57
secara tertulis dalam selang waktu paling lama 3 tiga hari kerja setelah berkas permohonan dinyataan lengkap. Pasal 12 menyebutkan:
“Pemberian bantuan hukum oleh Pemberi Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum diberikan hingga masalah hukumnya selesai
danatau Perkaranya telah mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Penerima Bantuan Hukum tersebut tidak mencabut surat kuasa khusus
.”
2. Bentuk-Bentuk Pelayanan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Dalam Sengketa Perdata
Bentuk-bentuk pelayanan bantuan hukum cuma-cuma dalam sengketa Perdata yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum adalah meliputi:
a. Upaya Non Litigasi
Upaya non litigasi dalam sengketa perdata antara lain: 1
Penyuluhan Hukum
Peran penyuluhan hukum pada penerapan bantuan hukum cuma- cuma adalah diharapkan melalui penyuluhan hukum diharapkan
masyarakat menjadi tidak apatis dan mengetahui lebih banyak mengenai hukum dalam konstitusi sehingga sindrom buta hukum
dalam masyarakat dapat diatasi. Penyuluhan hukum merupakan bentuk bantuan hukum yang bersifat preventif yang memberikan penerangan
kepada masyarakat mengenai hukum sehingga masyarakat dapat menjauhkan diri untuk tidal melakukan perbuatan yang dilaranng
undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
58
2 Kosultasi Hukum
Masyarakat dapat memperoleh konsultasi hukum mengenai segala masalah seputar keperdataan secara cuma-cuma dari Pemberi Bantuan
Hukum. Pemberi Bantuan Hukum wajib mendengar setiap permohonan konsultasi dari pencari keadilan dan tidak dapat menolak
permintaan bantuan hukum cuma-cuma tersebut sesuai Peraturan Pemerintah.
45
Konsultasi hukum merupakan bentuk bantuan hukum yang bersifat diagnostic. Disebut diagnostic karena pada prosesnya,
Pemberi Bantuan Hukum menganalisa dan menemukan kebenaran dari setiap keterangan yang diberikan oleh Pemohon Bantuan Hukum
dengan tujuan diperolehnya jawaban yang dibutuhkan oleh Pemohon. 3
Investigasi perkara baik secara elektronik maupun non elektronik
Investigasi yang dilakukan oleh Pemberi Bantuan Hukum bertujuan agar diperoleh alat-alat yang mendukung suatu peristiwa
perkara agar dapat diperoleh kebenaran dari suatu peristiwa. Alat-alat pendukung tersebut kemudian dapat digunakan di Pengadilan sebagai
alat-alat bukti yang dapat membantu jalannya proses Peradilan. 4
Penelitian Hukum Penelitian hukum berguna dalam perkembangan hukum di dalam
masyarakat untuk mengetahui bagaimana keadaan masyarakat dikaitkan dengan sistem hukum yang berkembang di masyarakat.
45
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2008, Op.Cit, Pasal 12.
Universitas Sumatera Utara
59
Pemberi Bantuan Hukum hendaknya mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap hukum dan bagaimana penegakan
hukum yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Penelitian hukum disebut juga sebagai bentuk bantuan hukum yang
bersifat pembaharuan karena mencakup usaha-usaha melakukan pembaharuan hukum melalui Hakim dan Peraturan Perundang-
undangan. 5
Mediasi Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan
Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang merupakan hasil revisi dari Peraturan Mahkamah
Agung No. 2 Tahun 2003 PERMA No. 2 Tahun 2003. Pemberi Bantuan Hukum cuma-cuma diharapkan dapat menyelesaiakan setiap
sengketa yang dimohonkan kepadanya terlebih dahulu melalui jalan mediasi dengan harapan diperoleh tercipta perdamaian yang
merupakan hasil kesepakatan kedua belah pihak. 6
Negosiasi
Negosiasi berdasarkan Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
menyatakan:“Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui Penyelesaian Sengketa Alternatif sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 empat belas hari dan hasilnya dituangkan
Universitas Sumatera Utara
60
dalam suatu kesepakatan tertulis. ” Pemberi Bantuan Hukum dalam
pelaksanaannya wajib menyediakan wadah atau berperan sebagai pihak yang membantu proses negosiasi apabila dimintai oleh pemohon
dengan tujuan agar dapat menemukan kesepakatan antara kedua belah pihak secara adil yang memenuhi harapan dan keinginan dari masing-
masing kedua belah pihak. 7
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.
