40
2.3.1. Kerawanan sosial
Menurut Biro Pusat Stasistik Sumatera Utara2003, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial, diantaranya adalah tingginya angka
kriminalitas didaerah, a. Jumlah pengangguran yang tinggi,
b. Jumlah miskin yang besar c. Adanya tempat- tempat terlarang seperti perjudian dan tempat pelacuran
lokalisasi didaerah tersebut juga dapat memicu adanya potensi kerawanan sosial.
d. Keanekaragaman suku dan agama, didaerah tersebut juga dapat mengakibatkan adanya pertentangan dan persaingan tidak sehat sehingga
dapat memicu konflik antar suku atau agama.
2.3.2. Kejahatan
Kejahatan yang secara kualitatif maupun kuantitatif meningkat dewasa ini, pada skala global, nasional maupun regional telah diungkapkan pada data resmi
maupun pernyataan para pejabat penegak hukum. Kejahatan merupakan usaha pelanggaran hukum dalam suatu situasi sosial ekonomi yang sulit yang bersumber
pada tatanan sosial. Adalah fakta bahwa kejahatan tertentu dapat dipandang sebagai pernyataan kekurangna kebutuhan jasmani maupun rohani yang disebabkan dan
dipertahankan oleh struktur koleksos masyarakat yang bersangkutan. Pencurian dapat dilakukan karena kebutuhan ekonomi yang tidak adil. Kejahatan atas harta benda
dapat disebabkan oleh keserakahan yang diransang oleh alat- alat produktif dan
Universitas Sumatera Utara
41 sarana reklame yang kapitalis. Kejahatan yang menggunakan kekerasan dapat
merupakan suatu penyaluran harga diri yang difrustasikan dalam suatu masyarakat yang memepertahankan keterbelakangan sosial yang mustahil diatasi oleh
individu,tetapi sekali- kali mempropagandakan kesamaan harkat dan martabat manusia.
Penjelasan tersebut diatas menunjukan bahwa kejahatan- kejahatan tertentu terutama kejahatan individual harus dilihat dan dijelaskan dalam konteks ketidak
adilan struktural yang ada dalam masyarakat. Kejahatan yang ada adalah kejahatan dalam masyarakat dan merupakan bagian dari proses- proses sosial produk sejarah
dan senantiasa terkait pada proses- proses ekonomi yang sangat mempengaruhi hubungan antar manusia.
2.3.3. Konflik