Makna Ungkapan Pantangan Apabila Membunuh Binatang

penjual mentaati pantangan agar tidak dijauhkan dari rezeki. Jadi keduanya tidak menimbulkan perselisihan yang tidak harapkan. Makna yang tersirat dari ungkapan pantangan tersebut mengambarkan tentang ketertiban dalam menjaga pantangan dan bersikap baik kepada pembeli.

4.4.12 Makna Ungkapan Pantangan Apabila Membunuh Binatang

Pantangan membunuh binatang pada saat istri masih hamil merupakan kepercayaan masyarakat setempat, hal itu dikaitkan dengan hal-hal yang dapat membahayakan. Misalnya dalam contoh data di bawah berikut. 96 sama matoy binatang ka yandu ketian, lala anak mu dino lahir jadi cacat “jangan membunuh binatang disaat istri hamil, nanti anakmu lahir cacat” Data-15. 25 Makna ungkapan pantangan matoy binatang “membunuh binatang” Data-15. Ungkapan pantangan membunuh binatang pada saat istri hamil sangat dipantangkan menurut keyakinan masyarakat Tidung karena dapat mempengaruhi kesehatan bayi dalam kandungan. Ungkapan sejenis ini disajikan pada data berikut. Pantangan pada data 15 apabila suami membunuh binatang pada saat istri masih hamil maka anak yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat. Makna tersurat yang terkandung dalam ungkapan pantangan secara akal sehat tidak memiliki korelasi atau hubungan antara membunuh binatang dengan istri yang sedang hamil. Akan tetapi, ungkapan pantangan di atas, memiliki maksud tertentu yang dituangkan dalam makna tersirat seperti penjelasan dibawah ini. Makna tersirat yang terkandung dalam ungkapan pantangan tersebut, dapat dijelaskan secara psikologis. Maksudnya suami tidak boleh memperlihatkan sikap membunuh binatang dihadapan sang istri yang sedang hamil, karena hal tersebut dapat mempengaruhi psikologis sang istri dan akan berdampak pada kesehatan bayi yang ada dalam kandungan. Selain itu juga sang istri akan merasa ketakutan kalau nanti anak yang dilahirkan memiliki sikap dan tingkah laku seperti suami yang tidak merasa kasihan terhadap binatang yang telah dibunuh. Jadi, kondisi yang tidak stabil seperti ini dikwatirkan menganggu kesehatan bayi dan keselamatan bayi pada saat dilahirkan. Oleh sebab itu masyarakat Tidung meyakini bahwa membunuh binatang akan memperngaruhi kesahatan bayi yang dikandung. Dengan demikian, ungkapan pantangan seperti itu secara akal sehat dianggap mitos, namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut didasari oleh kenyataan serta pengalaman yang telah terjadi, sehingga membentuk pantangan yang selalu diyakini dari generasi-kegenerasi masyarakat Tidung secara umum.

4.5 Fungsi Ungkapan Pantangan Masyarakat Tidung Di Salimbatu