46
Maka posisi Pemberi Bantuan Hukum adalah membantu masyarakat memperbaiki situasi
mereka dan menegakkan keadilan yang merupakan hak mereka. 8
Pendampingan di Luar Pengadilan Pemberi Bantuan Hukum cuma-cuma dalam proses penyelesaian
suatu perkara mendampingi pemohon dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan peristiwa sengketa di luar Pengadilan.
9 Drafting dokumen hukum
Penyusunan dan pengorganisiran dokumen-dokumen hukum yang berhubungan dengan perkara Pemohon Bantuan Hukum.
46
Wikipedia, diakses pada tanggal 28 Mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
61
b. Upaya litigasi
Hukum Perdata adalah segala aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orangbadan hukum yang satu dengan orangbadan hukum
lainnya dalam hidup bermasyarakat. Suatu hubungan dapat terjadi karena:
47
1 Perjanjian antara pihak yang satu dan pihak yang lain, misalnya jual-
beli, sewa-menyewa, utang-piutang, tukar-menukar, dan pemberiam kuasa.
2 Ketentuan undang-undang, yang bermanfaat atau saling
menguntungkan bagi pihak-pihak, misalnya, perwakilan sukarela zaakwaarneming, pembayaran tanpa utang onverschuldiigde
betaling, perbuatan menurut hukum rechtmatige daad, dan pewarisan.
3 Ketentuan undang-undang, merugikan orang lain, misalnya, perbuatan
melawan hukum onrechtmatige daad. Sesuai dengan asas Hukum Perdata pada pelaksanaannya inisiatif
untuk mengajukan tuntutan haknya diserahkan kepada pihak yang berkepentingan sepenuhnya Hakim bersifat pasif dan latar belakang dari
penegakan Hukum Perdata adalah untuk mempertahankan hukum materiil. Hukum materil merupakan penjelmaan dari undang-undang atau peraturan
tidak tertulis yang mengatur masyarakat tentang berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Oleh sebab itu dibutuhkan Hukum Acara Perdata upaya litigasi
dalam mengatur bagaimana proses terlaksananya hukum materil dengan perantaraan Hakim.
Pada proses mempertahankan hukum materil yang dilanggar dapat berbentuk Wanprestasi maupun Perbuatan Melawan Hukum diperlukan
biaya dalam proses penegakan hukum di muka Pengadilan. Besarnya biaya
47
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2011, Hal.2.
Universitas Sumatera Utara
62
Peradilan, Advokat dan lain-lainnya merupakan alasan diperlukannya bantuan hukum bagi masyarakat yang tidak mampu. Pemberi Bantuan
Hukum pada proses litigasi berperan sebagai pendamping atau kuasa hukum, untuk menyelesaikan perselisihan tentang hak dan kewajiban
Perdata seseorang di hadapan Pengadilan hingga suatu perkara tersebut putus inkracht.
Pemberian Bantuan Hukum secara litigasi dilakukan oleh Advokat yang berstatus sebagai Pengurus Pemberi Bantuan Hukum danatau
Advokat yang direkrut oleh Penyelenggara Pemberi Bantuan Hukum. Dalam hal jumlah Advokat yang terhimpun dalam wadah Pemberi
Bantuan Hukum tidak memadai dengan banyaknya jumlah Penerima Bantuan Hukum, Pemberi Bantuan Hukum dapat merekrut Paralegal,
Dosen, dan mahasiswa Fakultas Hukum. Dalam melakukan pemberian bantuan hukum, Paralegal, Dosen, dan mahasiswa Fakultas Hukum
sebagaimana dimaksud sebelumnya, harus melampirkan bukti tertulis pendampingan dari Advokat. Mahasiswa Fakultas Hukum harus telah
lulus mata kuliah hukum acara dan pelatihan Paralegal.
48
Pada Pengadilan Tingkat I, pada hari pertama dilakukannya persidangan atas suatu perkara yang dimohonkan bantuan hukum cuma-
cuma, Hakim mengharuskan agar para pihak yang berperkara melaksanakan upaya perdamaian.
49
Apabila usaha perdamaian berhasil maka hasil perdamaian tersebut yang dalam akta perdamaian akan
dibacakan di dalam persidangan, dan apabila usaha perdamaian gagal, proses persidangan akan dilanjutkan dengan pembacaan gugatan. Pada
pembacaan gugatan hingga diperoleh putusan yang bersifat mengikat dan eksekutorial, seorang Pemberi Bantuan Hukum cuma-cuma tersebut wajib
48
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013, Op.Cit, Pasal 13.
49
Pasal 2 Ayat 2 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2008 Tentang prosedur Mediasi di Pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
63
mendampingi kliennya. Sebelum gugatan atau permohonan diajukan ke Pengadilan oleh Pemohon Bantuan Hukum atau diwakilkan oleh Pemberi
Bantuan Hukum selaku pendamping, harus diperhatikan benar-benar bahwa gugatan atau permohonan tersebut harus diajukan kepada
Pengadilan yang benar-benar berwenang untuk mengadili perkara atau persoalan yang bersangkutan. Pasal 118 HIR mengatur tentang 2 dua hal
yaitu, yang pertama mengatur tentang kewenangan kekuasaan relatif dari Pengadilan Negeri, yang kedua mengatur tentang cara mengajukan
gugatan.
50
Pada waktu memasukkan surat gugatan tersebut, penggugat diharuskan untuk membayar biaya perkara. Tapi tentang biaya perkara ini
ada pengecualiannya, yaitu bagi mereka yang tidak mampu. Bagi mereka yang tidak mampu ini dimungkinkan untuk beracara secara cuma-cuma
dengan jalan mengajukan permohonan izin kepada Ketua Pengadilan Negeri, yang disertai pula degan surat keterangan tidak mampu dari
seorang pejabat, Lurah, dan Camat.
51
Diberlakukannya Undnag-Undang Bantuan Hukum dan Peraturan Pemerintah No.83 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pemberian Bantuan Hukum menyusul Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2013 Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan
Penyaluran Dana Bantuan Hukum bagi masyarakata tidak mampu menjadi sebuah hal yang luau biasa. Masyarakat yang tidak mampu dapat
mengajukan permohonan bantuan hukum agar dapat beracara di muka Pengadilan dengan mengajukannya di Posbakum yang berkantor di
Peradilan Umum. Apabila permohonan telah diterima Posbakum, maka perkara yang diajukan akan diterima dan dibantu hingga diperoleh putusan
yang berkekuatan tetap. Suatu Putusan Hakim itu tidak luput dari kekeliruan atau kekhilafan,
bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Maka oleh karena itu demi kebenaran dan keadilan setiap keputusan Hakim perlu dimungkinkan
untuk diperiksa ulang, agar kekeliuran atau kekhilafan yang terjadi paa putusan dapat diperbaiki.bagi setiap Putusan Hakim pada umumnya
50
M. Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Bukit Tinggi:Sinar Grafika, 1995, hal.20.
51
Ibid, Hal 22.
Universitas Sumatera Utara
64
tersedia upaya hukum, yaitu upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan dalam putusan.
52
Apabila putusan yang bersifat mengikat dan eksekutorial tersebut dianggap oleh pemohon belum menjunjung keadilan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa, maka pemohon dapat mengajukan upaya hukum terhadap putusan tersebut. Upaya hukum tersebut antara lain:
Verzet, banding, prorogasi, Kasasi, derden verzet. Kedudukan pendamping hukum yang merupakan Pemberi Bantuan Hukum yang telah memenuhi
syarat pada perkara Perdata akan mendampingi kliennya Pemohon Bantuan Hukum, sesuai dengan kewajibannya. Ketentuan mengenai biaya
perkara, biaya berasal dari sumber pendanaan penyelenggaraan bantuan hukum dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN.
3. Syarat Untuk Mendapatkan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Dalam Sengketa Perdata