Menurut Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi
mempengaruhi rangsangan stimulus atau pesan apa yang kita serap dan apa makna yang kita berikan kepada mereka mencapai kesadaran. Menurut Davidoff
1981 dalam Walgito, persepsi adalah sebuah proses dari stimulus yang diterima oleh alat indera, lalu melalui proses persepsi sesuatu yang diindera menjadi
sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan dinterpretasikan Walgito, 2007: 26.
Menurut Rakhmat, persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan, sedangkan menurut Cohen persepsi didefinisikan sebagai interorientasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek- objek
eksternal. Jadi, persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indera kita.
Persepsi meliputi penginderaan sensasi melalui alat – alat indera kita, atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan ke otak
lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan.
II.4.2. Tahap-tahap Pembentukan Persepsi
Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu
seleksi yang mencakup sensasi dan atensi, organisasi yang melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “ meletakkan suatu rangsangan
Universitas Sumatera Utara
bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”.
Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain, dan juga diri sendiri.
Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang kita peroleh melalui salah satu atau lebih indera kita. Namun kita tidak dapat
menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung; melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek
tersebut. Jadi, pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana
tampaknya objek tersebut. Dalam proses persepsi, banyak rangsangan sampai kepada kita melalui
pancaindera kita, namun kita tidak dapat mempersepsi semua itu secara acak. Hal ini terjadi karena persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu
tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima. Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga
langkah yang terlibat dalam proses persepsi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3 Proses persepsi
Sumber: Devito, 1997 Sobur, 2003: 449 1.
Terjadinya Stimulasi Alat Indra Sensory Stimulation Pada tahap pertama, alat-alat indra disimulasi dirangsang.
2. Stimulasi terhadap alat indra diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang paling sering digunakan adalah prinsip
proksimitas proximity, atau kemiripan. Prinsip yang lain adalah kelengkapan closure.
3. Stimulasi Alat Indra ditafsirkan-dievaluasi
Langkah ketiga dalam proses persepsi adalah penafsiran-evaluasi. Langkah ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi
di pihak penerima. Penafsiran-evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang
ada pada kita.
Terjadinya stimulasi alat
indra Stimulasi alat
indra diatur Stimulasi alat indra
dievaluasi- ditafsirkan
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan proses persepsi diatas, cara penafsiran-evaluasi masing- masing individu berbeda.
Persepsi manusia sebenarnya terbagi dua, yaitu persepsi terhadap objek lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap objek
lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup hal-hal berikut:
a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan
persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan sulit diramalkan.
b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi
terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan, dan sebagainya.
c. Objek tidak bereraksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain,
objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat
daripada persepsi terhadap objek.
II.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi