Teori S-O-R Pasangan Hidup

4. Metode Penyajian Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa, caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengadung unsur hiburan.

II.3 Teori S-O-R

Teori Stimulus-Respon S-R atau yang dikenal dengan teori S-O-R adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin ilmu Psikologi, khususnya yang beraliran behavionstik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus-Respons Mulyana, 2005: 132. Teori ini pada dasarnya merupakan satu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Dalam masyarakat massa, dimana prinsip S-O-R mengasumsikan secara sistematis dan dalam skala yang luas, sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan pada orang per orang. Universitas Sumatera Utara McQuail 1994: 234 dalam buku Bungin menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah pesan stimulus, seorang penerima atau receiver organisme, dan efek respons. Prof. Dr. mar’at dalam bukunya ‘sikap manusia”, Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c.Penerimaan Gambar 2 Teori S-O-R Sumber: Effendy, 2003: 255 Teori ini bilamana dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, yakni persepsi karyawan USU terhadap tayangan Take Me Out Indonesia, maka: a. Stimulus atau pesannya adalah tayangan Take Me Out Indonesia di Indosiar yang ditayangkan setiap Sabtu pada pukul 18.00 WIB. Stimulus Organisme: Perhatian Pengertian Penerimaan Respon Universitas Sumatera Utara b. Organism atau komunikannya adalah karyawan USU khususnya karyawan USU di kantor Biro Rektor. c. Respon atau efeknya adalah adanya perubahan yang dialami oleh karyawan Biro REktor. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah persepsi karyawan Biro Rektor USU terhadap tayangan Take Me Out Indonesia. II.4 Persepsi II.4.1 Pengertian Persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perception, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil Sobur, 2003:445. Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Sobur, 2003: 445. Menurut Berel Son dan Steiner 1964 dalam Severin menyatakan bahwa persepsi merupakan “proses yang kompleks dimana orang memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan respons terhadap suatu rangsangan ke dalam situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis. Sedangkan menurut Bennett, Hoffman, dan Prakash 1989 dalam Severin menyatakan bahwa “persepsi merupakan aktivitas aktif yang melibatkan pembelajaran, pembauran cara pandang, dan pengaruh timbal balik dalam pengamatan. Universitas Sumatera Utara Menurut Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan stimulus atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka mencapai kesadaran. Menurut Davidoff 1981 dalam Walgito, persepsi adalah sebuah proses dari stimulus yang diterima oleh alat indera, lalu melalui proses persepsi sesuatu yang diindera menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan dinterpretasikan Walgito, 2007: 26. Menurut Rakhmat, persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan, sedangkan menurut Cohen persepsi didefinisikan sebagai interorientasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek- objek eksternal. Jadi, persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indera kita. Persepsi meliputi penginderaan sensasi melalui alat – alat indera kita, atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan.

II.4.2. Tahap-tahap Pembentukan Persepsi

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu seleksi yang mencakup sensasi dan atensi, organisasi yang melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “ meletakkan suatu rangsangan Universitas Sumatera Utara bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”. Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain, dan juga diri sendiri. Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Namun kita tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung; melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut. Jadi, pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut. Dalam proses persepsi, banyak rangsangan sampai kepada kita melalui pancaindera kita, namun kita tidak dapat mempersepsi semua itu secara acak. Hal ini terjadi karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam proses persepsi. Universitas Sumatera Utara Gambar 3 Proses persepsi Sumber: Devito, 1997 Sobur, 2003: 449 1. Terjadinya Stimulasi Alat Indra Sensory Stimulation Pada tahap pertama, alat-alat indra disimulasi dirangsang. 2. Stimulasi terhadap alat indra diatur Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang paling sering digunakan adalah prinsip proksimitas proximity, atau kemiripan. Prinsip yang lain adalah kelengkapan closure. 3. Stimulasi Alat Indra ditafsirkan-dievaluasi Langkah ketiga dalam proses persepsi adalah penafsiran-evaluasi. Langkah ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita. Terjadinya stimulasi alat indra Stimulasi alat indra diatur Stimulasi alat indra dievaluasi- ditafsirkan Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan proses persepsi diatas, cara penafsiran-evaluasi masing- masing individu berbeda. Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut: a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan sulit diramalkan. b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan, dan sebagainya. c. Objek tidak bereraksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek.

