Keadaan Demografis dan Topogarfi

3. Keadaan Demografis dan Topogarfi

Wilayah RT 01 RW 01 yang termasuk bagian dari Desa Ngembal Kecamatan Tutur adalah wilayah yang memiliki luas dataran sebesar 836,028

ha, luas perbukitan 1486,002 ha. Termasuk wilayah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dengan 735 ha. Lebih jelasnya dapat dideskripsikan, sebagai berikut:

138 Ibid, hlm. 14.

a. Struktur Mata Pencaharian Penduduk RT 01 RW 01 Desa Ngembal.

Di RT 01 RW 01 Desa Ngembal ini termasuk wilayah yang memiliki kategori mata pencaharian penduduk yang cukup homogen, adapun hal tersebut:

TABEL: 2 SUBSEKTOR PERTANIAN PANGAN

No. Status Jumlah (Orang)

1. Pemilik Tanah Sawah

2. Pemilik Tanah Tegalan / Ladang

3. Penyewa / Penggarap

4. Penyakap / Bagi Hasil

5. Buruh Tani 17 Jumlah 23

Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

TABEL: 3 SUBSEKTOR PERKEBUNAN

No.

Status

Jumlah (Orang)

1. Pemilik Tanah Perkebunan

2. Pekerja / Buruh Perkebunan

5 Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

Jumlah

TABEL: 4 SUBSEKTOR PETERNAKAN

No. Status Jumlah (Orang)

1. Pemilik Ternak Ayam

2. Buruh / Pekerja Usaha Peternakan

1 Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

Jumlah

TABEL: 5 SUBSEKTOR JASA

No. Status Jumlah (Orang)

1. Penduduk yang bekerja di sektor jasa pemerintahan dan non-pemerintahan

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Pensiunan TNI / POLRI / PNS

Jumlah 1

2. Penduduk yang memiliki usaha di sektor jasa / perdagangan

a. Jasa Perdagangan Warung

b. Jasa Angkutan dan Transportasi Angkutan Bermotor / Sepeda Motor

c. Jasa Hiburan / Tontonan

d. Jasa Keterampilan Tukang Kayu

Tukang Batu

Tukang Jahit / Bordir

Tukang Cukur

Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

b. Tingkat Pendidikan Penduduk RT 01 RW 01 Desa Ngembal.

Berdasarkan data yang ditemukan, bahwa mayoritas penduduk atau masyarakat RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan berpendidikan SD atau sederajat, selebihnya SLTP dan SLTA. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL: 6

TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK No. Keterangan

Laki-laki Wanita Jumlah

A. Tamat Pendidikan Umum

1. SD / Sederajat

2. SLTP / Sederajat

3. SLTA / Sederajat

4. Akademi

5. Universitas / Perguruan Tinggi

B. Tamat Pendidikan Khusus

1. Pondok Pesantren

2. SLB

3. Keterampilan

4. Kejar Paket A 1 -

40 60 100 Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

Jumlah Seluruhnya

TABEL: 7

PENDUDUK BUTA ANGKA DAN AKSARA No. Keterangan Jumlah (Orang)

1. Jumlah Penduduk Usia > 12 Tahun

2. Jumlah Penduduk Usia 12 Tahun yang Buta Aksara dan Angka

Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

TABEL: 8 REMAJA PUTUS SEKOLAH

No. Keterangan Jumlah (Orang)

1. Jumlah Remaja

Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

TABEL: 9 PENDUDUK CACAT MENTAL DAN FISIK

No. Keterangan Jumlah (Orang)

Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

c. Akseptor Keluarga Berencana

Akseptor atau pemakai program KB di RT 01 RW 01 desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, mayoritas akseptor pada usia subur 17-30 tahun.

TABEL: 10 AKSEPOTOR KB

No. Keterangan Jumlah (Orang)

1. Pasangan Usia Subur (PUS)

2. Jumlah Peserta KB Menurut Umur

a. < 20 Tahun

b. 21 – 30 Tahun

c. 31 – 40 Tahun

d. > 40 Tahun

59 Sumber: BAPEMAS Kabupaten Pasuruan, 2002.

Jumlah Keseluruhan

B. Paparan Data

4. Deskripsi bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak keluarga muslim usia pra sekolah di RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pendidikan Islam pada anak usia pra sekolah adalah pembentukan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran-ajaran Islam, yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Sebagaimana yang pernah dilakukan Nabi dalam usaha menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim.

