Persediaan Bahan Baku Kedelai menurut Kebijakan Industri Tempe Samodra

1. Persediaan Bahan Baku Kedelai menurut Kebijakan Industri Tempe Samodra

a. Kebutuhan Bahan Baku Kedelai

Kuantitas pemesanan bahan baku tergantung pada jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh industri tempe samodra. Sehingga perlu diketahui jumlah kebutuhan bahan baku untuk menunjang proses produksi tempe samodra. Maka dari itu, diperoleh jumlah bahan baku yang optimal dalam penyediaannya. Tabel 9. Total Penggunaan Bahan Baku Kedelai Kuning Impor di

Industri Tempe Samodra Periode Produksi 2009-2011

Bulan

Penggunaan Bahan Baku (kg) 2009

Sumber: Industri Tempe Samodra.

Seberapa besar penggunaan bahan baku kedelai impor harus diketahui oleh industri tempe samodra, agar dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi dan jumlah bahan baku yang tersedia. Berdasarkan Tabel 9, penggunaan bahan baku kedelai kuning impor terbesar pada periode produksi 2010, yaitu sebesar 267.705 kg dengan rata-rata

2011, penggunaan bahan baku kedelai kuning impor paling sedikit, yaitu sebesar 232.280 kg, dengan rata-rata penggunaan perbulan

sebesar 19.356,67 kg. Data mengenai besarnya kebutuhan bahan baku bisa juga digunakan untuk menghitung seberapa sering dan jumlah bahan baku kedelai kuning impor akan dipesan oleh industri dari pemasok.

b. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Kedelai

Frekuensi pemesanan bahan baku kedelai kuning impor dilakukan sesuai dengan kebijakan tempe samodra. Frekuensi pemesanan tergantung pada jumlah kebutuhan kedelai kuning impor yang akan diproduksi. Mungkin terjadi apabila kebutuhan bahan baku banyak maka industri akan lebih sering memesan bahan baku. Atau ketika ketersediaan bahan baku pada supplier mengalami kendala, maka industri tempe samodra akan lebih sering melakukan pemesanan pada pedagang lainnya demi mendapatkan pasokan bahan baku kedelai. Industri tempe samodra mempunyai aturan sendiri dalam menetapkan berapa jumlah kedelai kuning impor yang dipesan dan kapan pemesanan dilakukan. Penetapan jumlah bahan baku kedelai yang dipesan disesuaikan dengan kapasitas simpan dan kapasitas produksi industri. Kapasitas penyimpanan kedelai kuning dalam gudang industri tempe samodra mencapai 8 ton. Sehingga tempe samodra mampu menyetok bahan baku dalam jumlah yang besar di dalam gudangnya. Kapasitas produksi tempe samodra bisa mencapai 800-850 kg perhari.

Pemesanan bahan baku dilakukan ketika jumlah bahan baku menipis, yaitu sekitar 30-40 karung sak kedelai yang berisi 50 kg persak dalam gudang. Berikut Tabel 10 yang menunjukan frekuensi pemesanan dan total pemesanan bahan baku kedelai kuning impor industri tempe samodra periode produksi tahun 2009-2011 :

.u

pemesanan (kali)

Pemesanan Kebutuhan Stok

Pemesanan Kebutuhan Stok Pemesanan Kebutuhan

Stok

s.

c.

6 5 4 id

co

mm

it

26 4 6 u 7 ser

Desember

5 5 5 Sumber : Industri Tempe Samodra.

Berdasarkan Tabel 10, kuantitas pemesanan paling besar yang dilakukan tempe samodra adalah pada Tahun 2010, yaitu 62 kali dengan jumlah total pesanan 266.395,5 kg. Kuantitas pemesanan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 22.200 kg per bulan. Jumlah

d pemesanan yang besar ini terkait dengan jumlah kebutuhan produksi yang besar pula pada tahun ini.

ig ilib .u

70 s.

c. id c. id

terkecil pemesanan kedelai kuning impor sebesar 231.317 kg pada Tahun 2011 dengan frekeunsi pemesanan 63 kali sebesar 19.276 kg setiap bulan. Jumlah pemesanan yang banyak pada tahun 2011 dikarenakan kebutuhan kedelai impor di industri tempe samodra dipenuhi oleh Sun Ie dan Kopti. Sehingga diperlukan tingkat pemesanan yang lebih sering untuk mengingatkan pengurus Kopti untuk mengirim jatah kedelai impor.

Kebutuhan kedelai kuning impor yang tidak menentu, menyebabkan pemesanan kedelai yang tidak tetap juga. Pembelian bahan baku kedelai dilakukan sesuai dengan kebutuhan bahan baku di industri tempe samodra. tingkat pembelian dan pemesanan tidak dilakukan sesering mungkin dan sejarang mungkin. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya dan menjaga kualitas kedelai. Kebijakan frekuensi pemesanan kedelai kuning impor yang dilakukan tempe samodra adalah semakin banyak kebutuhan kedelai maka kuantitas pemesan semakin banyak pula, dan juga frekuensi pemesanan semakin banyak seiring dengan banyaknya jumlah pesanan kedelai kuning impor.

c. Biaya-biaya Persediaan Bahan Baku Kedelai

Sediaan yang diusahakan oleh suatu industri pasti mempunyai biaya yang menyertainya. Biaya persediaan bahan baku merupakan semua biaya yang menyertai bahan baku kedelai impor mulai dari pemesanan sampai penyimpanan kedelai kuning impor dalam gudang di industri tempe Samodra. Besarnya biaya disesuaikan dengan kebijakan yang ditetapkan dan kemampuan industri tempe samodra. Biaya-biaya persediaan bahan baku akan mempengaruhi besarnya biaya produksi total yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya-biaya persediaan bahan baku kedelai meliputi :

Biaya pemesanan merupakan biaya yang muncul akibat kegiatan pemesanan yang dilakukan. Biaya pemesanan bahan baku

kedelai impor di industri tempe samodra meliputi biaya telepon dan biaya bongkar angkut dari truk ke gudang penyimpanan. Biaya bongkar dan anngkut dari truk ke gudang dihitung setiap kali pengankutan barang datang. Biaya inilah yang dibebankan oleh pembeli. Berikut tabel yang menunjukan besarnya biaya pemesanan kedelai impor yang dilakukan industri tempe Samodra selama periode produksi 2009-2011.

Tabel 11. Biaya Pemesanan Kedelai Kuning Impor (Rp) per kg di Industri

Tempe Samodra Tahun 2009-2011

biaya angkut

biaya angkut

(Rp)

Telepon (Rp)

biaya angkut (Rp)

Sumber : Industri Tempe Samodra. Tabel 11 menunjukan biaya pemesanan yang dilakukan oleh industri tempe samodra dalam memesan bahan baku kedelai dari pedagang. Biaya pemesanan terbesar adalah pada periode produksi Tahun 2010, yaitu sebesar Rp 1.900.000,00 dengan biaya tiap kali Sumber : Industri Tempe Samodra. Tabel 11 menunjukan biaya pemesanan yang dilakukan oleh industri tempe samodra dalam memesan bahan baku kedelai dari pedagang. Biaya pemesanan terbesar adalah pada periode produksi Tahun 2010, yaitu sebesar Rp 1.900.000,00 dengan biaya tiap kali

cenderung konstan dan tidak berubah. Biaya pemesanan berbanding lurus dengan frekuensi pesanan. Biaya pemesanan yang dilakukan industri tempe samodra meliputi biaya telepon dan biaya angkut. Biaya angkut ini dihitung untuk membayar tenaga kerja yang mengangkut kedelai kuning impor dari truk supplier Sun Ie ke gudang industri tempe samodra. Besarnya biaya yang dibayarkan adalah Rp30.000,00 setiap kali barang datang. Sehingga semakin sering bahan baku kedelai dipesan dan diantar dari supplier Sun Ie maka biaya angkut akan semakin besar pula.

2) Biaya Penyimpanan (carrying cost)

Biaya persediaan selain biaya pemesanan adalah biaya penyimpanan baha baku kedelai kuning impor. Biaya penyimpanan bahan baku kedelai impor yang ada di industri tempe samodra meliputi biaya tenaga kerja, biaya listrik penerangan, biaya bahan baku dan juga biaya penyusutan gudang. Berikut Tabel 12 mengenai biaya total penyimpanan kedelai kuning impor di industri tempe samodra:

BULAN

.u

listrik

penyusutan

biaya TK

biaya bahan

Listrik

penyusutan

biaya TK

biaya bahan

listrik

penyusutan biaya TK

biaya bahan n s.

gudang

baku (Rp)

gudang

baku (Rp)

gudang

baku (Rp) a

c.

164.869.600 id

c 4.388,67 6.500.000

o m 4.388,67 6.500.000

September m 4.247,10 6.500.000

it 162.474.200

o t 4.388,67 6.500.000

November u 4.247,10 6.500.000

Desember ser 4.388,67 6.500.000

Sumber : Industri Tempe Samodra . Biaya total penyimpanan kedelai kuning impor di industri tempe samodra meliputi biaya penyusutan gudang, listrik dan biaya

tenaga kerja serta biaya bahan baku. Berdasarkan Tabel 12, biaya total penyimpanan terkecil pada Tahun 2009, yaitu sebesar

d ig

74 ilib .u n s.

c. id c. id

dengan biaya simpan per kg yang terbesar sebesar Rp 8.079,10. Hal ini dikarenakan jumlah persediaan yang besar pula di dalam gudang sehingga beban biaya per kg kedelai juga besar. Biaya simpan per kg kedelai impor tergantung pada jumlah kedelai impor yang ada di gudang. Biaya penyimpanan per kg bahan baku di gudang semakin besar jika jumlah persediaan bahan baku kedelai kuning impor di gudang besar. Jika jumlah bahan baku kedelai kuning impor dalam jumlah sedikit, maka beban biaya penyimpanan per kg menjadi kecil.

d. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Kedelai

Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan merupakan komponen dari total biaya persediaan bahan baku kedelai kuning impor. Total biaya persediaan bahan baku kedelai kuning impor inilah yang bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam efisiensi biaya persediaan bahan baku di industri tempe samodra. Berikut ini adalah tabel yang menunjukan total biaya persediaan kedelai kuning impor tahun 2009- 2011. Tabel 13. Total Biaya Persediaan Kedelai Kuning Impor (Rp) di

Industri Tempe Samodra Tahun 2009-2011

total biaya

biaya persediaan produksi per kg (Rp)

Sumber : Industri Tempe Samodra.

Berdasarkan Tabel 13, biaya total persediaan bahan baku kedelai kuning impor tahun 2010 merupakan total biaya persediaan yang paling besar apabila dibandingkan dengan tahun produksi yang lain. Hal ini terjadi karena jumlah pembelian kedelai yang banyak sehingga biaya total persediaan pun juga besar. Pada tahun 2009, total biaya Berdasarkan Tabel 13, biaya total persediaan bahan baku kedelai kuning impor tahun 2010 merupakan total biaya persediaan yang paling besar apabila dibandingkan dengan tahun produksi yang lain. Hal ini terjadi karena jumlah pembelian kedelai yang banyak sehingga biaya total persediaan pun juga besar. Pada tahun 2009, total biaya

baku kedelai impor yang paling sedikit namun, harga kedelai pada tahun ini cukup tinggi, yaitu sebesar Rp 8.260,00 sehingga berpengaruh terhadap biaya persediaan per kg kedelai impor yang paling besar diantara tiga tahun periode produksi yang ada. Total biaya persediaan yang paling tinggi pada tahun 2010, yaitu sebesar Rp 2.164.713.679,00.

e. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman (Safety stock) merupakan jumlah minimal persediaan kedelai impor yang selalu harus ada dalam gudang. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kontinyuitas produksi tempe. Produksi tempe Samodra didasari oleh permintaan konsumen dan keteraturan produksi yang sudah dijalani selama 27 tahun. Industri tempe samodra sejauh ini belum menetapkan jumlah persediaan pengaman kedelai kuning impor dalam gudangnya.

f. Waktu Tunggu (Lead Time)

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan bahan baku yang akan digunakan tidak memperhitungkan waktu tunggu, maka akan terjadi kekurangan bahan baku. Namun demikian, apabila dalam memperhitungkan waktu tunggu ini lebih dari yang semestinya diperlukan, maka yang terjadi akan ada penumpukan bahan baku, dan keadaan ini akan merugikan bagi industri. Kedatangan baku kedelai kuning impor ke gudang bergantung dari supplier yang mengirimkan kedelai impor tarjadi dalam tenggang waktu 1-4 hari setelah pemesanan. Sehingga industri tempe samodra belum bisa menentukan jarak antara pemesanan dan pengiriman bahan baku yang tepat.

Re order Point (ROP) merupakan titik persediaan bahan baku untuk memesan kembali bahan baku kedelai kuning impor kepada

penyetok agar tidak mengganggu proses produksi tempe dimana dilakukan ketika persediaan pengaman di dalam gudang sama dengan nol. Industri tempe samodra belum menetapkan kapan titik pemesanan kembali kedelai kuning impor. Pemesanan kembali yang biasa dilakukan dengan melihat jumlah bahan baku di gudang. Ketika terlihat sedikit maka yang dilakukan oleh pemilik adalah mengingatkan kepada supplier mengenai pengiriman bahan baku. Tetap i terkadang supplier-nya yang melihat keadaan bahan baku di gudang penyimpanan industri tempe samodra.