II.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak dapat timbul begitu saja. Ada faktor –faktor yang mempengaruhi timbulnya persepsi itu. Bila Siagian menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi secara umum meliputi diri orang yang bersangkutan sendiri, sasaran persepsi tersebut, dan faktor situasi, David Krech dan Richard S. Crutchfield 1977:235 menyebutnya factor fungsional dan factor structural. Universitas Sumatera Utara Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal- hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Persepsi terkait dengan Field of Experience dan Frame of Reference. Field of Experince adalah sejumlah pengalaman yang tersimpan dalam memori, sedangkan Frame of Reference adalah pengetahuan atau pengertian yang dijadikan acuan untuk menafsirkan pesan. Field of Experince dan Frame of Reference adalah faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi. Faktor Struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimer 1959, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Prinsip-prinsip ini menyatakan bahwa bila kita mempersepsi sesuatu, maka kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Dalam komunikasi, perhatian terhadap persepsi adalah suatu hal yang mendasar. Efektivitas komunikasi antara lain ditentukan faktor persepsi. II.5. Psikologi Perkembangan II.5.1. Pengertian Psikologi Perkembangan Untuk membantu dalam memahami pengertian psikologi perkembangan, ada baiknya terlebih dahulu untuk memahami pengertian dari psikologi dan arti perkembangan secara terpisah. Universitas Sumatera Utara Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah suatu studi tentang ilmu jiwa psyhe tentang kesadaran dan proses mental yang berkaitan dengan jiwa. Menurut Wilhem Wundt, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental, seperti pikiran, perhatian, persepsi, inteligensi, kemauan, dan ingatan. Menurut John Watson, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku organisme, seperti perilaku kucing terhadap tikus, perilaku manusia terhadap sesamanya, dan sebagainya. Dari beberapa definisi psikologi tersebut, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang gejala-gejala jiwa atau tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya Mubin, 2006: 2. Chaplin 2002 mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati; pertumbuhan; perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Dari definisi tersebut, terkandung pengertian bahwa perkembangan itu adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia secara terus-menerus kearah yang lebih maju yang nampak lebih banyak bersifat kualitatif, karena ia berkenaan dengan aspek kejiwaan Mubin, 2006: 3. Lester D. Crow dan Arthur T. Jersild telah mengemukakan tentang perkembangan rohani yang lebih dini, yaitu perkembangan sebelum lahir, yang disebut masa konsepsi atau prenatal. Perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang siklus Universitas Sumatera Utara kehidupan. Pola gerakan adalah kompleks karena gerakan merupakan produk dari beberapa proses, yaitu proses biologis, kognitif, dan sosial. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu. Proses kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, inteligensi, dan bahasa individu. Proses sosial meliputi peubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada kepribadian Santorck, 2002: 20. Sedangkan menurut Paul Balter 1987 dalam Santrock mengatakan bahwa perkembangan itu mencakup tujuh kandungan dasar: perkembangan adalah seumur hidup, multidimensional, multidireksional, plastis, melekat secara kesejarahan, multidisiplin, dan kontekstual. Untuk pengertian psikologi perkembangan sendiri, Davidoff 1991: 7 mendefinisikan psikologi perkembangan sebagai cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktural jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia, yang biasanya dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. Sedangkan Hurlock 1980; 2 dalam Santrock mendefinisikan sebagai berikut:”Developmnetal psychology is the branch of psychology that studies intra- individual changes and interindividual changes within these intra-individual changes”. Definisi dari Hurlock ini nampaknya agak operasional sifatnya dan senada dengan pengertian perkembangan, karena dalam definisi ini disebut dengan istilah perubahan- perubahan dalam diri seseorang dan perubahan yang terjadi akibat hubungan antar individu. Universitas Sumatera Utara

