50
B. Penerapan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Dalam perkara Perdata di peradilan umum
Hak atas bantuan hukum merupakan hak yang bersifat non derogable rights, yaitu sebuah hak yang tidak dapat dikurangi dan tidak dapat
ditangguhkan dalam bentuk atau kondisi apapun. Oleh karena itu, bantuan hukum merupakan hak asasi yang dimiliki oleh semua orang yang bukan
diberikan oleh Negara dan bukan belas kasihan dari Negara tetapi juga merupakan tanggung jawab Negara dalam mewujudkan equality before the
law dan justice of trial. Dalam hukum Perdata, penerapan bantuan hukum terbagi menjadi dua
bidang; yaitu bidang litigasi dan non litigasi. Pada bidang litigasi, dalam sengketa perdata meliputi upaya perdamaian atau Putusan Pengadilan tingkat
I, Putusan Pengadilan tingkat banding, Putusan Pengadilan tingkat kasasi, dan peninjauan kembali. Sedangkan dalam bidang non litigasi berupa punyuluhan
hukum, konsultasi hukum, investigasi perkara, baik secara elektronik maupun non elektronik, penelitian hukum, mediasi, negosiasi, pemberdayaan
masyarakat, pendampingan masyarakat, pendampingan di luar Pengadilan, danatau drafting dokumen hukum.
40
1. Prosedur Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma Dalam Sengketa Perdata
Terdapat 2 dua metode untuk mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma, yaitu:
40
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013, Op.Cit, Pasal 16.
Universitas Sumatera Utara
51
a. Secara Langsung
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pemberian Bantuan
Hukum Secara Cuma-Cuma disebutkan bahwa seorang pencari keadilan yang tidak mampu sebagai pihak pemohon dapat mengajukan
permohonan untuk memperoleh bantuan hukum secara cuma-cuma secara langsung kepada Advokat di bawah Perhimpunan Advokat
Indonesia PERADI pilihannya. Kemudian pihak si pemohon akan diminta untuk mengisi formulir permohonan dengan melampirkan
bukti-bukti ketidakmampuan secara ekonomis.
Advokat PERADI selanjutnya akan langsung meneruskan permohonan si pemohon kepada Pusat Bantuan Hukum PBH
PERADI. Pihak PBH PERADI akan menilai kelayakan si pemohon sebagai pencari keadilan yang tidak mampu apakah pantas atau tidak
menerima bantuan hukum. Apabila keterangan dan data permohonan dinyatakan lengkap oleh PBH PERADI maka PBH PERADI paling
lama dalam jangka waktu 3 tiga hari kerja wajib memberikan keputusan menerima atau menolak permohonan bantuan hukum secara
cuma-cuma yang diajukan dan memberitahukan keputusan tersebut secara tertulis kepada Advokat bersangkutan disertai dengan alasan
pengabulan atau penolakan permohonan bantuan hukum. Advokat yang bersangkutan kemudian akan memberitahukan keputusan PBH
PERADI tersebut
kepada pemohon
yang menyatakan
Universitas Sumatera Utara
52
kesediaannyapenolakannya memberikan bantuan hukum secara cuma- cuma kepada pemohon.
b. Secara tidak langsung
Pemohon Bantuan Hukum datang ke Kantor PBH PERADI. Pihak PBH PERADI kemudian akan menilai dan mempertimbangkan
permohonan dari pihak pemohon sekaligus menunjuk Advokat untuk pemohon apabila dinilai layak menerima bantuan hukum cuma-cuma
sebagai pencari keadilan yang tidak mampu yang membutuhkan keadilan. Berdasarkan ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah
Nomor 83 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-cuma dinyatakan bahwa Advokat dalam
memberikan bantuan hukum cuma-cuma dilarang menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari Pemohon Bantuan
Hukum. Advokat yang ketahuan melanggar ketentuan tersebut akan ditindak dikenai sanksi oleh Organisasi Advokat.
