Metode Analisis Data
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Persediaan Bahan Baku Menurut Kebijakan Perusahaan
Pengendalian persediaan bahan baku produksi tempe menurut kebijakan perusahaan yang meliputi jumlah dan frekuensi produksi bahan baku serta biaya persediaan bahan baku. Biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan dapat diketahui dari informasi yang diperoleh langsung dari industri tempe samodra.
2. Menghitung jumlah total biaya persediaan bahan baku kedelai impor Analisa ini digunakan untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku kedelai impor di industri tempe samodra sudah ekonomis (setiap kali pesan). Kuantitas pembelian bahan baku yang ekonomis dicapai saat biaya pemesanan tahunan sama dengan biaya penyimpanan tahunan.
a. Biaya pemesanan pertahun
= jumlah pemesananan bahan baku yang diakukan pertahun x biaya
pemesanan bahan baku setiap kali pesan = permintaan setahun x biaya pesan tiap kali pesan
Jumlah bahan baku tiap kali pesan = (D/S) x S
= tingkat persediaan rata-rata x biaya penyimpanan per unit per
tahun = (jumlah pesanan bahan baku kedelai impor : 2 ) x biaya
penyimpanan per unit per tahun = (Q/2) x C
c. Jumlah pesanan bahan baku optimal diperoleh saat biaya pemesanan pertahun sama dengan biaya penyimpanan pertahun.
(D/Q) x S = (Q/2) x C
Untuk mendapatkan nilai Q*, dilakukan perkalian silang dan dipisahkan Q di sebelah kiri tanda sama dengan, 2DS =Q 2 C Q 2 = (2DS/C)
Keterangan : Q = Jumlah bahan baku kedelai impor pemesanan (kg) Q* = Jumlah bahan baku kedelai impor optimal per pemesanan (kg)
D = permintaan tahunan bahan baku kedelai impor (kg) S = biaya pemesanan bahan baku kedelai impor tiap kali pesan (Rp)
C = biaya penyimpanan bahan baku kedelai impor per kg pertahun
(Rp) (Barry dan Jay, 2001)
d. Total biaya persediaan bahan baku (Total Inventory Cost) kedelai impor Total persediaan bahan baku kedelai impor yang optimal ialah penjumlahan dari total biaya pesan dan total biaya simpan bahan baku kedelai impor. Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2007) adalah sebagai berikut :
TIC = total inventory cost (Rp) Q* = Jumlah bahan baku kedelai impor optimal per pemesanan (kg)
H = biaya penyimpanan kedelai impor per kg per tahun (Rp) S = biaya pemesanan kedelai impor setiap kali pesan (Rp)
D = permintaan tahunan bahan baku kedelai impor (kg) DC = harga dari sediaan yang diperlukan setahun (Rp)
3. Penentuan Persediaan Pengaman Bahan Baku (safety stock) Perhitungan persediaan pengaman bahan baku (safety stock) menurut Arthur et al. (2000) menggunakan rumus :
SS = Z x SL Keterangan : SS
= persediaan pengaman
Z normal), semakin kecil penyimpangan yang digunakan maka semakin besar kepercayaan (Sudjana, 1989)
SL = standar penyimpangan permintaan bahan baku selama waktu tunggu
4. Penentuan waktu tunggu (lead time) Bahan Baku
a. Biaya penyimpanan tambahan bahan baku (BTP)
*waktu tunggu = a hari
BPT
= 0 x 0% x(BPT/order/hari)
*waktu tunggu = b hari
BPT
= 1p 1 (BPT/order/hari)
*waktu tunggu = c hari
BPT
= 2p 1 (BPT/order/hari)
BKB = (pemakaian rata-rata perhari) x (selisih harga eceran dan
leveransir) *waktu tunggu = Z hari
BPT
= 0 x 0% x(BKB/order/hari)
*waktu tunggu = Y hari
BPT
= 1p z (BP T/order/hari)
*waktu tunggu = X hari
BPT
= 2p z (BP T/order/hari) =
c. Total biaya per periode pada berbagai alternatif waktu tunggu
BTP/periode = BPT/order x frekuensi pembelian (I) BKB/periode = BKP/order x frekuensi pembelian (I) Biaya/periode = BPT periode + BKB periode Total biaya periode terendah data diketahui dari berbagai kemungkinan waktu tunggu dan biayanya masing-masing.
5. Penentuan titik pemesanan kembali (ROP) Analisis ini untuk mengetahui titik pemesanan kembali yang harus dilakukan agar pembelian bahan baku yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran produksi.
ROP = SS + (LT x AU) Keterangan : ROP = titik yang menunjukan jumlah persediaan bahan baku sehingga
perusahaan harus memesan kembali (kg) LT = tenggang waktu antara pemesanan bahan baku sampai
kedatanganya di gudang (hari) AU = pemakaian rata-rata dalam satu tahun (kg) SS
= Safety stock (persediaan pengaman) (kg)
Analisis tingkat efisiensi dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dalam pengawasan persediaan bahan baku berdasarkan kebijakan perusahaan dengan analisis EOQ. Apabila total biaya persediaan hasil metode EOQ lebih besar daripada total biaya persediaan bahan baku berdasarkan kebijakan industri tempe samodra maka kebijakan industri tempe samodra dalam pengendalian persediaan bahan baku sudah efisien. Begitu juga sebaliknya. Apabila total biaya persediaan hasil metode EOQ lebih kecil daripada total biaya persediaan bahan baku berdasarkan kebijakan industri tempe samodra maka kebijakan industri tempe samodra dalam pengendalian persediaan bahan baku belum efisien.