II.5.2. Fase-fase Perkembangan

Berdasarkan pengertian dari psikologi perkembangan, sudah dapat dipastikan bahwa fase-fase perkembangan sangat luas, yaitu sepanjang kehidupan manusia. Klasifikasi fase perkembangan meliputi masa pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa, dan masa akhir dewasa Santrock, 2002: 22. Menurut Moh. Kasiram 1983; 51 ruang lingkup psikologi perkembangan meliputi masa dalam kandungan, anak bayi, anak kecil, anak sekolah, masa fueral, masa pra remaja, dan masa remaja, serta masa dewasa Mubin, 2006: 5. Jung menggambarkan perkembangan manusia dalam empat fase, yaitu masa kanak- kanak, masa remaja dan masa remaja dewasa, usia setengah tua, usia tua Schultz, 1991: 132. Sedangkan Lester D. Crow dalam bukunya Human Development and learning 1956 mengemukakan adanya tiga proses dalam perkembangan yaitu childhood, maturity, dan adulthood. Childhood adalah masa-masa yang mencakup masa kandungan, masa kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, dan masa anak sekolah. Maturity adalah proses perkembangan sebelum ia memasuki masa kedewasaannya. Adulthood adalah masa memasuki kedewasaan. Setiap fase-fase perkembangan manusia mempunyai tugas-tugasnya masing-masing. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus dilakukan, dipecahkan, dan diselesaikan oleh setiap individu dalam tahap-tahap perkembanganya supaya individu tersebut bahagia. Universitas Sumatera Utara Havighurst membuat rumusan sederhana tentang tugas–tugas perkembangan, yaitu: Mubin, 2006: 43-47 1. Masa Bayi dan kanak-kanak Awal: a. Belajar Berjalan b. Belajar makan makanan yang padat c. Balajar berbicara d. Belajar mengendalikan buang air kecil dan besar e. Belajar membeda-bedakan jenis kelamin dan menghargainya f. Memperoleh keseimbangan fisiologis g. Menyusun konsep-konsep sederhana tentang realita sosial dan realita fisik h. Belajar menjalin hubungan secara emosional antara dirinya dengan orang tua, saudara-saudara, dan lainnya i. Belajar membedakan antara hal yang benar dengan hal yang salah serta mengembangkan kata hati. 2. Masa kanak-kanak Akhir a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan ringan atau mudah b. Membentuk sikap-sikap yang sehat terhadap dirinya demi keperluan organismenya yang sedang tumbuh c. Belajar bergaul dan bermain dengan teman-teman seusia d. Mulai menemukan peranan sosial yang cocok bagi dirinya, sebagai pria atau wanita Universitas Sumatera Utara e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari g. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan tata nilai h. Mengembangkan sikap-sikap dalam memandang kelompok- kelompok sosial dan lembaga kemasyarakatan i. Menemukan kebebasan pribadi 3. Masa RemajaAdolescence a. Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya, baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin b. Menerima keadaan fisiknya, dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita c. Menginginkan dapat berperilaku yang diterima oleh masyarakat d. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya e. Menyiapkan karir dalam bidang ekonomi dengan sesuatu pekerjaan atau jabatan f. Mempersiapkan diri untuk memasuki masa pernikahan dan hidup berkeluarga g. Mengakui suatu tata nilai dan sistem etika yang membimbing segala tindakan dan pandangan h. Belajar bertanggung jawab sebagai warga Negara Universitas Sumatera Utara 4. Masa Dewasa Awal a. Mendapatkan suatu pekerjaan b. Memilih pasangan hidup c. Belajar untuk hidup bersama sebagai suami istri d. Mulai hidup berkeluarga e. Mengasuh dan membimbing anak f. Memimpin sebuah rumahtangga g. Bertanggung jawab sebagai warga Negara yang baik h. Memperoleh kelompok sosial yang cocok dengan nilai hidup dan pahamnya. 5. Masa Setengah Baya a. Mencapai kedewasaan bertanggung jawab terhadap Negara dan masyarakat b. Membimbing anak-anak remaja untuk mampu bertanggung jawab dan berbahagia kelak bila dewasa c. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu kosong sesuai dengan keahlian dan keinginan d. Menciptakan hubungan suami istri yang sehat e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan adanya perubahan- perubahan fisiologis pada usia tengah baya f. Mencapai dan mengutamakan penampilan yang memuaskan dalam karir professional Universitas Sumatera Utara g. Mulai Menyesuaikan diri dengan kehidupan orangtua yang lanjut usia. 6. Masa TuaUsia Lanjut a. Siap menghadapi keadaan menurunnya kondisi fisik dan kesehatan b. Siap untuk mengalami penurunan pendapat c. Siap untuk menghadapi kematian suami atau istri d. Membina hubungan yang akrab dengan anggota sekelompok usia e. Memelihara kondisi fisik agar tetap menyenangkan f. Menyesuaikan diri untuk mengurangi tugas-tugas sosial tapi memenuhi kewajiban-jewajiban sebagai warga Negara dan masyarakat.

II.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan

Para ahli banyak mempersoalkan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan Mubin, 2006: 33. K.H. Dewanta mengemukakan bahwa perkembangan manusia selalu dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam, faktor indogin dan faktor eksogen, faktor ekstern dan faktor intern Sujanto, 1996: 240 . Faktor dari keluarga juga sangat penting bagi perkembangan. Keluargalah yang terlebih dahulu dan bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anaknya dan Universitas Sumatera Utara keluargalah yang akan selalu mengikuti perkembangan tersebut dengan bersifat selektif terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