Bila tidak puas dengan Advokat yang memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma, pemohon dapat mengadukan Advokat yang
bersangkutan kepada PBH PERADI. PBH PERADI memeriksa dan menilai kelayakan pengaduan yang diberikan. Apabila dalam
pemeriksaan PBH PERADI terbukti bahwa Advokat
yang bersangkutan melanggar Kode Etik Advokat dalam memberikan
bantuan hukum secara cuma-cuma, maka PBH PERADI akan mengadukan advokat bersangkutan kepada Dewan Kehormatan
PERADI untuk diproses menurut ketentuan dalam Peraturan Perundang-Undangan mengenai bantuan hukum dan Kode Etik
Advokat.
41
Dalam situasi seperti ini, PBH PERADI wajib menyediakan Advokat pengganti untuk Pemohon Bantuan Hukum.
41
http:www.scribd.comdoc133389918Rule-of-Law-Untuk-Hak-Asasi- Manusiascribd, diakses pada 08 mei 2015.
Universitas Sumatera Utara
53
Advokat dalam hal memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma memiliki hak mengundurkan diri dari perkara yang akan danatau
diurusnya.
42
Dalam kondisi tersebut Advokat yang bersangkutan harus memberitahukan alasan pengunduran dirinya dari tanggung jawabnya
sebagai Advokat langsung kepada Pemohon Bantuan Hukum cuma-cuma tersebut dan juga kepada PBH PERADI. Apabila Advokat tersebut tidak
memberikan alasan yang dapat diterima dan dapat ditoleransi oleh Penyelenggara Bantuan Hukum maka dalam hal itu sama saja dengan
menelantarkan klien dan melanggar Kode Etik Advokat. Pemohon Bantuan Hukum cuma-cuma pada penyelesaiannya tidak perlu khawatir
tidak akan memperoleh bantuan atau ditelantarkan karena bagaimanapun juga PBH PERADI tetap wajib menyediakan Advokat Pengganti kepada
Pemohon Bantuan Hukum apabila terjadi pengunduran diri oleh Advokat ataupun pelanggaran yang dilakukan oleh Advokat dalam memberikan
bantuan hukum cuma-cuma.
Prosedur pemberian bantuan hukum cuma-cuma berdasarkan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun
2013 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum, yaitu:
a. Pemohon mengajukan permohanan bantuan hukum secara tertulis yang
berisi:
42
Undang-Undang Advokat, Op.Cit, Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
54
1 Identitas Pemohon Bantuan Hukum
Pemohon Bantuan Hukum wajib menyerahkan dokumen yang berisikan identitas pribadinya secara lengkap disertai dengan Surat
Keterangan Tidak Mampu. Identitas Pemohon Bantuan Hukum dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk danatau dokumen lain yang
dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang. Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki identitas, Pemberi Bantuan Hukum
membantu Pemohon Bantuan Hukum dalam memperoleh Surat Keterangan Alamat Sementara danatau dokumen lain dari instansi
yang berwenang sesuai domisili Pemberi Bantuan Hukum.
Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki surat keterangan miskin maka Pemohon dapat melampirkan:
a Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat;
b Bantuan Langsung Tunai;
c Kartu Beras Miskin; atau
d Dokumen lain sebagai pengganti surat keterangan miskin.
Instansi yang berwenang sesuai domisili pemberi bantuan hukum wajib mengeluarkan surat keterangan alamat sementara danatau
dokumen lain untuk keperluan penerimaan bantuan hukum yang sesuai dengan kebenaran dan menerbitkan surat tersebut sesuai dengan
kebenarannya. Lurah, Kepala Desa, atau Pejabat yang setingkat sesuai domisili Pemberi Bantuan Hukum wajib mengeluarkan surat
Universitas Sumatera Utara
55
keterangan miskin danatau dokumen lain sebagai pengganti surat keterangan miskin.