Bertujuan untuk memenuhi kondisi bio-psikososial anak secara tepat dan sehat, cerdas secara kognitif, afektif dan psikomotorik dengan nilai-nilai al-Qur’an dan ajaran-ajaran Nabi SAW. Dalam pencapaian tujuan tersebut kemudian dibagi dalam beberapa orientasi pokok yang perlu dicapai dalam pendidikan Islam, diantaranya:

a. Tujuan Umum (Institusional): tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

b. Tujuan Akhir (Kurikuler): pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya tidak terdapat pada waktu hidup di dunia saja. Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup, jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu.

c. Tujuan Sementara (Instruksional): tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal atau tujuan pendidikan tertentu.

d. Tujuan Operasional: tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan- bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional.

Sehingga, pengertian dan tujuan pendidikan Islam tersebut, menuntut tanggung jawab dari berbagai pihak, baik orangtua karena merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka; guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua; dan masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak didik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelasnya dan sekolahnya.

Mencermati berbagai prinsip pendidikan agama Islam di atas, begitu sangat pentingnya untuk dikerjakan dan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab oleh semua pihak, maka hal inilah yang perlu dilihat dalam masyarakat Mencermati berbagai prinsip pendidikan agama Islam di atas, begitu sangat pentingnya untuk dikerjakan dan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab oleh semua pihak, maka hal inilah yang perlu dilihat dalam masyarakat

01 RW 01 Desa Ngembal mengatakan: Pendidikan agama Islam, untuk anak-anak ku selama ini lumayan baik

dan cukup saya perhatikan, bersama ibunya sejak usia sebelum sekolah. Pelaksanannya pun, juga lumayan baik, terbukti anak saya tidak pernah mengeluh terhadap sistem pendidikan yang diajarkan ustadznya di tempat pengajian, malah Titin/anak saya itu yang kadang-kadang malas. Ya,... tak percayakan ke guru-guru ngaji itu saja, ya kalau di sini Pak Ismail itu yang ngajar di Mushalla. Dan saya memberikan bimbingan atau pendidikan agama Islam sejak anak-anakku masih kecil, kalau di rumah sudah diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Kalau belajar ngajinya, biasanya saya serahkan ke Mushalla, ketika anak-anak berumur 5 tahun.

Hasil wawancara ini, sedikit memberikan gambaran kepada kita bahwa terdapat orangtua Muslim di RT 01 RW 01 Desa Ngembal yang cukup memberikan perhatian serius terhadap pendidikan agama Islam terhadap anaknya sejak usia sebelum sekolah. Pendapat pak Basri ini, sejalan dengan pendapat H. Ainul Yaqin, yang mengatakan:

Pendidikan agama Islam anak saya, benar-benar saya perhatikan, karena pendidikan agama Islam bagi anak menurut saya sangat penting untuk diterapkan dan ditanamkan mulai sejak dini. Karena apabila anak sudah kita didik dan dibekali dengan pengetahuan agama yang kuat, maka dikemudian hari dia akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan agamanya. Untuk anak saya, saya coba untuk menyekolahkannya dalam lembaga pendidikan Islam. Karena mereka sudah banyak yang dewasa, maka untuk pelaksanaan pendidikan agama Islam selama ini saya cobakan untuk belajar atau saya taruh di pondok pesantren, khususnya sebelum mereka kuliah. Hal yang juga perlu diperhatikan untuk menselaraskan hal itu, dibutuhkan juga peran serta orangtua dalam memberikan nasehat, wawasan dan bimbingan keagamaan di rumah secara konsisten. Kepada Kyai atau Ustadz di lembaga pendidikan atau pesantren itu, saya mempercayakan pendidikan agama Islam anak saya. Dan sejak kecil, saya memberikan bimbingan agama Islam kepada anak saya, bahkan ketika anak-anak saya masih kecil, mereka saya sekolahkan di dua tempat pagi di SD dan sore harinya di MI, bahkan Pendidikan agama Islam anak saya, benar-benar saya perhatikan, karena pendidikan agama Islam bagi anak menurut saya sangat penting untuk diterapkan dan ditanamkan mulai sejak dini. Karena apabila anak sudah kita didik dan dibekali dengan pengetahuan agama yang kuat, maka dikemudian hari dia akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan agamanya. Untuk anak saya, saya coba untuk menyekolahkannya dalam lembaga pendidikan Islam. Karena mereka sudah banyak yang dewasa, maka untuk pelaksanaan pendidikan agama Islam selama ini saya cobakan untuk belajar atau saya taruh di pondok pesantren, khususnya sebelum mereka kuliah. Hal yang juga perlu diperhatikan untuk menselaraskan hal itu, dibutuhkan juga peran serta orangtua dalam memberikan nasehat, wawasan dan bimbingan keagamaan di rumah secara konsisten. Kepada Kyai atau Ustadz di lembaga pendidikan atau pesantren itu, saya mempercayakan pendidikan agama Islam anak saya. Dan sejak kecil, saya memberikan bimbingan agama Islam kepada anak saya, bahkan ketika anak-anak saya masih kecil, mereka saya sekolahkan di dua tempat pagi di SD dan sore harinya di MI, bahkan

Tidak jauh berbeda dengan pendapat kedua orangtua Muslim di atas (pak Basri dan pak H. Ainul Yaqin), Ustadz Sholifin Ismail salah seorang guru ngaji di RT 01 RW 01 Desa Ngembal, mangatakan bahwa:

Pendidikan agama Islam anak-anak keluarga muslim usia sebelum sekolah di Desa Ngembal selama ini ya, cukup berjalan dengan baik. Pelaksanaan pendidikannya pun baik, ya, disamping orangtua mereka mengajarkannya di rumah. Kami juga mengajarkan di tempat pengajian/Mushalla, terutama tentang cara baca dan tulis al-Qur’an. Alhamdulillah, untuk selama ini terhadap pendidikan Islam anak- anak/santri kita bisa hadapi sendiri, cuman kalau kita kita kekurangan tenaga pengajar, kita carikan aja kakak-kakaknya yang lebih atau sudah paham tentang pelajaran itu. Dan menurut saya, pendidikan agama Islam bagi anak diberikan sejak anak baru lahir terutama ketika anak itu sudah mengerti pembicaraan orangtuanya atau orang lain. Bahkan, ketika anak masih dalam kandungan, seperti yang selama ini sudah diajarkan Rasulullah. Menurut saya terlambat bagi orangtua, yang mengajarkan pendidikan agama pada anaknya, ketika anak sudah berusia besar. Apalagi anak baru dikenalkan tempat pengajian ketika anak sudah bersekolah SD. Ya, mulai kecil la Mbak hal itu perlu dilakukan.

Semakin terlihat jelas, bahwa pendidikan agama Islam di Desa Ngembal ini cukup berjalan dengan baik dan cukup mendapat perhatian dari banyak orang termasuk guru-guru ngaji (ustadz-ah) di sana. Akan tetapi, pendapat-pendapat di atas agak sedikit berbeda dengan pendapat Ustadzah Salamah yang menyatakan, bahwa:

Kalau yang dimaksud Mbaknya itu, berkaitan dengan sikap orangtua terhadap pendidikan Islam anaknya. Kayaknya, di desa ini Mbak ada tiga sikap orangtua terhadap pendidikan agama Islam anak-anaknya. Ada orangtua yang sangat peduli, sampai-sampai anaknya ditaruh ditiga lembaga pendidikan, pagi di SD, sore di MI dan malam di TPA bahkan ada yang dititipkan di Pondok Pesantren; Ada orangtua yang memberikan pendidikan anaknya cukup di TPA saja dan di MI; serta Ada orangtua yang tidak sama sekali peduli terhadap pendidikan Kalau yang dimaksud Mbaknya itu, berkaitan dengan sikap orangtua terhadap pendidikan Islam anaknya. Kayaknya, di desa ini Mbak ada tiga sikap orangtua terhadap pendidikan agama Islam anak-anaknya. Ada orangtua yang sangat peduli, sampai-sampai anaknya ditaruh ditiga lembaga pendidikan, pagi di SD, sore di MI dan malam di TPA bahkan ada yang dititipkan di Pondok Pesantren; Ada orangtua yang memberikan pendidikan anaknya cukup di TPA saja dan di MI; serta Ada orangtua yang tidak sama sekali peduli terhadap pendidikan

Pernyataan Ustadzah ini, lebih kompleks dari beberapa pernyataan sebelumnya yang menginformasikan bahwa di RT 01 RW 01 Desa Ngembal para orangtua muslim tidak semuanya peduli terhadap pendidikan Islam bagi anak-anaknya, ada juga yang mencukupkan pendidikan anaknya di MI/TPA, bahkan ada orangtua yang tidak sama sekali peduli terhadap pendidikan anak- anaknya dan lebih senang mengajak anaknya untuk bekerja.

Tidak lengkap kiranya kalau informasi ini, didapatkan pada orangtua dan guru ngaji (ustadz-ah) dari anak muslim terhadap pendidikan Islam di Desa Ngembal, sudah sepantasnya informasi tersebut digali dari para pelaku pendidikan itu sendiri. Misalnya, Titin putri pak Basri setelah ditanya bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam untuknya, dia mengatakan:

Ya, cukup diajarkan oleh orangtua saya Mbak dan para Ustadz di tempat pengajian. Pelaksanannya berjalan baik-baik saja Mbak, meski itu cukup diajarkan oleh orangtua dan guru ngaji saya di Mushalla. Dan sejak saya kecil, hal itu diajarkan.

Sedangkan, Safira menambahkan: Ya, gak ngerti Mbak paling aku disuruh Bapak ngaji di Mushalla/TPA

Bu Salamah.

