Gambaran Umum Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

1. Gambaran Umum Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Surakarta

a. Sejarah Berdirinya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen disebut juga BPSK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berdasarkan pada manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, keselamatan, serta kepastian hukum. Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2008 (dapat dilihat di lampiran 13) dan baru pada tahun 2011 secara resmi berdasarkan keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 33/M-DAG/KEP/1/2011 tanggal 13 Januari 2011 ditetapkan pengangkatan anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta. Sebuah proses yang cukup panjang dari seleksi calon anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang diselenggarakan pada tahun 2005 dan baru secara resmi dilantik pada tanggal 10 Mei 2011 oleh Wali Kota Surakarta atas nama Menteri Perdagangan Republik Indonesia.

b. Maksud dan Tujuan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Maksud dan tujuan utama dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta adalah menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha melalui cara konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Pada prinsipnya dalam proses penyelesaian sengketa konsumen diusahakan pendekatan yang ditempuh dengan cara damai. Perundingan dilakukan secara kekeluargaan atau musyawarah untuk mencapai kesepakatan, baik mengenai teknik maupun penyelesaian sengketa konsumen, demikian juga bentuk dan jumlah ganti rugi, sehingga keputusan dapat diambil dalam bentuk win-win solution (Pola penyelesaian yang menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam sengketa) Maksud dan tujuan utama dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta adalah menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha melalui cara konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Pada prinsipnya dalam proses penyelesaian sengketa konsumen diusahakan pendekatan yang ditempuh dengan cara damai. Perundingan dilakukan secara kekeluargaan atau musyawarah untuk mencapai kesepakatan, baik mengenai teknik maupun penyelesaian sengketa konsumen, demikian juga bentuk dan jumlah ganti rugi, sehingga keputusan dapat diambil dalam bentuk win-win solution (Pola penyelesaian yang menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam sengketa)

c. Sasaran Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Sasaran utama dalam penyelesaian sengketa konsumen adalah sengketa konsumen di wilayah Surakarta. Akan tetapi karena undang-undang mengamanatkan untuk tidak menolak pengaduan karena tidak semua kota atau kabupaten ada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, maka Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta juga melayani pengaduan konsumen disekitar Kota Surakarta. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tidak membatasi pengaduan yang disampaikan oleh konsumen, tetapi tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, antara lain :

1) Konsumen yang dapat mengadukan gugatan adalah konsumen akhir.

2) Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen hanya dapat menerima pengaduan sepihak, yaitu dari konsumen.

3) Yang dapat diadukan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah pelaku usaha, baik perorangan, badan usaha berbentuk badan hukum maupun bukan termasuk BUMD dan BUMN.

4) Konsumen yang dirugikan akibat dari barang atau jasa yang sah untuk diperdagangkan.

5) Konsumen yang dirugikan akibat perbuatan pelaku usaha yang melanggar rambu-rambu perbuatan yang dilarang Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999.

6) Tuntutan ganti rugi yang dapat dikabulkan adalah kerugian nyata material.

d. Manfaat Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Dengan adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah : Dengan adanya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah :

2) Dengan pengawasan pencantuman klausula baku maka pelaku usaha tidak dapat melakukan usahanya tanpa memperhatikan hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang barang dan/atau jasa yang ditawarkan.

3) Konsumen yang bersengketa dengan pelaku usaha dapat menyelesaikan sengketanya diluar peradilan umum dalam waktu yang singkat dan biaya yang murah.

4) Dengan berkonsultasi kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen masyarakat akan menjadi konsumen yang cerdas.

e. Sarana dan Prasarana Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta

Perlengkapan penunjang kegiatan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta selain menggunakan perlengkapan bantuan dari Kementrian Perdagangan Perdagangan Republik Indonesia juga disediakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta, baik berstatus hak milik sepenuhnya maupun pinjam pakai. Adapun gedung atau ruang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Surakarta masih meminjam salah satu ruangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang berukuran

4 X 8 meter persegi, dan digunakan untuk ruang serba guna antara lain untuk sekretariat, mediasi, sidang, pengaduan, konsultasi, rapat, dan sebagainya. Untuk daftar inventarisnya dapat dilihat dilampiran 11

f. Pembiayaan

Tahun anggaran 2011 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Surakarta disediakan dana sebesar Rp 75.000.000,00 (APBD Disperindag). Sedangkan untuk tahun 2012 disediakan dana Rp 200.000.000,00 (APBD Hibah) tetapi sampai bulan Februari dana tersebut belum turun. Dana tersebut digunakan untuk operasional Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, antara Tahun anggaran 2011 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Surakarta disediakan dana sebesar Rp 75.000.000,00 (APBD Disperindag). Sedangkan untuk tahun 2012 disediakan dana Rp 200.000.000,00 (APBD Hibah) tetapi sampai bulan Februari dana tersebut belum turun. Dana tersebut digunakan untuk operasional Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, antara