Tempat dan Waktu Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan obyek untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi penelitian di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang berada di Jalan Yosodipuro No. 164 Surakarta. Tempat ini peneliti pilih dengan pertimbangan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta adalah satu-satunya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang berada di Solo Raya. Dengan menggunakan pertimbangan tersebut diatas, diharapkan peneliti akan memperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Waktu Penelitian

Setelah peneliti menentukan lokasi penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jadwal kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan September 2011. Secara terperinci jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian

Sept Okt-

Nov

Des Jan-

Mar

Apr- Mei

Jun- Sept

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Ijin Penelitian

4. Pengumpulan Data

5. Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu penelitian, karena bentuk dari penelitian tersebut turun menunjang penelitian yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau lainnya) berdasarkan fakta.

Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2010: 3), m pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu:

a. Data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan, dan bukan dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol;

b. Pengalian data dilakukan secara alamiah, melakukan kunjungan pada situasi-situasi alami subyek;

c. Untuk memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori jawaban, periset wajib mengembangkan situasi dialogis sebagai situasi imiah. (Agus Salim, 2006: 4)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini penulis berusaha menyajikan data deskriptif berupa hasil wawancara dengan anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta yang terdiri dari unsur pemerintah, unsur konsumen dan unsur pelaku usaha, selain itu juga dengan konsumen, dan dokumen yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Pelaksanaan dari penelitian ini direncanakan tidak hanya terbatas pada pengumpulan data semata, melainkan juga dilakukan proses penganalisisan data dan diakhiri dengan penafsiran kesimpulan.

Dalam melaksanakan penelitian sangatlah tergantung pada penelitian yang dipilih agar masalah yang diteliti mampu diungkapkan dan dapat dipecahkan dengan akurat.

Dalam penelitian deskriptif ada 4 macam strategi penelitian yang dapat digunakan untuk menyusun penelitian, yaitu:

a. Tunggal terpancang Studi yang memusatkan pada variabel yang telah ditentukan terlebih dahulu atau dengan istilah kemudian hanya menggunakan satu lokasi penelitian.

b. Ganda terpancang Sedang strategi penelitian ganda terpancang yang membedakan hanya lokasi penelitian, dimana ada dua lokasi yang digunakan.

c. Tunggal holistik Studi yang mengarahkan pada subyeknya secara menyeluruh dengan berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded)

d. Ganda holistik Studi yang mengarahkan pada dua subyeknya secara menyeluruh dengan berbagai aspek atau dengan istilah (Atnografi Grounded) (H.B. Sutopo, 2002: 10)

Dalam peneltian ini penulis memilih strategi tunggal terpancang dengan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Maksud dari strategi tunggal terpancang dalam penelitian ini yaitu tunggal yang artinya bahwa hanya ada satu lokasi yaitu Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta. Sedangkan terpancang artinya hanya pada satu tujuan untuk mengetahui peran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta dalam melindungi hak-hak konsumen. Sehingga dengan demikian kegiatan pengumpulan data lebih terarah (terpancang) pada permasalahan yang ditentukan.