Dan diajarkan pendidikan Islam sejak saya sebelum sekolah di MI.

Berdasarkan sejumlah pernyataan dari keenam sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak-anak keluarga muslim usia pra sekolah di RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan, secara garis besar sudah berjalan dengan baik dan cukup mendapat perhatian serius dari orangtua dan para guru ngaji (ustadz-ah) yang ada di sana dan hal itu sudah dimulai sejak anak-anak dalam usia dini, meski juga ditemukan sedikit orangtua yang sama sekali tidak peduli terhadap hal itu.

Inilah nilai point yang perlu mendapat keseriusan dan perhatian dari semua pihak, bahwa pendidikan agama Islam di RT 01 RW 01 Desa Ngembal ini sudah dapat berjalan dengan baik dan perlunya memberikan pemahaman dan pengertian lebih bagi orangtua muslim yang kurang peduli terhadap itu semua.

TABEL: 11 MATRIKS DESKRIPTIF TERATUR TENTANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELUARGA MUSLIM USIA PRA SEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA NGEMBAL

Bagaiamana Pelaksanaan Pendidikan agama Islam, untuk anak- Pendidikan Agama Islam pada anak ku selama ini lumayan baik dan Anak Keluarga Muslim Usia

cukup saya perhatikan sejak sebelum Pra Sekolah di RT 01 RW 01 sekolah, bersama ibunya. Desa Ngembal

Pelaksanannya pun, juga lumayan baik, terbukti anak saya tidak pernah mengeluh terhadap sistem pendidikan yang diajarkan ustadznya di tempat pengajian, malah Titin/anak saya itu yang kadang-kadang malas.

Responden 2

Pendidikan agama Islam anak saya, benar-benar saya perhatikan, karena pendidikan agama Islam bagi anak menurut saya sangat penting untuk diterapkan dan ditanamkan mulai sejak dini. Karena apabila anak sudah kita didik dan dibekali dengan pengetahuan agama yang kuat, maka dikemudian hari dia akan berperilaku sesuai dengan yang diajarkan agamanya.

Responden 3

Pendidikan agama Islam anak-anak keluarga muslim di Desa Ngembal selama ini ya, cukup berjalan dengan baik. Pelaksanaan pendidikannya pun baik, ya, disamping orangtua mereka mengajarkannya di rumah. Kami juga mengajarkan di tempat pengajian/Mushalla, terutama tentang cara baca dan tulis al-Qur’an.

Responden 4

Kalau yang dimaksud Mbaknya itu, berkaitan dengan sikap orangtua terhadap pendidikan Islam anaknya. Kayaknya, di desa ini Mbak ada tiga Kalau yang dimaksud Mbaknya itu, berkaitan dengan sikap orangtua terhadap pendidikan Islam anaknya. Kayaknya, di desa ini Mbak ada tiga

Responden 5 Ya, cukup diajarkan oleh orangtua saya Mbak dan para Ustadz di tempat pengajian. Pelaksanannya berjalan baik-baik saja Mbak, meski itu cukup diajarkan oleh orangtua dan guru ngaji saya di Mushalla.

Responden 6 Ya, gak ngerti Mbak paling aku disuruh Bapak ngaji di Mushalla/TPA Bu Salamah. Dan diajarkan pendidikan Islam sejak saya sebelum sekolah di MI.

5. Metode apa yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak keluarga muslim usia pra sekolah di RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.

Terdapat banyak model atau metode pelaksanaan pendidikan agama Islam, yang bisa dipilih dan diterapkan dalam pelbagai kondisi dan objek pendidikan terutama usaha menselaraskan peserta didik berdasarkan kondisi umur, perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, al-

Qur’an sebagai pedoman keseluruhan atas konsep pendidikan Islam tersebut menawarkan beberapa konsep aplikatif, diantaranya:

a. Metode Teladan Dalam al-Qur’an kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti baik. Sehingga terdapat ungkapan uswatun hasanah yang artinya teladan yang baik, dengan mengambil sampel pada diri Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim dan kaum yang beriman teguh kepada Allah SWT. Karenanya, kemudian hal ini dijadikan konsep dalam usaha memberikan pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak.

b. Metode Kisah-Kisah Di dalam al-Qur’an selain terdapat nama suatu surat, yaitu surat al- Qashash yang berarti cerita-cerita atau kisah-kisah, juga sebagai suatu metode pendidikan ternyata mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita itu dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan.

c. Metode Ceramah (Khutbah) Metode ceramah ini dekat dengan kata tabligh yaitu menyampaikan sesuatu ajaran. Konsep ini, sering dan telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW, dalam mengajak umat manusia ke jalan Tuhan.

d. Metode Diskusi

Metode diskusi juga diperhatikan al-Qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap masalah.

