53 3. Pengembangan kegiatan Pembebasan bersyarat PB ataupun Cuti
Bersyarat CB. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Registrasi dan Statistik,
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Maret 2008 bahwa perbandingan jumlah Penghuni dalam
LAPAS dan RUTAN dengan kapasitas hunian sangat tidak seimbang., hal ini dapat dilihat dari perbandingan komposisi pada Tabel 2.1. di bawah ini :
Tabel 2.1. Perbandingan Jumlah Penghuni Dalam Lapas Dan Rutan Dengan Kapasitas Hunian
Jumlah Lapas
Jumlah Rutan
Jumlah keseluruhan Penghuni
Kapasitas hunian
Over kapasitas
209 UPT 190 UPT
130.420 orang 81.384 orang
49.036 orang Sumber : Direktorat Registrasi dan Statistik, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Maret 2008
2.7.2. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Over Kapasitas di LP
Menurut Raharjo dalam muktar 2008, yang menjadi penyebab over kapasitas :
a. Faktor internal berkaitan dengan perilaku manusianya b. Faktor eksternal :
1. Faktor lingkungan yang berperan besar membentuk watak seseorang 2. Kesempatan untuk melakukan tindak kejahatan
3. Faktor ekonomi
Universitas Sumatera Utara
54 4. Pembinaan yang tidak optimal yang disebabkan adanya ketidak
keseimbangan diantara tenaga pembina dengan jumlah narapidana. 5. Sistem penegakan hukum mulai dari tindak penyelidikan polisi
penuntutan kejaksaan dan pengadilan harus lebih bersinergi dan berkesinambungan
6. Sarana dan prasarana pada rutan daerah yang minim 2. Menurut Mustafa, 2008
a. Tingginya pelaku kasus Narkoba terutama unsur pengguna menjadi penyebab utama terjadinya over kapasitas Kelebihan tingkat hunian di
Lembaga Pemasyarakatan LP atau Rumah Tahanan Rutan. b. Pertambahan jumlah penduduk
c. Belum adanya persamaan persepsi diantara penegak hukum dalam hal pemberian hukuman yang cenderung memberi hukuman berupa pidana
penjara, khususnya terhadap pelaku tindak pidana yang tergolong anak- anak.
2.7.3. Dampak yang Ditimbulkan Over Kapasitas
Akibat yang ditimbulkan dari keadaan ini adalah tidak optimalnya pemenuhan hak mutlak narapidana, antara lain:
1. Fasilitas hunian; Tidak seimbangnya jumlah napi dengan jumlah selkamar pada LAPASRUTAN dapat menyebabkan penempatan yang tidak terpisah
antara tahanan dengan narapidana, wanita dengan pria, anak dengan dewasa;
Universitas Sumatera Utara
55 2. Sanitasi dan kesehatan; kesulitan mendapatkan air bersih pada
LAPASRUTAN yang terletak jauh dari sumber mata air, ventilasi yang buruk, sulitnya mendapatkan bahan makanan tertentu seperti protein hewani
pada LAPASRUTAN didaerah yang sulit dijangkau kesulitan dalam hal distribusi bahan makanan, kurangnya tenaga medis dan obat-obatan, dll ;
3. Kurangnya pengawasan terhadap perilaku kekerasanpenyiksaan penghuni; keberadaan narapidana dalam LAPAS yang relative lama, menumbuhkan
kebiasaan-kebiasaan spesifik, seperti terbentuknya kelompok-kelompok narapidana, tumbuhnya sikap superior dan inferior di kalangan narapidana
yang cenderung mengakibatkan terjadinya pelecehan dan penindasan.
2.7.4. Langkah untuk mengatasi Over Kapasitas