kebersihan selalu diutamakan masyarakat Tidung dalam menjaga kesehatan sehari-hari.
4.4.4 Makna Ungkapan Pantangan Kepohonan
Makna dari kata kepohonan berhubungan dengan makanan dan minuman, pantangan ini diutarakan oleh salah satu masyarakat setempat kepada
peneliti bahwa kata kepohonan meliputi nasi goreng dan minuman kopi kedua pantangan tersebut diyakini sebagai tradisi masyarakat Tidung yang dapat
menimbulkan bahaya. Data dapat di sajikan dibawah ini:
78 sama nyabit nasi kenuwai
ka guang makou, lala ko sendapan” “jangan menyebut nasi goreng pada saat meninggalkan rumah, nanti kena
kepohonan
” Data-24. 79
sama nyabit de kupi ka dudu guang makou, lala ko sendapan “jangan menyebutkan kopi jika mau bepergian, nanti kamu kepohonan”
Data-25.
10 Makna ungkapan pantangan nasi kenuwai
“nasi goreng” Data-24.
Ungkapan pantangan yang menyatakan nasi kenuwai merupakan suatu makanan yang memiliki nilai tersendiri di mata masyarakat Tidung. Hal tersebut
terlihat pada contoh berikut. Ungkapan pantangan pada data 24 di atas, merupakan makanan yang
memiliki nilai tersendiri bagi adat istiadat masyarakat setempat. Masyarakat Tidung memiliki tradisi pantangan menyebutkan makanan seperti nasi kenuwai
“nasi goreng” karena makanan tersebut hanya disajikan pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahunnya. Sehubungan dengan hal tersebut ungkapan
pantangan menyebutkan nasi goreng dikaitkan dengan istilah kepohonan yang merujuk pada bahaya dari pelanggaran pantangan. Maksudnya, apabila seseorang
anggota keluarga menyebutkan nasi goreng pada saat meninggalkan rumah maka seseorang diyakini akan menemukan musibah dalam melakukan aktivitas diluar
rumah. Oleh karena itu, sebaiknya tidak menyebutkan makanan nasi goreng pada saat berkerja. Untuk itulah ungkapan pantangan ini diungkapkan supaya
masyarakat Tidung dapat memahami dampak kerugian jika melakukan pelanggaran terhadap aturan pantangan yang dianggap sakral dalam keluarga.
Dari uraian dia atas, bisa dikatakan bahwa sebenarnya ungkapan pantangan berguna untuk memberitahukan kepada anggota keluarga supaya
memahami adat istiadat dalam keluarga yang melarang untuk menyebutkan makanan pada saat beraktivitas. Dengan demikian, ungkapan pantangan ini
digunakan sebagai suatu yang harus dijaga untuk menghindari bahaya akibat dari perkataan maupun perbuatan. Jadi, ungkapan pantangan nasi kenuwai
“nasi goreng” memiliki makna tersirat yaitu kepohonan terhadap makanan. Wujud dari
ungkapan pantangan yang lain dapat dilihat berikut.
11 Makna ungkapan pantangan nyabit de kupi
“menyebutkan kopi” Data-25.
Masyarakat Tidung meyakini bahwa kupi “kopi” memiliki nilai makna
yang sakral. Ungkapan pantangan itu dijelaskan berikut. Konteks ungkapan pantangan pada data 25 merupakan ungkapan
pantangan yang berhubungan dengan istilah kepohonan. Artinya, ungkapan
pantangan di atas memiliki makna menemukan musibah apabila menyebutkan kopi disaat meninggalkan rumah, hal tersebut didasari oleh keyakinan adat istiadat
masyarakat setempat yang tidak membenarkan anggota keluarga untuk melanggar pantangan. Dengan demikian, ungkapan pantangan itu bertujuan untuk mengatur
anggota keluarga yang hendak bepergian supaya selamat dalam perjalanan dan dijauhkan dari segala musibah. Namun, apabila pantangan telah dilanggar
sebaiknya anggota keluarga mengucapkan istilah induk-induk yang berarti meminta kepada tuhan agar diberikan perlindungan dan dijauhkan dari akibat
kepohonan meminum minuman kopi. Jadi, dibalik ungkapan pantangan tersebut memiliki makna tersirat yaitu bermakna kepohonan. Di samping itu juga,
mengandung makna keyakinan terhadap nilai-nilai kepercayaan keluarga.
4.4.5 Makna Ungkapan Pantangan Berhubungan dengan Penyakit