Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

C. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

Bahan baku produksi merupakan suatu materi yang penting dalam proses produksi perusahaan. Ketersediaan bahan baku kedelai yang terus menerus akan mendukung proses produksi secara kontinyu. Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual kembali. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan, akan menyebabkan naiknya biaya penyimpanan yang tentunya mempunyai opportunity cost. Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan terganggunya kontinyuitas produksi perusahaan dan menurunya pendapatan perusahaan. Produksi perusahaan tempe dipengaruhi oleh tingkat harga bahan baku kedelai di pasaran,

ROP (unit)

produksi. Semua aspek ini perlu diperhatikan sehingga bisa memberikan keuntungan di semua pihak, baik dari produsen maupun konsumen.

Keadaan seperti inilah yang kemudian menimbulkan suatu persoalan bagaimana mengefisiensikan biaya penyimpanan dan pemesanan bahan baku sehingga bisa menekan biaya produksi agar mendapatkan hasil yang optimal. Salah satu fungsi manajerial yang sangat berperan penting adalah pengendalian persediaan bahan baku. Perusahaan diharuskan untuk menerapkan salah satu fungsi manajerial tersebut dalam mengelola sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku yang optimal. Jika fungsi manajerial ini bisa terlaksanan dengan baik maka kontinyuitas produksi akan terjaga, juga tercapainya biaya persediaan yang minimum sehingga mengurangi biaya produksi.

Berbagai metode dapat digunakan dalam menganalisis efisiensi persediaan bahan baku, diantaranya adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ merupakan metode yang memperhitungkan jumlah kuantitas barang yang diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering disebut dengan jumlah pembelian yang optimal. Metode EOQ umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Metode EOQ umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan karena model ini yang paling sederhana dan mudah diterapkan. Model EOQ benar-benar tangguh dan kesalahan yang signifikan tidak terlalu besar biayanya. Atribut model EOQ ini paling mudah digunakan dibandingkan dengan model lain. Karena keterbatasan kemampuan untuk meramal permintaan, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan secara teliti. Model EOQ tepat bila digunakan pada industri yang belum melakukan pemesanan dan pembelian bahan baku secara terprogram dengan baik. Sehingga dengan menggunakan metode EOQ bisa mendapatkan jumlah kuantitas bahan baku yang dibeli dengan biaya yang optimal.

Langkah awal penelitian ini adalah mengidentifikasi sistem manajemen pengendalian persediaan bahan baku kedelai yang dilakukan oleh industri tempe samodra. Identifikasi yang dilakukan meliputi identifikasi hal-hal yang

yang dikaji pada saat penelitiaan diantaranya adalah jumlah pemakaian, biaya persediaan, dan waktu tunggu pemesanan. Selanjutnya dilakukan analisis persediaan bahan baku untuk mengetahui berapa banyak jumlah pemakaian, biaya persediaan, dan waktu tunggu pemesanan yang dilakukan perusahaan. Metode penentuan persediaan yang efisien yaitu dilakukan dengan membandingkan antara hasil perhitungan persediaan kebijakan industri tempe samodra Mojosongo dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Melalui kedua metode tersebut akan dihasilkan analisa, jika hasil perhitungan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh persediaan industri tempe samodra lebih kecil dari hasil perh itungan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), maka pengendalian bahan baku kedelai di industri tempe samodra sudah efisien. Jika hasil perhitungan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh industri tempe samodra lebih besar dari hasil perhitungan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), maka pengendalian bahan baku kedelai d i industri tempe samodra belum efisien dan perlu dilakukan kajian ulang dengan menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ). Setelah membandingkan hasil analisis, maka dari hasil analisis bisa direkomendasikan metode yang efisien untuk diterapkan di industri tempe samodra. Secara sistematis kerangka berpikir pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan secara singkat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah