Aspek Teknis/Produksi

D. Aspek Teknis/Produksi

1. Bahan baku

Bahan baku merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses produksi. Jenis dan kualitas bahan baku pembuatan tempe akan menentukan hasil dari kualitas tempe yang diproses. Pemilihan bahan baku kedelai yang salah akan menyebabkan tempe tidak enak rasanya dan mudah rusak. Sehingga pemilihan dan penetapan bahan baku yang tepat sangat penting dilakukan oleh industri tempe samodra. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan tempe di industri Samodra menggunakan kedelai kuning impor. Rata-rata kebutuhan kedelai kuning impor industri tempe Samodra sekitar 700 kg per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar. Apabila perm intaan sedang ramai, industri tempe samodra bisa mengolah 800 kg kedelai kuning impor. Kebutuhan bahan baku tempe diperoleh dari salah satu distributor kedelai impor di Surakarta, yaitu Sun Ie. Pemilihan kedelai kuning impor dibandingkan dengan kedelai lokal karena beberapa alasan, antara lain: Tabel 7. Perbedaan Kedelai Lokal dan Kedelai Impor

Pembeda

Kedelai lokal

Kedelai impor

Fisik

Ukuran tidak sama, cenderung kecil-kecil

Ukurannya lebih seragam dan besar-besar

Harga

Rp 8.090,00 per kg

Rp 7.620,00 per kg Ketersediaan Musiman

Tersedia terus menerus Sifat

Bagus untuk bahan baku pembuatan tahu

Kulit ari sulit dikupas

Proses perebusan lebih lama

Bagus untuk bahan baku tempe

Kulit ari mudah dikupas

Proses perebusan lebih singkat (1,5-2 jam)

Proses peragian lebih lama, 4-6 hari

Rendemennya pun lebih tinggi,

Resiko terhadap kesehatan cukup rendah karena benihnya pun lebih alami dan non-transgenik.

Kedelai lokal memiliki umur tanaman lebih singkat 2,5 - 3 bulan

Produksi < 2 ton per hektare

Proses peragian lebih singkat, 2 hari

Rendemen rendah

Resiko terhadap kesehatan cukup tinggi karena benih transgenik.

Umur tanaman mencapai 5 - 6 bulan.

Produksi mencapai 3 ton per hektare.

Sumber : berbagai sumber terkait. Berdasarkan Tabel 7, perbedaan kedelai lokal dan kedelai impor adalah sebagai berikut :

a. Fisik kedelai

Secara fisik kedelai impor lebih besar apabla dibandingkan dengan kedelai lokal. Ukuran kedelai impor lebih seragam. Sehingga bila digunakan dalam industri yang mengolah kedelai menjadi tempe, penampakan tempe yang menggunakan kedelai impor lebih bagus. Sedangkan kedelai lokal lebih kecil daripada kedelai impor, dan juga kedelai lokal lebih banyak campurannya sehingga penampakan kacang kedelai tidak bersih.

b. Harga yang lebih rendah dari kedelai lokal

Harga memang menjadi aspek penting terkait dengan pemilihan suatu produk. Hal ini yang terjadi salah satunya pada harga bahan baku dalam pembuatan tempe, yaitu kedelai kuning impor. Sumber bahan baku agroindustri tempe samodra berasal dari kedelai kuning impor karena harganya yang lebih murah dibandingkan dengan kedelai dalam negeri (kedelai lokal). Selisih harga bisa mencapai Rp 500,00 per kg.

lebih rendah.

c. Kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai lokal

Kualitas menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan suatu produk, khususnya dalam pemilihan bahan baku pada usaha agroindustri karena kualitas akan menentukan produk akhir yang akan dipasarkan. Kadangkala industri rela mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan kualitas bahan baku yang baik. Hal inilah yang terjadi pada komoditas kedelai yang merupakan bahan baku dalam pembuatan tempe. Kedelai impor mempunyai kualitas lebih bagus dibandingkan dengan kedelai lokal. Kedelai kuning impor leb ih lunak apabila dimasak. Kedelai kuning impor kulit arinya lebih mudah lepas dibandingkan dengan kedelai lokal. Kulit kedelai lokal lebih keras sehingga pengupasan kulit lebih sulit. Pengupasan kulit yang mudah pada kedelai kuning impor inilah yang membuat tempe menjadi tidak berbau. Ukurannya seragam, ukuran tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Hal ini yang menjadi pertimbangan industri tempe samodra memilih kedelai impor sebagai bahan baku dalam memproduksi tempe kedelai. Kedelai impor lebih mudah masak daripada kedelai local. Perebusan kedelaim impor hanya maksimal 2 jam. Sedangkan kedelai local bisa lebih dari 2 jam perebusan.

d. Ketersediaan bahan baku kedelai kuning impor kontinyu

Ketersediaan kedelai impor lebih pasti dari pada kedelai local. Kedelai lokal tergantung pada musim dan juga produktivitasnya yang rendah menyebabkan pasokan di pasaran tidak kontinyu. Disisi lain, kontinyuitas usaha sangat penting untuk dipertahankan karena akan berpengaruh terhadap aspek-aspek dalam suatu usaha, diantaranya pendapatan dan pasar. Hal ini yang terjad i pada industri tempe samodra dimana kegiatan usaha agroindustrinya selama ini selalu dapat berjalan secara kontinyu karena pasokan bahan baku yang lancar cari supplier . Pada agroindustri tempe samudra, sampai saat ini sumber

Surakarta, yaitu Sun Ie. Hal ini dilakukan karena tidak ingin mengambil resiko yang lebih tinggi kalau mengusahakan kedelai

sendiri di samping tidak ada dukungan dari pemerintah. Supplier Sun Ie ini merupakan supplier kedelai kuning impor dimana sudah lama menjalin kerja sama dengan industri tempe samodra. Berawal dari penawaran Sun Ie kepada industri tempe samodra untuk memasok kedelai impor. Keuntungan yang diambil industri tempe samodra meliputi jasa antar dan kemudahan dalam membayar kedelai. Pasokan kedelai bisa dibayar seminggu kemudian ataupun semampu pemilik industri tempe samodra. Hal ini terjadi karena sistem kepercayaan yang sudah terjalin. Kuantitas kedelai impor yang selalu tersedia di gudang Sun Ie, sehingga berapapun jumlahnya yang diminta oleh tempe samodra bisa disediakan dan dilayani oleh Sun Ie. Namun, ada kelemahan apabila melakukan hubungan seperti ini, barang dating setiap kali pesan dan harga yang ditentukan oleh pemasok, harga yang ditetapkan kadang lebih tinggi dari harga pasar. Ketika harga dipasar tinggi, pemasok mempunyai kesempatan mempertahankan harga yang tinggi dan tidak menurunkannya. Apabila tidak ditegur oleh pemilik industri tempe samodra harganya bisa tidak berubah. Ketidaktahuan inilah yang digunakan untuk mengambil keuntungan sebanyak- banyaknya oleh pemasok kedelai.

Selain Sun Ie, kedelai impor industri tempe samodra dipasok oleh koperasi paguyuban pengusaha tempe dan tahu, dengan jatah pengambilan 50 kg. Bahan baku di koperasi ini merupakan bahan baku yang berasal dari Sun Ie, namun karena pemilik industri tempe samodra merupakan pengurus, maka kewajibannya adalah membangun koperasi ini dengan cara membeli kedelai namun hanya 50 kg. Sebenarnya dahulu koperasi pernah memberikan subsidi harga kepada anggota koperasi yang ingin membeli kedelai dari koperasi. Namun Selain Sun Ie, kedelai impor industri tempe samodra dipasok oleh koperasi paguyuban pengusaha tempe dan tahu, dengan jatah pengambilan 50 kg. Bahan baku di koperasi ini merupakan bahan baku yang berasal dari Sun Ie, namun karena pemilik industri tempe samodra merupakan pengurus, maka kewajibannya adalah membangun koperasi ini dengan cara membeli kedelai namun hanya 50 kg. Sebenarnya dahulu koperasi pernah memberikan subsidi harga kepada anggota koperasi yang ingin membeli kedelai dari koperasi. Namun

tempe agar kedelai yang d iolah menjadi tempe. Bahan inkulum ragi yang digunakan industri tempe akan mepengaruhi kualitas tempe yang dihasilkan. Bahan inkulum ragi yang digunakan industri tempe samodra adalah merek raprima. Ragi raprima didapatkan pemilik dari produsen Bandung dengan harga per bungkus Rp 8.500,00. Menurut pemilik, inkulum ragi ini yang paling cocok untuk pembuatan tempe samodra. Karena hemat dalam penggunaan hanya 1 sdm dalam 30 kg dan hasilnya bagus. Dibandingkan dengan inkulum ragi tempe yang pernah dicoba oleh pemilik tempe, raprima adalah inkulum ragi yang tepat untuk industri tempe samodra.

2. Proses Produksi

Industri tempe samodra hanya memproduksi tempe. Proses produksi tempe pada industri tempe samodra pada terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahapan kedua adalah proses produksi dan tahap yang terakhir adalah tahap pengemasan. Berikut ini akan dijelaskan ketiga tahapan proses produksi tersebut.

a. Tahap persiapan bahan baku

Proses persiapan bahan baku dimulai dari bahan baku yang berupa kacang kedelai kuning impor, segera dikeluarkan dari gudang. Kedelai terlebih dahulu diperiksa apakah ada kerusakan dalam proses penyimpanan. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap karung kedelai apakah ada yang berlubang akibat digigit oleh tikus dan juga pemeriksaan kedelai apakah ada yang hancur atau tidak. Setelah kedelai impor siap diolah maka dilakukan proses produksi.

b. Tahap produksi

Proses produksi atau proses pembuatan tempe pada industri tempe samodra, melalui tahap-tahap sebagai berikut, yaitu proses pengolahan tempe yang pertama, adalah tahap pencucian kedelai kuning. Kedelai Proses produksi atau proses pembuatan tempe pada industri tempe samodra, melalui tahap-tahap sebagai berikut, yaitu proses pengolahan tempe yang pertama, adalah tahap pencucian kedelai kuning. Kedelai

mudah berbau. Pada industri yang lain pencucian awal tidak dilalu i dikarenakan untuk menghemat air dan tenaga, sehingga langsung pada proses perebusan dengan sisa air rebusan kedelai yang kemarin. Sebenarnya pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang menempel pada kedelai, seperti tanah, pasir dan kulit yang terkelupas. Kemudian dilakukan pengadukan agar kotoran yang menempel dapat terlepas dari kedelai. Setelah selesai proses pencucian, kedelai kemudian ditiriskan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air sisa pencucian dengan menggunakan bakul.

Selanjutnya dilakukan perebusan pertama, perebusan dilakukan selama sekitar 1,5 - 2 jam, sampai keempukan kedelai mencapai tingkat yang diinginkan yaitu tidak terlalu matang. Perebusan ini untuk menyiapkan kedelai sebagai media pertumbuhan jamur yang baik. Proses perebusan dilakukan dilakukan di atas tungku pembakaran dengan bahan bakar gergajian kayu.

Kacang kedelai hasil perebusan pertama ditiriskan dalam wadah bakul. Selanjutnya dilakukan pemisahan kulit ari kedelai dengan mesin pengiling. Setelah semua kedelai dimasukan dalam mesin dan selesai dipisahkan kulitnya, maka kemudian kedelai direndam dengan air dalam bak perendaman selama ± 18 jam. Kemudian hasil rendaman tersebut diangkat keluar dengan menggunakan bakul dan dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai lendir dan sisa kulit yang masih menempel dalam rendaman hilang.

Selanjutnya, kedelai direbus kembali dengan air tawar sampai benar-benar matang. Kedelai d irebus dengan menggunakan tungku pembakaran yang menggunakan gergajian kayu. Alasan menggunakan gergajian kayu karena lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kayu bakar dan gas untuk pembakarannya sehingga biaya perebusan Selanjutnya, kedelai direbus kembali dengan air tawar sampai benar-benar matang. Kedelai d irebus dengan menggunakan tungku pembakaran yang menggunakan gergajian kayu. Alasan menggunakan gergajian kayu karena lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kayu bakar dan gas untuk pembakarannya sehingga biaya perebusan

Lamanya perebusan ditentukan oleh banyak sedikitnya kedelai yang direbus. Semakin banyak kedelai yang diolah, maka waktu yang diperlukan semakin lama.

Setelah selesai direbus, kedelai diangkat dan ditiriskan lagi dalam bakul sehingga siap untuk dipindahkan. Kedelai yang sudah matang ini, ditiriskan pada tikar plastik di atas lantai agar uap sisa perebusan bisa hilang. Untuk mempercepat pendinginan kedelai, biasanya digunakan kipas angin. Ketika kedelai sudah hangat, tidak panas lagi, maka ragi tempe ditaburkan di atasnya dan diaduk perlahan. Dengan ukuran ragi 1 sdm untuk 30 kg kedelai. Jadi setiap harinya, tempe samodra rata-rata menggunakan ± 23 sdm ragi tempe untuk produksi 700 kg kedelai. Artinya industri tempe samodra menggunakan seperempat kg ragi tempe merek raprima dalam satu hari proses produksi. Selain itu, untuk merekatkan ragi dengan kedelai, industri tempe samodra menambahkan tepung pati pada saat mencampur ragi tempe, dengan perbandingan 1 :

3. Artinya setiap satu sendok makan ragi membutuhkan 3 sendok makan tepung pati. Penambahan tepung pati ini bertujuan untuk menurunkan kandungan air yang ada dalam kedelai yang sudah selesai dimasak. Kadar air yang ada di kedelai b isa diturunkan hingga mencapai kira-kira 45 %. Sehingga dengan kadar air 45 % maka akan memberikan keadaan yang tepat untuk menunjang pertumbuhan kapang inkulum dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penambahan tepung pati tidak hanya menurunkan kadar air, namun juga mampu meningkatkan kegiatan enzim amilase dan enzim protease dalam fermentasi kedelai. Penambahan tepung pati ini tidak mengurangi kualitas, kandungan gizi dan ciri khas dari tempe yang dihasilkan. Sehingga dengan penambahan tepung pati ini, tempe yang dihasilkan 3. Artinya setiap satu sendok makan ragi membutuhkan 3 sendok makan tepung pati. Penambahan tepung pati ini bertujuan untuk menurunkan kandungan air yang ada dalam kedelai yang sudah selesai dimasak. Kadar air yang ada di kedelai b isa diturunkan hingga mencapai kira-kira 45 %. Sehingga dengan kadar air 45 % maka akan memberikan keadaan yang tepat untuk menunjang pertumbuhan kapang inkulum dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penambahan tepung pati tidak hanya menurunkan kadar air, namun juga mampu meningkatkan kegiatan enzim amilase dan enzim protease dalam fermentasi kedelai. Penambahan tepung pati ini tidak mengurangi kualitas, kandungan gizi dan ciri khas dari tempe yang dihasilkan. Sehingga dengan penambahan tepung pati ini, tempe yang dihasilkan

c. Tahap pengemasan

Tahapan terakhir adalah pengemasan atau pembungkusan. Kedelai yang telah diragi, dibungkus satu persatu. Ada yang dibungkus dengan bungkus plastik dan kertas minyak. Pembungkusan ada yang dilakukan manual ada juga yang menggunakan mesin. Pembungkusan dengan cara manual diterapkan pada bungkus kertas minyak dan sebagian bungkus plastik. Pembungkusan dengan cara manual dilakukan dengan cara memasukan kedelai ke dalam ukuran plastik yang tersedia kemudian plastik direkatkan dibagian ujungnya dengan menggunakan lilin agar kedelai tidak tumpah. Pembungkusan kedelai dengan kemasan kertas minyak dilakukan dengan menaruh kedelai ke atas kertas minyak yang dilapisi selembar daun pisang di dalamnya dan kemudian ditutup dengan selembar daun pisang lagi dan ditali dengan label tempe samodra per 2 bungkus tempe bungkus kertas minyak.

Kedelai yang telah selesai dikemas ditata rapi berjajar dan tidak ditumpuk di rak-rak yang ada. Tempe yang sudah dikemas dibiarkan di atas rak-rak tersebut selama 2 hari agar jamur bisa tumbuh sempurna. Setelah 2 hari, maka tempe bisa dijual. Sebenarnya proses pengolahan kedelai di industri tempe samodra tidak berbeda dengan industry yang lain. Namun, bila dibandingkan dengan industri yang lain, indutri tempe samodra melakukan proses yang bersih dan cukup higienis. Industri tempe samodra tidak mau menambahkan kulit ari dalam proses pembuatan tempe. Di sebagian besar industri tempe disekitarnya, masih melakukan hal ini dan bahkan ada yang menerima pesanan dengan permintaan penambahan kulit ari pada tempe. Pemilik industri tempe samodra tidak menghendaki hal ini. Karena dinilai tidak menyehatkan dan membuat pencitraan yang buruk bagi industrinya.

Berikut gambar alur secara keseluruhan pengolahan tempe di industri tempe samodra :

Gambar 4. Alur Pembuatan Tempe di Industri Tempe Samodra Pengolahan tempe yang dilakukan oleh industri tempe samodra masih tradisional, hanya saja pemilik mulai menggunakan teknologi pengemasan dengan menggunakan mesin pengemas. Industri tempe samodra mempunyai mesin pengemas tempe dengan menggunakan pembungkus plastik. Mesin ini mampu menghasilkan 1000 bungkus per jam. Namun, mesin ini belum sepenuhnya digunakan hanya dalam jumlah sedikit. Hanya sekitar 5200 bungkus perhari untuk kemasan hijau dan 3000 bungkus untuk kemasan platik warna. Karena dengan menggunakan mesin pengemas berarti akan mengurangi tenaga kerja dan melahirkan pengangguran baru. Pemilik industri tempe samodra tidak menginginkan hal ini. Jadi penggunaan mesin pengemas ini hanya digunakan untuk selingan saja. Untuk memenuhi pesanan dalam ukuran yang di inginkan.

Pemilik industri tempe samodra menggunakan teknologi untuk menunjang proses produksi dan pengemasan produk tempe. Segi produksi, industri tempe samodra menggunakan beberapa alat besar dalam proses produksi, mesin tersebut antara lain mesin untuk mengelupas kulit ari kedelai dan tungku untuk merebus kedelai. Mesin-mesin ini digunakan

Pencucian kedelai

Perebusan kedelai

(hampir matang)

Pemisahan kulit ari

kedelai

Pencucian kembali

Perendaman (12-24 jam)

Pembuangan air rendaman

dan pencucian

Perebusan kembali (benar-benar matang)

Ditiriskan

Peragian (1 sdm untuk 30 kg)

Pengemasan

Didiamkan sampai 2 hr

tempe

yang diolah sehingga tidak rusak. Industri tempe samodra mempunyai mesin pengemas tempe 2 buah.

Pengemasan dengan menggunakan mesin inilah yang membedakan tempe samodra dengan industri tempe disekitarnya. Dengan menggunakan mesin, ukuran tempe kemasan lebih seragam dibandingkan dengan menggunakan sistem manual. Pengemasan manual menyebabkan selisih berat tempe satu dengan yang lainnya cukup tinggi, bisa mencapai 3-10 gram. Hal ini lah yang menjadi bahan pertimbangan pemilik industri tempe samodra untuk menggunakan mesin pengemas. Namun, untuk mendapatkan mesin pengemasan diperlukan modal yang besar. Satu mesin pengemas tempe harganya bisa mencapai 33 juta rupiah.

3. Spesifikasi produk

Produk industri ini hanya tempe. Produk tempe dikemas dalam beberapa ukuran dan bahan pembungkus yang berbeda. Pada dasarnya bungkusnya ada 2 jenis yaitu bungkus plastik putih bening dan kertas minyak. Ukuran tempe yang diproduksi juga berbeda-beda. Ukuran dan tampilan tempe yang diproduksi sesuai dengan keinginan dan permintaan pelanggan. Sehingga industri tempe samodra menyediakan berbagai ukuran untuk konsumsi keluarga, pedagang gorengan, maupun yang lain. Masing-masing pelanggan mempunyai ukuran tempe yang sudah pasti.

Saat ini industri tempe samodra memproduksi 8 ukuran dan tampilan yang berbeda. Kemasan tempe industri tempe samodra lebih beragam dibandingkan dengan industri yang lain. Kemasan yang digunakan antara lain kemasan palastik dan kertas m inyak. Kemasan plastik lebih banyak daripada kertas minyak. Varian kemasan plastik juga lebih banyak. Kemasan bungkus kertas minyak merupakan inovasi setelah bungkus plastik yang baru 3 tahun terakhir ini dilakukan oleh tempe samodra. Sehingga produksinya masih sedikit. Bungkus kertas m inyak hanya diproduksi 3.400 bungkus perhari. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh usaha tempe "Samodra" ini yaitu dari segi packaging dengan memadukan Saat ini industri tempe samodra memproduksi 8 ukuran dan tampilan yang berbeda. Kemasan tempe industri tempe samodra lebih beragam dibandingkan dengan industri yang lain. Kemasan yang digunakan antara lain kemasan palastik dan kertas m inyak. Kemasan plastik lebih banyak daripada kertas minyak. Varian kemasan plastik juga lebih banyak. Kemasan bungkus kertas minyak merupakan inovasi setelah bungkus plastik yang baru 3 tahun terakhir ini dilakukan oleh tempe samodra. Sehingga produksinya masih sedikit. Bungkus kertas m inyak hanya diproduksi 3.400 bungkus perhari. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh usaha tempe "Samodra" ini yaitu dari segi packaging dengan memadukan

Samodra

Tampilan

Ukuran (berat, gr)

Penjual makanan

Blok kecil

Blok besar

Kertas biasa

Retail, pedagang makanan

Kertas tebal

Retail, pedagang

makanan

Sumber : Samodra. Kemasan tempe yang diproduksi industri tempe samodra beraneka ragam, lebih banyak dibandingkan dengan industri yang lain. Sesuai dengan Tabel 7 ada 8 kemasan berbeda yang ditawarkan di industri tempe samodra, ada kemasan plastik dan kertas. Kemasan plastik ada 6 ukuran yang berbeda dan kemasan yang berbeda pula, diantaranya kemasan biru, hijau, warna, panjang, blok kecil dan blok besar. Kemasan plastik yang paling kecil adalah kemasan warna hijau, dengan harga paling murah juga, yaitu sebesar Rp 400,00. Kemasan plastik yang paling besar adalah kemasan plastik panjang, dengan harga Rp 1.200,00. Kemasan plastik mengalami perkembangan, berkembang dari ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Kemasan terbaru yang dibuat setelah lebaran adalah kemasan plastik warna hijau. Tempe kemasan plastik ini kebanyakan merupakan langganan para penjual sayur dan makanan olahan, seperti penjual gorengan dan warung makan. Kebanyakan tempe kemasan plastik merupakan langganan dari penjual sayur atau retail. Sehingga d ijual kembali ke konsumen akhir. Tempe kemasan kertas minyak hanya dalam 2 ukuran. Ukuran besar dan ukuran kecil, hanya selisih beberapa gr saja. Kemasan kertas m inyak ini dipadukan dengan daun pisang dan label warna yang cukup menarik konsumen. Pelanggan tempe kemasan kertas minyak ini merupakan rumah tangga dan penjual soto, gorengan dan warung makan.

