Pendekatan Etik dan Emik Pendekatan Etnografi dan Wacana Pendekatan Hermeneutika dan Fenomenologi

Sehubungan dari beberapa pendapat di atas, bahwa manfaat pendekatan semiotik dipakai untuk penelitian linguistik antropologi yang berkaitan dengan simbol-simbol budaya yang digunakan suatu masyarakat pemilik budaya. Simbol- simbol yang dimaksud yaitu simbol berupa verbal dan simbol berupa non-verbal. Dari pernyataan itu, ungkapan pantangan dalam masyarakat Tidung merupakan simbol atau tanda budaya untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam melakukan tindak tutur secara lisan.

2.4.3 Pendekatan Etik dan Emik

Pada hakikatnya bahasa maupun budaya merupakan milik kelompok masyarakat, karena bahasa dipandang sebagai tindak tutur masyarakat bahasa, sedangkan budaya dipandang sebagai identitas kelompok masyarakat. Bahasa bersifat manasuka arbitrer, hal ini sama dengan budaya yang bersifat arbitrer. Kemanasukaan inilah yang menjadikan masyarakat memiliki keragaman bahasa dan budaya. Kemudian sifat kemanasukaan itu sendiri menjadi pembeda antara kelompok masyarakat bahasa dengan kelompok masyarakat budaya yang satu dan yang lain. Dengan adanya pendekatan etik dan emik kiranya mampu menjawab penelitian mengenai pemakaian bahasa dalam suatu budaya. Pendekatan etik dan emik menurut hemat peneliti etik adalah cara pandang seseorang diluar budaya, dan emik adalah cara pandangnya pemilik budaya. Sedangkan etik, menurut Duranti 1997:172-174 merupakan kajian makna yang diperoleh dari pandangan orang di luar komunitas budaya tersebut, sendangan emik merupakan nilai-nilai makna yang diperoleh melalui pandangan orang yang berada dalam pandangan komunitas budaya tersebut.

2.4.4 Pendekatan Etnografi dan Wacana

Pendekatan etnografi dan wacana memiliki keterkaitan khusus dalam konteks masyarakat budaya. Pendekatan etnografi dipandang sebagai bagian dari gaya atau ekspresi budaya dalam pemakaian bahasa. Wacana itu sendiri dapat dipandang sebagai bagian pemakaian bahasa dalam bentuk wacana. Pemakaian menurut Brown dan Yule dalam Ola, 2010:11 menyatakan bahwa pemakaian bahasa selalu melibatkan pertimbangan-pertimbangan kontektual, baik konteks linguistik maupun konteks non-linguistik yang didalamnya termasuk konteks sosial budaya.

2.4.5 Pendekatan Hermeneutika dan Fenomenologi

Pada dasaranya hermeneutik berhubungan dengan makna yang ada di dalam teks sehingga dapat di interfrestasikan oleh pembaca, maksudnya makna telah ada dalam teks menanti untuk dipahami, dan bukan makna dari aktivitas seseorang. Pada hakikatnya fenomenologi adalah studi pada bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Kemudian istilah fenomenologi yaitu untuk menunjukkan apa yang nampak dalam kesadaran dengan membiarkan termanifestasi dengan adanya tanpa harus memasukkan kategori yang sudah ada dalam pikiran.

2.5 Bahasa dan Kebudayaan