Disamping itu, banyak juga metode lain yang selama ini diterapkan dalam upaya pelaksanaan pendidikan Islam, yaitu: metode perintah dan larangan, metode nasihat, metode pemberian suasana (situasional), metode mendidik secara kelompok (mutual education), metode instruksi, metode bimbingan dan konseling, metode perumpamaan, metode taubat dan ampunan, metode hadiah dan hukuman dan metode penyajian.

Sekarang yang menjadi pertanyaan dalam benak pikiran masing- masing pihak adalah, sudahkan semua atau salah satu dari sekian model pelaksanaan pendidikan agama Islam tersebut dapat diterapkan orangtua muslim, para guru (Ustadz-ah), masyarakat dan sebagainya dalam mendidik anak-anaknya atau justru diabaikan.

Untuk dapat memahami gambaran semua ini, penting untuk bisa melakukan studi lebih jauh lagi dari realitas kehidupan pelaksanaan pendidikan Islam dalam masyarakat. Seperti, pengamatan dan dialog yang sudah dilakukan ke beberapa orangtua muslim, pendidik agama atau masyarakat di RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Pasuruan ini. Pak Basri misalnya, mengatakan:

Yo..... paling anakku, tak ajarake melalui pembiasaan atau contoh- contoh dari ustadze atau aku orangtuanya sendiri.

Selanjutnya, dalam kesempatan terpisah ketika ditanya bagaimana metode atau model yang dipilih sebagai pelaksanaan pendidikan agama Islam Selanjutnya, dalam kesempatan terpisah ketika ditanya bagaimana metode atau model yang dipilih sebagai pelaksanaan pendidikan agama Islam

Ya itu tadi, saya menyerahkan sepenuhnya dan memasukan anak saya ke lembaga-lembaga pendidikan agama seperti pesantren, disamping selalu memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap anak.

Pernyataan kedua orangtua muslim ini, sekilas menggambarkan bahwa sistem pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak-anaknya selama dilakukan dengan cara keteladan dan sistem ceramah, baik itu mereka lakukan sendiri di rumah atau ketika anak-anak mereka diserahkan ke guru ngaji atau usatdz-ah di Mushalla atau lembaga pendidikan Islam tertentu.

Sedangkan, ketika dikonfirmasikan ke beberapa guru ngaji di RT 01 RW 01 Desa Ngembal, seperti Ustadz Sholifin Ismail beliau menyebutkan: Ya,.... sama mbak seperti guru-guru ngaji yang lain. Disamping anak-

anak diajarkan tentang cara baca tulis al-Qur’an (tajwid), anak juga kita ajarkan ilmu tentang cara shalat dan wudlu (fiqih), tauhid, aqidatul awam dan lain-lain.

Ustadzah Salamah juga mengatakan: Ya, paling anak kita panggil satu persatu untuk baca al-Qur’annya, untuk tulis al-Qur’an secara bersama-sama, belajar tajwid bersama- sama, fiqih, aqidatul awam, tiba’ juga dilakukan bareng-bareng.

Tidak cukup data yang dikumpulkan dari keempat responden tersebut, peneliti juga menggali informasi itu dari para pelaku pendidikan atau anak dari keluarga muslim di Desa Ngembal ini. Misal, pada Titin yang mengatakan:

Selama ini yang ada, sistem ceramah atau pengajian, bimbingan dan teladan tidak lebih dari itu dari para Ustadz ngaji dan orangtua.

Sedangkan, Safira juga dalam kesempatan yang sama menyatakan, bahwa:

Di suruh denger dan ikuti kata-kata Bu Ustadzah dan tidak boleh berbuat dosa.

Secara garis besar sudah dapat dipahami, bahwa sistem atau metode pelaksanaan pendidikan Islam di RT 01 RW 01 Desa Ngembal selama ini masih dilakukan dengan cara tradisional, yaitu dengan cara ceramah, memberikan keteladanan dan contoh-contoh, metode perintah dan larangan, metode nasihat dan belum cukup beragam sistem-sistem yang dilaksanakannya, baik itu bersifat metode mendidik secara kelompok (mutual education), metode instruksi, metode bimbingan dan konseling, metode perumpamaan dan sebagainya.

TABEL: 12 MATRIKS DESKRIPTIF TERATUR TENTANG METODE YANG DIPILIH SEBAGAI PELAKSANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELUARGA MUSLIM USIA PRA SEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA NGEMBAL

Interviewer Interviewee

Responden 1 Yo..... paling anakku, tak ajarake melalui pembiasaan atau contoh- contoh dari ustadze atau aku orangtuanya sendiri.

Responden 2 Itu tadi, saya menyerahkan sepenuhnya dan memasukan anak saya ke lembaga-lembaga pendidikan agama seperti pesantren, disamping selalu memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap anak.