Industri tempe samodra sebenarnya tidak berbeda dengan tempe yang lain. Namun tempe samodra mempunyai beberapa keunggulan Industri tempe samodra sebenarnya tidak berbeda dengan tempe yang lain. Namun tempe samodra mempunyai beberapa keunggulan

pada kemasan tempe kebanyakan. Kemasan tempe samodra memang sengaja dibuat menarik pembeli dan mempunyai warna dan cirri khas yang khusus. Sehingga memudahkan pembeli dalam membeli di lain tempat produksi tempe samodra. pada dasarnya, kedelai yang digunakan untuk memproduksi tempe di Mojosongo dan sekitarnya ini sama, yaitu berasal dari kedelai impor. Industri tempe samodra hanya menggunakan kedelai impor, sehingga tempe yang dihasilkan lebih bagus dan awet bila dibandingkan dengan tempe yang lain. Tempe samodra tidak mencampurkan kulit ari dan tidak mencampurkan kedelai lokal d i dalam tempenya. Sehingga ketika dipotong, tempe samodra lebih halus seratnya daripada tempe yang lain yang merupakan campuran dengan kedelai lokal ataupun dicampur dengan jagung. Sehingga tempe samodra baunya lebih harum daripada tempe yang lain dan juga karena diolah dengan bagus maka kedelai yang dihasilkan juga lebih empuk dan lebih mengembang. Tempe yang dibuat dengan campuran kulit ari dan kedelai lokal baunya lebih cenderung agak berbau busuk sehingga cepat mengalami pembusukan. Tempe Samodra bisa bertahan sampai hari ke 4 setelah pembungkusan. Namun tempe yang lain, hari ketiga sudah mulai keras dan “lanas”. Banyak masyarakat yang juga telah membuktikan dan merasakan mutu dan kelezatan tempe dari industri tempe samodra ini ketika di olah menjadi masakan atau makanan yang lain.

Gambar 5. Salah satu produk

tempe samodra

Gambar 6. Produk tempe industri yang lain

4. Pengelolaan Limbah

Pengolahan suatu produk makanan olahan pastinya menghasilkan produk sampingan yang bisa disebut dengan limbah. Limbah ada yang merugikan lingkungan sekitar pabrik ada juga yang bisa dimanfaatkan kembali. Bila tidak dikelola dengan baik, maka sisa atau produk sampingan ini akan merugikan masyarakat sekitar pabrik.

Sisa pengolahan kedelai dihasilkan sisa air rendaman dan kulit kedelai. Air hasil rendaman dan kulit dari sisa pengolahan kedelai di tempe samodra sudah ada yang menampung. Warga sekitar yang akan mengambilnya. Air hasil rendaman dan kulit digunakan oleh warga sekitar untuk pakan ternak. Sebenarnya pemilik industri tempe samodra tidak

menghendaki untuk dijual, namun, masyarakat yang mengambil limbah tempe ini membayar seiklasnya untuk mengganti tenaga kerja yang memilah dan membungkus kulit dan air sisa rendaman kedelai. Masyarakat yang sudah berlangganan mengambil limbah tempe ada 12 orang. Beberapa orang ada yang memberikan uang Rp 60.000,- perbulan, tetapi ada juga yang memberi uang sukarela semampu mereka. Uang yang dibayarkan sebagai pengganti tenaga untuk mengumpulkan limbah kulit dan air rendaman.