termanifestasi dengan adanya tanpa harus memasukkan kategori yang sudah ada dalam pikiran.
2.5 Bahasa dan Kebudayaan
Djajasudarma 1993:28 menyatakan bahwa bahasa linguistik sebagai materi objek penelitian dapat ditentukan, baik dari strukturnya maupun dari
bagian-bagian sebagai unsurnya. Sementara menurut Sibarani 2004:49-50 Linguistik ilmu bahasa dan antropologi budaya bekerjasama dalam
mempelajari hubungan bahasa dengan aspek-aspek budaya. Bolinger dalam Ola, 2010:2 mengajukan pendapatnya tentang beberapa
sifat bahasa some traits of language. Sifat bahasa yang penting berkaitan dengan hubungan antara bahasa dan budaya, yakni: bahasa bersifat manusiawi, bahasa
adalah tingkah laku, dan bahasa berkaitan dengan sikap. Sedangkan Koentjaraningrat 1981:182 mengatakan kebudayaan sesungguhnya merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil kerja manusia. Duranti 1997:37 menyatakan bahwa kebudayaan bersifat kolektif, bukan milik perorangan. Lebih
lanjut Duranti 1997:27 bahkan secara tegas mengatakan bahwa mendeskripsikan suatu budaya sama halnya dengan mendeskripsikan bahasa. Selain itu, Wierzbicka
1991 mengatakan telaah hubungan antara bahasa dan kebudayaan dalam konteks wacana kebudayaan yang merupakan pendekatan baru dalam studi komunikasi
lintas-budaya.
Selanjutnya, perumusan pendekatan baru dalam studi bahasa lintas budaya berdasarkan pada anggapan-anggapan Wierzbicka 1991. Rumusan yang
dimaksudkan sebagai berikut: 1
In different societies, and different communities, people speak differently.
2 These differences in ways of speaking are profound and systematic.
3 These differences reflect different culture values, or at least
different hierarchies of value. 4
Different way of speaking, different communicative styles, can be explained and made sense of, in terms of independently established
different culture values and culture priorities. Adapun maksud dari anggapan-anggapan perumusan yang dikemukan
oleh Wierzbicka di atas, bahwa keterkaitan antara empirik dan teoritik dalam bahasa dan kebudayaan itu memiliki tiga hal yang amat penting dalam
kebudayaan, yaitu: 1.
Masyarakat guyub, baik masyarakat tutur ataupun masyarakat budaya
2. Cara berinteraksi, guyub bahasa dalam guyub budaya
3. Nilai budaya yang terkandung
Berdasarkan pandangan para ahli studi bahasa dan budaya di atas, bahwa kebudayaan tidak akan pernah berkembang tanpa adanya interaksi, dan
kebudayaan bukan hanya milik perorangan melainkan milik suatu kelompok
masyarakat budaya. Nilai budaya juga memperlihatkan cara yang berbeda-beda. selain itu, juga bahasa bukan hanya untuk menentukan kebudayaan melainkan
juga untuk memahami jalan pikiran penuturnya masyarakat dalam suatu budaya.
2.6 Relativitas Bahasa