Responden 3 Ya,.... sama mbak seperti guru-guru

ngaji yang lain. Disamping anak-anak Metode apa yang digunakan diajarkan tentang cara baca tulis al- dalam pelaksanaan pendidikan Qur’an (tajwid), anak juga kita ajarkan agama Islam pada anak ilmu tentang cara shalat dan wudlu keluarga muslim usia pra (fiqih), tauhid, aqidatul awam dan sekolah di RT 01 RW 01 Desa

lain-lain.

Ngembal Kecamatan Tutur Responden 4

Kabupaten Pasuruan? Paling,.... anak kita panggil satu

persatu untuk baca al-Qur’annya, untuk tulis al-Qur’an secara bersama- sama, belajar tajwid bersama-sama, fiqih, aqidatul awam, tiba’ juga dilakukan bareng-bareng.

Responden 5 Selama ini yang ada, sistem ceramah

atau pengajian, bimbingan dan teladan tidak lebih dari itu dari para Ustadz ngaji dan orangtua.

Responden 6 Di suruh denger dan ikuti kata-kata Bu

Ustadzah dan tidak boleh berbuat dosa.

Jadi, meskipun jawaban masing-masing responden di atas seolah beragam tapi substansi pesan yang disampaikan sama, bahwa metode pelaksanaan pendidikan Islam di Desa Ngembal Kecamatan Tutur selama ini dengan menerapkan model ceramah, nasihat, perintah dan larangan serta cara keteladanan.

6. Apa kendala dan solusi pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak keluarga muslim usia pra sekolah di RT 01 RW 01 Desa Ngembal Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.

Era globalisasi yang dihadapi saat ini, baik di bidang pital, budaya, etika maupun moral menuntut persaingan serba aplikatif dan profesinal dalam berbagai hal. Dalam tarap yang paling akut, hal ini menuntut adanya persaingan dan saling gilas peradaban, sulit menentukan mana yang baik dan buruk, mana etika ketimuran dan kebarat-baratan, mana yang lebih etis dan logis, mana budaya yang lebih santun dan amoral atas nilai-nilai budaya dan sebagainya.

Sekarang tidak sedikit masyarakat, yang semula merasa asing dan bahkan tabu terhadap model-model pakaian (fashion), hiburan (fun), film-film porno dan tayangan sadisme yang dipertontonkan TV, bacaan dan gambar porno, malah kemudian menjadi biasa-biasa saja atau justru ikut menjadi bagian darinya, tidak jarang juga anak-anak belum cukup umur menjadi korban tayangan-tayangan yang tidak terfilterisasi oleh norma-norma budaya setempat. Akibatnya, berapa banyak anak-anak yang mati akibat tayangan smack down, remaja yang mengkonsumsi ganja, pil (narkotika), anak yang Sekarang tidak sedikit masyarakat, yang semula merasa asing dan bahkan tabu terhadap model-model pakaian (fashion), hiburan (fun), film-film porno dan tayangan sadisme yang dipertontonkan TV, bacaan dan gambar porno, malah kemudian menjadi biasa-biasa saja atau justru ikut menjadi bagian darinya, tidak jarang juga anak-anak belum cukup umur menjadi korban tayangan-tayangan yang tidak terfilterisasi oleh norma-norma budaya setempat. Akibatnya, berapa banyak anak-anak yang mati akibat tayangan smack down, remaja yang mengkonsumsi ganja, pil (narkotika), anak yang

Semua ini adalah sedikit akibat, ketidakmampuan melawan pertarungan zaman, tidak mampu memfilter atau malah kalah tunduk akibat pergesekan budaya yang sebenarnya tidak sesuai dengan nilai dan norma budaya yang berlaku atau bahkan sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Oleh karena itu, sejak dini sudah seharusnya menanamkan nilai-nilai kearifan dan ajaran-ajaran agama Islam pada anak-anak kita dengan cahaya al- Qur’an dan as-Sunnah perikehidupan Rasulullah SAW, menanamkan dasar- dasar aqidah dan ketauhidan dan sebagainya. Sehingga, mereka menjadi pribadi yang kuat dan kokoh tidak terpinggirkan dan takut sedikitpun oleh hadirnya warna budaya Barat yang menyesatkan.

Ketika orangtua dan rumah, pendidik dan lembaga pendidikan serta masyarakat dan norma mampu berjalan secara bersamaan dan apik, kiranya berbagai tantangan globalisasi di atas dapat dengan mudah ditepis bahkan disetir. Namun, yang menjadi masalah kondisi demikian tidak seterusnya mampu dijalankan dengan baik dan seksama oleh orangtua, pendidik dan masyarakat muslim, memang delematis. Sebagaimana pendapat pak Basri yang menyatakan:

Menurut saya selama ini, yang menjadi kendala pelaksanaan pendidikan Islam paling pergaulan dan lingkungan ya, acara-acara televisi dan kesenangan anak-anak untuk bermain dengan teman- temannya. Kalau yang menjadi faktor pendukungnya paling peran orangtua saja, yang cukup memperhatikan dan ketat, koyok aku iki paling.

