Hak Dan Kewajiban Pemberi Bantuan Hukum Cuma-Cuma

29 menjadikan bantuan hukum menjadi salah satu cara menuju masyarakat yang berkeadilan sosial dimana terjadi pemerataan yang tidak hanya difokuskan dalam bidang ekonomi tetapi juga di bidang hukum dan keadilan.

C. Hak Dan Kewajiban Dalam Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma

Setiap pihak dalam penerapan bantuan hukum cuma-cuma tidak dapat terlepas dari adanya hak dan kewajiban yang mana hak dan kewajiban tersebut telah diatur di dalam Undang-Undang Bantuan Hukum. Hak dan kewajiban inilah yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pemberian bantuan hukum cuma-cuma. Penulis akan mencoba menguraikan hak dan kewajiban dalam pemberian bantuan hukum cuma-cuma tersebut ditinjau dari segi Pemberi Bantuan Hukum dan Penerima Bantuan Hukum.

1. Hak Dan Kewajiban Pemberi Bantuan Hukum Cuma-Cuma

Terdapat dua model penting terkait penyelenggara program bantuan hukum, yaitu Model Kelembagaan dan Model Personal. Dalam Model Kelembagaan, lembaga yang sejauh ini menjadi patner kerjasama di beberapa daerah riset adalah universitas, dan lembaga atau organisasi penyedia bantuan hukum seperti LBH. Model kedua adalah Model Personal, yaitu dengan melibatkan individu dalam sebuah tim Advokat, atau melalui penunjukan personal oleh pemerintah. 24 Setiap model dari penyelenggara program bantuan hukum tersebut, meskipun memiliki perbedaan proses dan unsur, tetap tidak terlepas dari adanya hak dan kewajiban. 24 Julius Ibrani, Bantuan Hukum Bukan Hak Yang Diberi, Jakarta: YLBHI, 2013, Hal.90. Universitas Sumatera Utara 30 a. Hak Pemberi Bantuan Hukum Cuma-Cuma Pada penerapannya, pemberi bantuan hukum berhak untuk: 1 Melakukan rekrutmen terhadap Advokat, Paralegal, Dosen, dan mahasiswa Fakultas Hukum; 2 Melakukan pelayanan Bantuan Hukum; 3 Menyelenggarakan penyuluhan hukum, konsultasi hukum, dan program kegiatan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan bantuan hukum; 4 Menerima anggaran dari negara untuk melaksanakan bantuan hukum berdasarkan undang-undang 5 Mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang Pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 6 Mendapatkan informasi dan data lain dari pemerintah ataupun instansi lain, untuk kepentingan pembelaan perkara; dan 7 Mendapatkan jaminan perlindungan hukum, keamanan, dan keselamatan selama menjalankan pemberian bantuan hukum. Pemberi Bantuan Hukum berhak untuk memberi bantuan hukum. Sehingga, alokasi anggaran bantuan hukum langsung ditujukan kepada lembaga atau organisasi yang telah memenuhi syarat sebagai pelaksana tugas bantuan hukum, untuk melayani masyarakat miskin dan tidak mampu sebagai Penerima bantuan hukum. Universitas Sumatera Utara 31 b. Kewajiban Pemberi Bantuan Hukum Cuma-Cuma Pemberi bantuan hukum tidak dituntut secara Perdata maupun Pidana dalam memberikan bantuan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang dilakukan dengan itikad baik di dalam maupun di luar sidang Pengadilan sesuai dengan Standar Bantuan Hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan danatau Kode Etik Advokat. 25 Dapat disimpulkan bahwa seorang yang terpanggil untuk menjalankan profesi hukum pada umumnya harus mempunyai budi yang luhur dan mulia, serta menjalankan profesi atas dasar kejujuran, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut dapat dijabarkan bahwa Pemberi Bantuan Hukum berkewajiban untuk: 1 Melaporkan kepada Menteri tentang program bantuan hukum; 2 Melaporkan setiap penggunaan Anggaran Negara yang digunakan untuk pemberian bantuan hukum berdasarkan undang-undang; 3 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bantuan hukum bagi Advokat, Paralegal, Dosen, Mahasiswa Fakultas Hukum yang direkrut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9a Undang- Undang Bantuan Hukum 4 Menjaga kerahasiaan data, informasi, danatau keterangan yang diperoleh dari Penerima Bantuan Hukum berkaitan dengan perkara yang sedang ditangani, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang; dan 25 Undang-Undang No.16 Tahun 2011, Op.Cit, Pasal 11. Universitas Sumatera Utara 32 5 Memberikan bantuan hukum kepada Penerima Bantuan Hukum berdasarkan syarat dan tata cara yang ditentukan dalam undang- undang ini sampai perkaranya selesai, kecuali ada alasan yang sah secara hukum.

2. Hak Dan Kewajiban Penerima Bantuan Hukum

Dokumen yang terkait

Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-cuma Kepada Anak Golongan Masyarakat Kurang Mampu Yang Berkonflik Dengan Hukum Dalam Peradilan Pidana Anak (Studi di Lembaga Bantuan Hukum Medan)

2 53 120

PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA TERHADAP PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA TERHADAP MASYARAKAT MISKIN PADA PERADILAN PIDANA.

0 2 11

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA.

0 1 20

PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM BERACARA SECARA CUMA - CUMA (PRODEO) OLEH LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG.

0 1 15

PELAKSANAAN BANTUAN HUKUM DALAM BERACARA SECARA CUMA - CUMA (PRODEO) OLEH LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG - Repositori Universitas Andalas

0 2 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 8

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 16

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 29

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Bagi Pencari Keadilan Tidak Mampu Dalam Perkara Perdata (Studi: Pos Bantuan Hukum Yayasan LBH-PK “Persada” di Peradilan Umum)

0 0 5