia, kenikmatan surga jauh lebih nikmat dari yang diperkirakan dan dihayalkan oleh manusia, hanya Allah yang mengetahui hakekatnya. Allah berfirman :
74 ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 144
Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu ( bermacam-macam ni’mat ) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. al- Sajadah { 32 } : 17 )
Sabda Nabi Saw. berdasarkan firman Allah Swt. melalui hadis al-qudsî 75 :
Dari Abi Hurayrah berkata : Rasullah Saw. bersabda : Allah berfirman : “ Aku telah sediakan bagi hamba-hambaKu yang sholeh itu sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh
telinga dan tidak pernah terlintas oleh benak hati manusia” . 76
Dari nash al-Qur’an dan hadis ini, bahwa sifat kenikmatan surga yang sesungguhnya tidak diketahui oleh manusia. Dan hanya sedikit yang diketahuinya.
Sesungguhnya Allah Swt. menceritakan melalui al-Qur’an dengan satu persatu tentang surga seperti : Nikmat-nikmat di dalam surga, sungai-sungai di dalam surga, pohon-pohon ( kebun ) di dalam surga, buah-buahan di
75 Hadis yang maknanya dari Allah Swt. dan lafazh atau redaksinya dari Nabi Muhammad Saw. ( ‘Ahmad ΄Umar Hâsyim, Qawâ ΄ id ‘Ushul al-Hadîts, ( Kairo: Dâr al-Syabâb
Lilthabâ΄ah ) hal. 25
76 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, no. hadis : 3244, Kitâb Bad’ al-Khalq, Bâb Ma Ja’ Fî Shifat al-Jannah, jil. II, hal. 1002 76 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, no. hadis : 3244, Kitâb Bad’ al-Khalq, Bâb Ma Ja’ Fî Shifat al-Jannah, jil. II, hal. 1002
Sebagaimana al-Qur’an menjelaskan kebun dan buah-buahan di dalam surga yang penuh keindahan yang dipenuhi buah-buahan yang bermacam- macam seperti : buah kurma dan delima. Sebagaimana Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapatkan kemenangan, ( yaitu ) kebun-kebun dan buah anggur. ( QS. al-Naba’ { 78 } : 31-32 )
Di dalam keduanya ada ( macam-macam ) buah-buahan dan kurma serta delima ( QS. al-Rahmân { 55 } : 68 )
Dan pohon surga tidak berduri, banyak buahnya dan tak penah berhenti untuk berbuah berbeda dengan pohon di dunia yang banyak durinya, sedikit buahnya dan berbuah ketika musimnya saja. Allah berfirman :
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun ( buahnya ), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti
( buahnya ) dan tidak terlarang mengambilnya ( QS. al-Wâqi ΄ ah { 56 } :
27 - 33 )
Dan begitu pula al-Qur’an menceritakan bahwa surga adalah tempat tinggal yang baik dan indah, yang dihiasi dengan sungai-sungai dan hidup di dalamnya kekal dan abadi, untuk mereka yang beriman. Allah berfirman :
Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, lelaki dan perempuan, ( akan mendapatkan ) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
kekal mereka di dalamnya, dan ( mendapat ) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar, ( QS. al-Tawbah { 9 } : 72 )
Inilah sebagian dari gambaran al-Qur’an tentang kesenangan dan kenikmatan surga untuk hamba-hamba Allah yang sholeh. Memang para ulama bersilang pendapat tentang keberadaan surga dan neraka, apa Allah telah menciptakkan surga dan neraka ? Pendapat pertama : sebagian besar ulam terutama ulama Ahl al-Sunnah berpendapat bahwa surga dan neraka, keduanya telah ada berdasarkan ayat al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :
Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang- orang yang bertakwa. (QS. ‘Al ΄ Imrân { 3 } : 133 )
Dan ayat lain disebutkan :
Maka jika kamu tidak dapat membuat ( nya ) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat ( nya ), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dn batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. ( QS. al-Baqarah { 2 } : 24 )
Ayat di atas menunjukan bahwa surga dan neraka telah disediakan. dan
kata ΄ i’ dâd pada al-Jannah dan al-Nâr menggunaka fi ΄ il al-mâdlî ( bentuk kata kerja yang telah lalu ) yang berarti penegasan dan penguatan keberadaan
keduanya. 77 Dan diperkuat dengan hadis Nabi. :
Dari ΄Abdullah Ibn ΄Umar Ra. berkata : Rasullah saw. bersabda : “ Jika salah seorang dari kalin meninggal dunia maka diperlihatkan kepadanya tempat duduknya pada pagi hari dan sore hari. Jika trmasuk ahli surga maka ( yang diperlihatkan adalah tempat ) ahli surga, dan jika termasuk ahli neraka maka ( yang diperlihatkan adalah tempat ) ahli
neraka” . 78
77 al-Baydlâwî, ‘ Anwâr al-Tanzîl W a ‘Asrâr al-Ta’wîl, jil. I, hal. 40 dan ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 144
78 al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, no. hadis : 324, Kitâb Bad’ al-khalq, Bâb Ma Ja’ Fî Shifat al-Jannah, jil. II, hal. 1001
Pendapat kedua : sebagian besar ulama Mu ΄ tazilah 79 berpendapat bahwa surga dan neraka belum ada yakni belum diciptakan, sebab keberadaannya belum dibutuhkan. Dengan alasan :
a. Bahwa surga dan neraka adalah tempat ganjaran dan balasan, dan tidak ada ganjaran dan balasan kecuali di akherat. keberadaannya sekarang tidak bermanfa’at, sesuatu yang tak berma’af adalah sia-sia dan sifat sia-sia mustahil bagi Allah.
b. Seandainya surga dan neraka itu telah ada, maka akan hancur ketika peniupan sangkakala pertama yang menandakan hancurnya alam
semesta. Pendapat mu΄tazilah dijawab oleh sebagian besar ulama, bahwa Bahwa surga dan neraka adalah tempat ganjaran dan balasan dan tidak ada ganjaran dan balasan kecuali di akherat tidak benar. Seperti diriwayatkan dalam hadis bahwa arwah para mati syahid yang berada rongga burung yang hijau dan
79 Salah satu kelompok pemikiran islam yang lebih mementingkan logika daripada nash al-qur’an dan hadis, muncul pada akhir abad pertama hijriah yang didirikan oleh Wâsil Ibn
΄ Atha’ yang lahir pada tahun 80 H dan wafat pada tahun 131 H. nama mu΄tazilah berasal karena Wâsil Ibn ΄Atha’ memisahkan diri dari majlis gurunya al-Hassan al-Bashrî sebagian
berpendapat: bahwa kata al-Mu΄tazilah sudah muncul sebelum Wâsil Ibn ΄Atha’ yakni ketika terjadinya fitnah besar antara ΄Alî Ibn ‘Abû Thâlib dengan Mu΄âwiyah, dan kelompok
mu΄tazilah memisahkan diri dari dua kelompok ( ΄Alî dan Mu΄âwiyah ). (΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 155-156 ) mu΄tazilah memisahkan diri dari dua kelompok ( ΄Alî dan Mu΄âwiyah ). (΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 155-156 )
al-΄arsy ( Singgasana ), kursi , surga dan neraka. 81 Allah berfirman :
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. ( QS. al-Zumar { 39 } : 68 )
Dari pendapat tersebut, penulis lebih cenderung kepada pendapat yang mengatakan, bahwa surga dan neraka telah ada atau terlah diciptakan, sebab ungkapan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang menguatkan keberadaanya seperti kenikmatan di dalam surga dan kesengsaraan di dalam neraka sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an, karena bagaimana mungkin al- qur’an menceritakan sesuatu yang belum ada. Adapun dimana keberadaan keduanya sekarang hanya Allah Yang Maha Mengatahuinya. yang terpenting ialah menyakini adanya surga sebagai tempat ganjaran untuk mereka yang beriman dan beramal sholeh dan neraka sebagai tempat balasan untuk mereka yang ingkar kepada Allah dan berbuat maksiat.
80 ‘Abû ΄Abdullah Muhammad ‘Ibn ‘Ahmad al-Qurthubî, al-Jâmi’ Li ‘Ahkâm al-Qur’an, Juz IV, hal. 173
81 ΄Awadlullah Jâd Hijâzî, Dirâsât Fî al- ΄ Aqîdat al-‘Islâmiyyah , hal. 146