Karena, pendidikan agama Islam itu sangat penting ya,..... untuk memberikan pengertian anak tentang agama, tuhannya, nabinya, kitab sucinya dan lain-lain. Terutama anak biar memiliki moral dan akidah seng bener, ngono ae wes. Iku solusine,......

Pernyataan pak Basri seolah diamini dan dilengkapi oleh pendapat pak

H. Ainul Yaqin yang merupakan juga selaku orangtua muslim dari anak keluarga muslim di RT 01 RW 01 Desa Ngembal, ketika ditanya apa pak yang menjadi yang menjadi kendala dan solusi pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak Bapak/Ibu sebagai keluarga muslim selama ini, beliau mengatakan:

Yang menjadi faktor penghambat atau kendalanya Mbak, adalah maraknya tayangan-tayangan televisi yang bisa merusak moral anak, lingkungan bergaul anak yang tidak kondusif serta minimnya peran orangtua karena kesibukan di luar atau di tempat kerja. Sedangkan, yang menjadi faktor pendukung dan ini bisa dijadikan solusi, yaitu pengawasan orangtua yang baik terhadap anak termasuk cara mereka bergaul, lingkungan sekitar yang baik, memasukkan anak ke lembaga- lembaga pendidikan agama Islam yang baik, seperti tempat-tempat pengajian dan pondok pesantren serta peran orangtua dalam mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar agama.

Pendapat kedua orangtua muslim ini hampir memiliki kemiripan dan saling melengkapi, bahwa yang menjadi kendala pada pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak-anak muslim selama ini, terutama di RT 01 RW 01 Desa Ngembal adalah maraknya tayangan televisi, dunia lingkungan pergaulan anak serta minimnya peran orangtua terhadap semua itu. Sedangkan, yang menjadi faktor pendukung dan merupakan solusi adalah totalitas pengawasan dan peran orangtua yang aplikatif dan cepat tanggap terhadap pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya.

Pendapat dan pernyataan-pernyataan ini, kemudian dilengkapi dengan juga melakukan wawancara dengan para pendidik agama (Ustadz-ah/guru ngaji). Semisal, Ustadz Sholifin Ismail yang mengungkapkan:

Kalau di RT 01 RW 01 Desa Ngembal ini, yang saya rasakan kayaknya yang menjadi kendala pendidikan agama Islam terhadap anak cukup beragam ya,.... lingkungan pergaulan anak bisa menjadi faktor penghambat, tayangan televisi juga terkadang menjadi faktor penghambat dan orangtua yang kurang begitu peduli terhadap pendidikan anak juga menjadi faktor penghambat, biasanya untuk hal ini anak lebih diupayakan orangtua sebagai teman kerja daripada harus sekolah dan mengaji. Untuk solusinya ya menurut saya, adanya peran orangtua yang peduli terhadap pendidikan anak dan anak sendiri yang semangat untuk belajar.

Sejalan dengan hal ini, yang ditemui disela-sela jam mengajarnya Ustadzah Salamah juga mengungkapkan: Kendalanya, mungkin kurangnya perhatian orangtua Mbak, minimnya

motivasi anak untuk belajar, pergaulan anak remaja, apa itu kadang- kadang juga acara-acara televisi. Bahkan, di desa Ngembal ini mayoritas anak yang sudah dirinya merasa besar atau dewasa dia tidak lagi datang untuk mengaji.

Lebih luas dari pernyataan para orangtua muslim di atas, tentang apa yang menjadi problematik atau kendala terhadap adanya pendidikan agama Islam di RT 01 RW 01 Desa Ngembal ini adalah disamping maraknya tayangan-tayangan televisi, lingkungan pergaulan anak yang tidak mendukung serta tidak adanya motivasi anak untuk belajar pengetahuan agama Islam dengan baik. Sedangkan, yang menjadi solusinya adalah representatif adanya peran orangtua yang baik dan motivasi internal anak untuk belajar agama, tidak lebih.

Untuk hal ini, Titin salah satu anak muslim di Desa Ngembal menyatakan juga, bahwa:

Solusinya adalah motivasi saya sendiri untuk paham dan mengerti ajaran-ajaran Islam lebih dalam, dan kendalanya paling rasa males dan kadang-kadang juga tayangan televisi dan aktivitas di luar rumah.

Pada kesempatan yang berbeda, Safira menambahkan: Apa ya,....... gak ngerti Mbak, paling malas berangkat ke tempat ngaji

dan tidak mau di suruh Ibu berangkat.

Cukup jelas kiranya, apa yang masing-masing menjadi pernyataan para responden di atas tentang apa yang menjadi kendala dan solusi yang bisa dimunculkan bagi pelaksanaan pendidikan agama Islam di RT 01 RW 01 Desa Ngembal diantara, yang menjadi kendalanya adalah adanya tayangan televisi yang semakin marak dengan menawarkan program-program yang semakin menarik, lingkungan pergaulan anak yang kurang mendapat pengawasan dari para orangtua, sikap dan konsep pikir orangtua yang kurang peduli terhadap pentingnya pendidikan anak serta motivasi internal anak yang kurang tertarik untuk mengikuti pendidikan agama Islam dengan baik dan aplikatif.

Sedangkan yang bisa dijadikan solusi, antara lain: adanya sikap orangtua yang ketat dan peduli terhadap pendidikan Islam anak dan pergaulannya, selalu memotivasi anak untuk belajar serta anak dikenalkan akan adanya lingkungan-lingkungan pendidikan Islam, seperti tempat ngaji, Mushalla, pondok pesantren, tempat pengajian dan sebagainya.

TABEL: 13 MATRIKS DESKRIPTIF TERATUR TENTANG KENDALA DAN SOLUSI PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK KELUARGA MUSLIM USIA PRA SEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA NGEMBAL

Interviewer Interviewee

Responden 1 Apa kendala dan solusi

Menurut saya selama ini, yang pelaksanaan pendidikan agama menjadi kendala pelaksanaan Islam pada anak keluarga

pendidikan Islam paling pergaulan dan muslim usia pra sekolah di RT lingkungan ya, acara-acara televisi

01 RW 01 Desa Ngembal dan kesenangan anak untuk bermain Kecamatan Tutur Kabupaten

dengan teman-temannya. Kalau yang Pasuruan?

menjadi faktor pendukungnya paling peran orangtua saja, yang cukup memperhatikan dan ketat, koyok aku iki paling. Iku solusine,......

Responden 2 Yang menjadi faktor penghambat atau

kendalanya Mbak, adalah maraknya tayangan-tayangan televisi yang bisa merusak moral anak, lingkungan bergaul anak yang tidak kondusif serta minimnya peran orangtua karena kesibukan di luar atau di tempat kerja. Sedangkan, yang menjadi solusinya adalah pengawasan orangtua yang baik terhadap anak termasuk cara mereka bergaul, lingkungan sekitar yang baik, memasukkan anak ke lembaga-lembaga pendidikan agama Islam yang baik, seperti tempat- tempat pengajian dan pondok pesantren serta peran orangtua dalam mendampingi dan mengarahkan anak dalam belajar agama.

Responden 3 Kalau di RT 01 RW 01 Desa Ngembal

ini, yang saya rasakan kayaknya yang menjadi kendala pelaksanaan pendidikan agama Islam terhadap anak cukup beragam ya,.... lingkungan pergaulan anak bisa menjadi faktor penghambat, tayangan televisi juga terkadang menjadi faktor penghambat dan orangtua yang kurang begitu peduli terhadap pendidikan anak juga menjadi faktor penghambat, biasanya untuk hal ini anak lebih diupayakan orangtua sebagai teman kerja daripada harus sekolah dan mengaji. Untuk ini, yang saya rasakan kayaknya yang menjadi kendala pelaksanaan pendidikan agama Islam terhadap anak cukup beragam ya,.... lingkungan pergaulan anak bisa menjadi faktor penghambat, tayangan televisi juga terkadang menjadi faktor penghambat dan orangtua yang kurang begitu peduli terhadap pendidikan anak juga menjadi faktor penghambat, biasanya untuk hal ini anak lebih diupayakan orangtua sebagai teman kerja daripada harus sekolah dan mengaji. Untuk

Responden 4 Kendalanya, mungkin kurangnya perhatian orangtua Mbak, minimnya motivasi anak untuk belajar, pergaulan anak remaja, apa itu kadang-kadang juga acara-acara televisi. Bahkan, di desa Ngembal ini mayoritas anak yang sudah dirinya merasa besar atau dewasa dia tidak lagi datang untuk mengaji.

Responden 5 Solusinya adalah motivasi saya sendiri untuk paham dan mengerti ajaran- ajaran Islam lebih dalam, faktor penghambatnya paling rasa males dan kadang-kadang juga tayangan televisi dan aktivitas di luar rumah.

Responden 6 Apa ya,....... gak ngerti Mbak, paling malas berangkat ke tempat ngaji dan

tidak mau di suruh Ibu berangkat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25