II.6. Pasangan Hidup

Sampai hari ini, cinta sejati tidak mempunyai arti yang pasti. Kepastian yang didapat adalah manusia ingin mencintai dan ingin dicintai. Kebanyakan orang ingin menikah dan hidup bersama dengan seseorang yang dicintainya. Bukan hanya orang yang ingin menikah, orang yang tidak ingin menikah pun biasanya mencari seseorang yang dapat mendampinginya. Pasangan hidup adalah dua manusia yang hidup bersama dan saling melengkapi sampai maut memisahkan mereka. Pasangan hidup erat kaitannya dengan cinta sejati. Banyak orang yang percaya bahwa pasangan hidup memiliki cinta sejati yang membuat mereka dapat hidup bersama. Ada berbagai macam alasan mengapa kebanyakan orang mencari pasangan hidup. Pertama, setiap orang memiliki kebutuhan akan cinta. Hal ini sesuai dengan pendapat Abraham Maslow yang memasukkan kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta di salah satu tingkatan dalam hierarki kebutuhan yang dibuatnya. Kedua, dengan adanya pasangan hidup, orang merasa dirinya lebih merasa aman karena ada pasangan yang melindunginya. Setiap orang pasti menginginkan rasa aman. Universitas Sumatera Utara Ketiga, setiap orang membutuhkan teman berbagi. Senang, keluh kesah, dan segala macam perasaan yang dirasakan seseorang biasanya ingin dibagi dengan orang lain. Dalam tingkatan kebutuhan Maslow, terdapat lima kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan memiliki dan cinta, kebutuhan akan prestasi, kebutuhan aktualisasi diri. Maslow memasukka n kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan kasih sayang di tingkat kedua dan ketiga. Kedua kebutuhan ini berada di atas kebutuhan fisiologis. Apabila kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, telah dipenuhi maka kebutuhan yang selanjutnya harus dipenuhi adalah kebutuhan akan rasa aman dan cinta. Saat kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, muncullah kebutuhan untuk mencari lingkungan yang aman, stabilitas, serta perlindungan. Dengan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini, maka hidup pun akan terasa lebih damai. Setelah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan selanjutnya dalam hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki dan dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan yang mendasari kebanyakan orang mencari pasangan hidup adalah kebutuhan akan cinta, kebutuhan akan memiliki dan dimiliki, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan akan berbagi, dan kebutuhan untuk saling melengkapi dengan seseorang. http:yuhudabi.blogspot.com200806finding-life-partner.html Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Biro Rektor USU yang terletak di Jalan Dr. Mansur No. 9, Medan. Adapun data-data yang peneliti dapatkan adalah sebagai berikut: III.1.1. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara Sejarah Universitas Sumatera Utara USU dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim Ketua; Dr. T. Mansoer Wakil Ketua; Dr. Soemarsono SekretarisBendahara; Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum Anggota. Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERSEPSI ANGGOTA POLWIL TENTANG PROGRAM ACARA DATING SHOW ”TAKE ME OUT INDONESIA“ DI INDOSIAR(Studi pada Anggota Samapta Polwil Malang Angkatan 2007)

0 4 2

TANGGAPAN PEMIRSA TENTANG PROGRAM ACARA REALITY SHOW TAKE ME OUT DI INDOSIAR (Studi Pada Warga Perumahan Graha Kota Asri Malang)

0 23 14

Faktor-faktor Penyebab Zapping Pada Audiens Televisi (Studi pada audiens tayangan televisi Take Me Out Indosiar Di keluarahan Kampung Baru Bandar Lampung)

0 7 4

Faktor-faktor Penyebab Zapping Pada Audiens Televisi (Studi pada audiens tayangan televisi Take Me Out Indosiar Di keluarahan Kampung Baru Bandar Lampung)

0 10 4

REALISASI PRINSIP KERJA SAMA GRICE DALAM TUTURAN PRESENTER DAN PESERTA REALITY SHOW TAKE ME OUT INDONESIA.

1 5 23

PERSEPSI REMAJA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN KOREAN WAVE DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Remaja Surabaya Terhadap Tayangan Korean Wave Sebagai Budaya Populer di Indosiar).

1 3 129

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PESERTA PEREMPUAN DI DALAM TAYANGAN ACARA TAKE HIM OUT INDONESIA DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Perempuan Surabaya Terhadap Peserta Perempuan Dalam Tayangan Acara Take Him Out Indonesia Di Indosiar).

0 0 85

DESAIN “TAKE ME OUT INDONESIA” DAN ENTITAS BUDAYA MASYARAKAT URBAN

0 0 10

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PESERTA PEREMPUAN DI DALAM TAYANGAN ACARA TAKE HIM OUT INDONESIA DI INDOSIAR (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Perempuan Surabaya Terhadap Peserta Perempuan Dalam Tayangan Acara Take Him Out Indonesia Di Indosiar)

0 0 20

PERAN PRODUCTION ASSISTANT DALAM PROGRAM TAKE ME OUT INDONESIA DI FREMANTLEMEDIA INDONESIA - UNS Institutional Repository

0 1 13