43
2 Uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimintakan
Bantuan Hukum. Pemohon menjelaskan secara lisan ataupun tertulis pokok
persoalan yang pemohon mintakan bantuan hukum kepada pihak penyedia bantuan hukum cuma-cuma di lingkungan Peradilan Umum
adalah meliputi Pos Bantuan Hukum, bantuan jasa Advokat, pembebasan biaya perkara baik Pidana maupun Perdata, dan biaya
sidang di tempat sidangZitting Plaatz
44
yang berkaitan dengan perselisihan hubungan antara pemohon dan pihak tergugat maupun
penggugat yang lain mengenai hak dan kewajibanperintah dan larangan dalam lapangan keperdataan, misalnya perselisihan tentang
perjanjiann jual beli, sewa-menyewa, pembagian harta bersama, dan sebagainya. Apabila pokok persoalan disampaikan secara lisan oleh
pemohon, maka Pemberi Bantuan Hukum wajib menuangkannya dalam bentuk tulisan disertai dengan tanda tangan atau cap jempol
sebagai bukti sah yang sempurna dari Pemohon Bantuan Hukum. b.
Pemberi Bantuan Hukum memeriksa kelengkapan berkas dari Pemohon Bantuan Hukum
Pihak Pemberi Bantuan Hukum wajib memeriksa kelengkapan berkas dari Pemohon Bantuan Hukum agar dapat memutuskan apakah seorang
43
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No, 42 Tahun 2013, Op.Cit, Pasal 9 Ayat 2.
44
Pasal 1 Ayat 1 Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Peradilan Umum.
Universitas Sumatera Utara
56
Pemohon tersebut layak dan pantas untuk memperoleh bantuan hukum cuma-cuma. Jangka waktu pemeriksaan berkas oleh Pemberi Bantuan
Hukum diatur dalam Pasal 11 dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Syarat Dan Tata Cara
Pemberian Bantuan Hukum Dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum bahwa Pemberi Bantuan Hukum setelah menerima berkas permohonan bantuan
hukum dari pemohon, pihak Penyelenggara Bantuan Hukum cuma-cuma wajib memeriksa berkas tersebut dalam waktu paling lama 1 satu hari
kerja. Apabila berkas tersebut telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Pemerintah tersebut, maka Pemberi Bantuan Hukum
wajib memberikan jawaban kepada pemohon dalam bentuk tertulis dalam waktu paling lama 3 tiga hari kerja sejak persyaratan permohonan
dinyatakan telah lengkap dan memenuhi syarat. Pemberi Bantuan Hukum memiliki hak untuk menerima ataupun
menolak dalam memberikan bantuan hukum kepada pemohon. Namun ada beberapa kasus atau perkara yang tidak diterima untuk diberikan bantuan
hukum, yaitu antara lain kasus yang berhubungan dengan terorisme, tindak pidana korupsi dan pelecehan seksual. Pada kasus pelecehan seksual hanya
diterima apabila korban merupakan Pemohon Bantuan Hukum. Apabila Pemberi Bantuan Hukum menerima permintaan pemohon
maka Pemberi Bantuan Hukum memberikan bantuan hukum cuma-cuma berdasarkan surat kuasa khusus dari Penerima Bantuan Hukum. Dan
dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menolak permohonan bantuan hukum dari pemohon maka Pemberi Bantuan Hukum harus memberikan alasan
Universitas Sumatera Utara
57
secara tertulis dalam selang waktu paling lama 3 tiga hari kerja setelah berkas permohonan dinyataan lengkap. Pasal 12 menyebutkan:
“Pemberian bantuan hukum oleh Pemberi Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum diberikan hingga masalah hukumnya selesai
danatau Perkaranya telah mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Penerima Bantuan Hukum tersebut tidak mencabut surat kuasa khusus
.”
2. Bentuk-Bentuk Pelayanan Bantuan Hukum Cuma-Cuma Dalam Sengketa Perdata