Kategori pantangan menyiksa Kategori pantangan kejajop “tertindis”

keselamatan. Pantangan ini berdasarkan kepercayaan anggota masyarakat Tidung terhadap hal-hal perbuatan buruk. Jadi, sebaiknya seseorang mempertimbangkan saat yang tepat untuk beristirahat. Ungkapan pantangan ini mencerminkan budaya anggota masyarakat Tidung yang selalu mengedepankan keyakinan adat istiadat dalam keluarga. Ungkapan pantangan pada data 14 di atas juga merupakan pantangan yang menyatakan perbuatan melangkahi pancing. Apabila melangkahi pancing maka akan mempengaruhi hasil tangkap para nelayan. Hal tersebut tentu didasari oleh budaya kehidupan masyarakat Tidung yang hidup bergantung pada hasil laut. Dengan demikian, para nelayan selalu mengedepankan adat istiadat budaya dalam mencari usaha.

4.1.2 Bentuk Ungkapan Pantangan Menyatakan Mistis

Bentuk ungkapan pantangan yang menyatakan mistis masih dijalankan oleh anggota keluarga masyarakat Tidung. Namun pantangan tersebut diujarkan hanya sebagai suatu keyakinan tersendiri. Ungkapan pantangan yang menyatakan mistis dalam masyarakat Tidung terbagi menjadi beberapa kategori pantangan antara lain sebagai berikut, 1 kategori pantangan menyiksa, 2 kategori pantangan tertindis.

4.1.2.1 Kategori pantangan menyiksa

Kepercayaan masyarakat Tidung terhadap budaya mistis masih saja dipertahankan dan dijadikan sebagai identitas budaya yang mereka miliki. Salah satu kemistisan yang dipercaya masyarakat setempat adalah pantangan membunuh mahluk hidup seperti burung karena dianggap berpengaruh kepada kesehatan kandungan wanita yang hamil. Cara yang demikian diatur sebagai budaya masyarakat Tidung yang peduli terhadap sesama mahluk hidup dan menyayangi bayi yang ada dalam kandung istri. Selain itu, pantangan ini lebih difokuskan pada sang suami. Pantangan itu dilihat berikut ini. 15 sama matoy binatang ka yandu ketian, lala anak mu dino lahir jadi cacat “jangan membunuh binatang disaat istri hamil, nanti anakmu lahir cacat” Ungkapan pantangan pada data 15 di atas, merupakan kategori pantangan menyiksa. Maksudnya, apabila suami membunuh binatang sama halnya menyiksa istri yang lagi hamil dan juga melanggar adat-istiadat keluarga masyarakat Tidung. Adapun dampak yang ditimbulkan yaitu bayi yang dilahirkan dalam keadaan tidak normal cacat. Meskipun pantangan ini besifat mistis, tetapi masih saja diterapkan dalam kehidupan anggota keluarga serta masyarakat Tidung secara umumnya.

4.1.2.2 Kategori pantangan kejajop “tertindis”

Kategori pantangan tertindis adalah gangguan dari mahluk halus, pantangan ini melarang seseorang tidur di bawah penyanga rumah. Kategori tersebut berdasarkan latar belakang masyarakat Tidung yang tidak mengijinkan tidur di bawah tiang penyanga rumah. Apabila tidak tidur di bawah tiang penyanga rumah berarti seseorang telah menjalankan norma budaya yang diyakini, sekaligus membawa keselamatan untuk dirinya sendiri. Pantangan tersebut tertuang pada data berikut. 16 sama malong de disau tabai baloi “jangan tidur di bawah tiang rumah” 17 nupo kalap bensengkilang tanok, de waktu lemuid “tidak boleh menyilang kaki pada saat berbaring” Ungkapan pantangan pada data 16 dan 17 di atas, merupakan pantangan yang menyatakan gangguan mahluk halus. Apabila tidur di bawah tabai “tiang penyanga rumah”, dan menyilang kaki pada saat berbaring, maka orang tersebut akan ditindis mahluk halus penunggu rumah. Hal tersebut berdasarkan rumah masyarakat Tidung memiliki pelangkang atau sesajian yang ditempatkan pada bubung baloi “langit-langit rumah”. Ungkapan seperti ini dipercayai oleh masyarakat Tidung. Namun, secara ilmu kedokteran istilah ketindis diartikan sebagai bentuk rasa kelelahan atau kurangnya waktu istirahat.

4.1.3 Bentuk Ungkapan Pantangan Menyatakan Waktu