1.5.2.Kerangka Konseptual
Gambar 1.2 Kerangka Konsep
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konspetual penelitian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Pembebasan bersyarat, Cuti menjelang bebas berpengaruh terhadap
over kapasitas penghuni pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
PEMBEBASAN BERSYARAT
CUTI MENJELANG BEBAS
OVER KAPASITAS
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Mayashafira 2007 melakukan penelitian dengan judul Tentang Perspektif Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perlindungan HAM Narapidana Berdasarkan
Sistem Pemasyarakatan di daerah Lampung memberikan gambaran sebagai berikut : 1. Pada proses terpidana berada di Lembaga Pemasyarakatan LP, yaitu tahap
integrasi yaitu dimulai setelah terpidana menjalani 23 dari masa pidananya atau paling sedikit 9 sembilan bulan, terpidana dapat diusulkan memperoleh:
Cuti Menjelang Bersyarat CMB atau Pembebasan bersyarat . 2. Pada tahap ini terpidana sudah sepenuhnya diletakkan di dalam
masyarakatkeluarganya. 3. Selama memperoleh CMB atau PB, terpidana diberi surat pas, yang bila telah
habis masa CMB atau Pembebasan bersyarat, ia segera melapor ke Balai Pemasyarakatan BAPAS untuk memperoleh surat kebebasannya.
4. Pendekatan pembinaan sejak konsep pemasyarakatan dicetuskan, kedudukan terpidana telah berubah dari yang dijaga menjadi yang dibina. Artinya
orientasi memenjarakan atau berubah menjadi merehabilitasi atau perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
35 5. Fungsi Lembaga Pemasyarakatan dapat dikatakan “berubah” menjadi lembaga
pendidikan dan pembangunan seperti tertuang dalam GBHN bukan lagi diartikan sebagai “sekolah penjahat” lazimnya orang awam memberikan
namapredikat tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Triadi, Rd 2008 dengan judul
”Penanggulangan Over Kapasitas di Rumah Tahanan Negara Tinjauan Khusus Rumah Tahanan Negara Klas I Jakarta Pusat”. Penelitian ini untuk mengetahui
perencanaan strategi yang layak diterapkan dalam upaya penanggulangan over kapasitas di Rutan khususnya Rutan Klas I Jakarta Pusat. Pembangunan sarana dan
prasarana yang terus dikembangkan juga kelihatannya tidak cukup mampu mengimbangi laju pertambahan jumlah pelaku tindak kejahatan yang mengalami
pertambahan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
strategi penempatan tahanan dan narapidana dalam lingkungan RUTAN terutama dalam mengantisipasi over capasitas.
Universitas Sumatera Utara
36
2.2. Lembaga Pemasyarakatan 2.2.1. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan