Konsep Gout Pengaruh Senam ergonomis Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia dengan Gout di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur

dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas Price,2006. Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara: 1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan sendi dan membran sinovium. Fositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif. 2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan Sudoyo,2006. Gambar 2.2 Patofisiologi Gout Proses terbentuknya kristal asam urat. Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofitofus tophus di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf kristal dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi ankilosis. Tofus dapat terbentuk di tempat lain misalnya tendon, bursa, jaringan lunak. Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.

2.2.4. Stadium Gout

Menurut buku ilmu penyakit dalam Setiyohadi 2006, penyakit gout terdiri atas tiga stadium : a. Gout akut Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25 tahun merupakan bentuk tidak lazim arthritis gout, yang mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90 kasus, serangan berupa arthritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa disebut podagra Edward, 2008. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan laju endap darah, sedangkan gambaran radiologis hanya didapatkan pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. Keluhan cepat membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun Setiyohadi, 2006. b. Gout interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium gout akut, dimana secara klinik tidak muncul tanda-tanda radang akut, meskipun pada aspirasi cairan sendi masih ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa tahun sampai 10 tahun tanpa serangan akut, dan tanpa tata laksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout kronik Setiyohadi, 2006. c. Gout Kronik Stadium ini ditandai dengan adanya tofus dan terdapat dipoliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon Achilles dan jari tangan. Tofus sendiri tidak menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi di sekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif padasen di serta menimbulkan deformitas. Selain itu tofus juga sering pecah dan sulit sembuh, serta terjadi infeksi sekunder. Kecepatan pembentukan deposit tofus tergantung beratnya dan lamanya hiperurisemia, dan akan diperberat dengan gangguan fungsi ginjal dan penggunaan diuretik. Pada beberapa studi didapatkan data bahwa durasi dari serangan akut pertama kali sampai masuk stadium gout kronik berkisar 3-42 tahun, dengan rata- rata 11,6 tahun. Pada stadium ini sering disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun atau gagal ginjal kronik. Timbunan tofus bisaditemukan juga pada miokardium, katub jantung, sistem konduksi, beberapa struktur di organ mata terutama sklera, dan laring. Pada analisa cairan sendi atau isi tofus akan didapatkan kristalmonosodium urat, sebagai kriteria diagnostik pasti. Gambaran radiologis didapatkan erosi pada tulang dan sendi dengan batas sklerotik serta overhanging edge Wortmann, 2009. 2.2.5. Kadar asam urat gout Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 6,0 mgdl, sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 7,0 mgdl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami gout. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda, kadar asam urat normal pada pria antara 3,0mgdl – 7,0 mgdl dan pada perempuan 2,50 mgdl - 6,0 mgdlTehupeiroy 2006 dalam Sudoyo, 2006. 2.2.6. Manifestasi Klinis Gejala klinis dari gout bermacam-macam yaitu, serangan akut gout, serangan gout berulang, gout menahun disertai tofus, hiperurisemia tak bergejala. Keluhan utama saat serangan akut adalah nyeri sendi yang teramat sangat disertai bengkak, hangat, memerah dan nyeri tekan, biasanya disertai dengan demam. Persendian yang pertama kali terkena yaitu ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas bawah, sedangkan pada gout menahun akan terjadi pembentukan tofus. Tofus merupakan benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh, Setiyohadi,2006 Sari 2010 menyebutkan tanda-tanda seseorang menderita gout adalah sebagai berikut : a. Adanya kristal-kristal asam urat berbentuk jarum yang cenderung mengumpul pada sendi. b. Timbul tofus endapan seperti kapur di kulit yang membentuk suatu tonjolan atau benjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat. Tofus timbul pada daun telinga, siku, tumit belakang dan punggung tangan. c. Biasanya gout mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki atau tangan, dan muncul sebagi serangan kambuhan. d. Kesemutan dan pegal linu e. Sendi-sendi yang terserang tampak merah, bengkak, mengkilat, kulit diatasnya terasa panas disertai nyeri yang sangat hebat dan persendian sulit digerakkan. 2.2.7 Faktor yang mempengaruhi gout Gout dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang meliputi seperti genetik, usia, jenis kelamin, asupan makanan dan kalori, latihan fisik dna kelelahan, obat-obatan tertentu diuretik, aspirin dosis rendah, gangguan kesehatan seperti sindrom metabolik, hipertensi, obesitas sentral, hipertrigliserida maupun gagal ginjal kronik Weaver,2010. Faktor-faktor tersebut dapat mengganggu proses produksi, ekskresi maupun kedua proses sehingga kadar asam urat dalam tubuh tidak bisa dikendalikan dengan baik. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gout arthtritis dan tindakan preventif terhadap faktor-faktor tersebut. a. Umur Penyakit asam urat timbul karena proses penuaan, khususnya pada wanita yang sudah memasuki masa menopause yaitu usia 45 – 60 tahun. Pada usia seperti ini, penyakit gout lebih banyak terjadi. Penyakit gout biasa menyerang pada laki-laki usia 30 – 40 tahun. Semakin tua umur laki-laki, maka kekerapan penyakit asam urat semakin tinggi Kertia, 2009. Penelitian yang dilakukan Shetty et al., 2011 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif antara kadar asam urat dengan usia yaitu pada kelompok usia 30 – 40 tahun baik pada laki-laki maupun perempuan. Menurut Carlioglu et al., 2011 bahwa rata – rata penderita gout pada perempuan yaitu usia 51 tahun. Penderita gout pada laki – laki banyak terjadi pada usia 30- 59 tahun Ryu et al., 2011, sedangkan menurut Doherty 2009 gout lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 4:1 dibawah usia 65 tahun sedangkan usia lebih dari 65 tahun perbandingan prevalensi gout 3:1 pada laki-laki dan perempuan. Penelitian meta-analisis yang dilakukan pada tahun 2011 di Cina didapatkan hasil bahwa prevalensi penderita gout pada laki-laki 21,6 dan pada perempuan 8,6. Setelah wanita mengalami menopause baru terjadi peningkatan asam urat karena jumlah hormon estrogen mulai mengalami penurunan Festy et al., 2010. Menopause rata – rata terjadi pada usia 51,4 tahun, akan tetapi pada 10 wanita mengalami menopause pada usia 40 tahun dan 5 wanita mengalami menopause pada usia 60 tahun Bobak et al., 2005. b. Faktor Keturunan genetik Riwayat keluarga dekat yang menderita gout faktor keturunan yang mempertinggi risiko esensial. Tentunya faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seseorang menderita gout. Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat menjadi semakin tinggi Sari, 2010. c. Jenis kelamin Laki-laki lebih berisiko terhadap penyakit gout, sedangkan pada perempuan persentasenya lebih kecil dan baru muncul setelah menopause. Kadar asam urat laki-laki cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia pubertas. Pada perempuan, peningkatan itu dimulai sejak saat menopause. Gout cenderung dialami laki- laki, sebab pada perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urin Price, 2006. Menurut Dohertty 2009, gout lebih banyak diderita oleh laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 4:1 dibawah usia 65 tahun sedangkan usia lebih dari 65 tahun perbandingan prevalensi hiperusisemia 3:1 pada laki:laki dan perempuan. Menurut Sustrani dalam Andry et al 2009 lansia yang mengalami gout disebabkan karena terjadi penurunan produksi beberapa enzim dan hormon di dalam tubuh yang berperan dalam proses ekskresi asam urat. Enzim urikinase merupakan enzim yang berfungsi untuk merubah asam urat menjadi bentuk alatonin yang akan diekskresikan melalui urin, sehingga terganggunya produksi enzim urikinase mempengaruhi proses pengeluaran asam urat yang menimbulkan hiperurisemia. Pada perempuan memiliki hormon estrogen. Produksi hormon ini akan meningkat ketika berada pada usia pubertas, sehingga perempuan usia pubertas sangat jarang mengalami hiperurisemia. Hormon estrogen ini berfungsi untuk membantu ekskresi asam urat. Pada wanita menopause cenderung lebih sering mengalami hiperurisemia salah satunya disebabkan karena adanya penurunan hormon estrogen tersebut Price Wilson, 2006. Hal ini didukung oleh Wilson dkk 2006, yang mengatakan bahwa hormon estrogen berperan dalam merangsang perkembangan folikel yang mampu meningkatkan kecepatan poliferasi sel dan menghambat keaktifan enzim protein kinase yang mempunyai fungsi mempercepat aktivitas metabolik, diantaranya metabolisme purin. Jika penyakit gout menyerang wanita, maka pada umumnya wanita yang menderita adalah wanita yang sudah menopause. Pada wanita yang belum menopause, memiliki kadar hormon estrogen yang cukup tinggi.pada wanita kadar asam urat dalam darah tidak meningkat sampai setelah menopuase karena estrogen membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Seetelah menopause kadar asam urat meningkat seperti pada pria Wilson, 2006. d. Obesitas Obesitas tubuh bagian atas obesitas abdominal berhubungan lebih besar dengan intoleransi glukosa atau penyakit diabetes mellitus, hiperinsulinemia, hipertrigliseridemia, hipertensi, dan gout dibanding obesitas bawah. Tingginya kadar leptin pada orang yang mengalami obesitas dapat menyebabkan resistensi leptin. Leptin adalah asam amino yang disekresi oleh jaringan adiposa, yang berfungsi mengatur nafsu makan dan berperan pada perangsangan saraf simpatis, meningkatkan sensitifitas insulin, natriuresis, diuresis dan angiogenesis, jika resistensi leptin terjadi di ginjal, maka akan terjadi gangguan 26 diuresis berupa retensi urin. Retensi urin inilah yang dapat menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat melalui urin, sehingga kadar asam urat dalam darah orang yang obesitas tinggi Fauzia, 2013. Hal ini di dukung juga oleh penelitian Budianti 2008, bahwa Indeks Massa Tubuh IMT berkorelasi positif signifikan p=0.016, r=0.289 dengan kadar asam urat contoh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT seseorang maka semakin tinggi risiko hiperurisemia. Terdapat pengaruh yang nyata status gizi terhadap gout. Contoh yang berstatus gizi overweight dan obese berisiko 4.913 kali lebih besar untuk menderita gout p=0.037, OR=4.913 dibandingkan dengan contoh yang berstatus gizi normal. Leptin merupakan faktor yang diduga menjadi penghubung antara hiperurisemia dan obesitas. IMT berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah Leptin adalah senyawa yang berfungsi untuk meregulasi konsentrasi asam urat dalam darah Hayden Tyagi 2007. Obesitas merupakan timbunan lemak berlebih di dalam tubuh sehingga menimbulkan berat badan melebihi ukuran normal Sandjaja Sudikno, 2005. Hasil survei nasional mengenai IMT pada tahun 19961997 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas IMT 25 pada laki-laki sebesar 14,9 sedangkan pada perempuan adalah 24 Sargowo Andarini, 2011. Hasil survei IMT pada tahun 2007 diperoleh bahwa prevalensi obesitas di Indonesia mencapai 19,1 Retnaningsih, 2010. Menurut Shetty et al., 2011 bahwa terdapat hubungan positif antara kadar asam urat dengan body massa index BMI pada kelompok usia 20-30 tahun dan 30-40 tahun. Lemak yang disimpan pada jaringan bawah kulit yaitu trigliserida yang diindikasikan dengan obesitas. Hipertrigliserida sering dikaitkan dengan kejadian hiperurisemia. Menurut Berkowitz dan Frank sebanyak 52 – 82 pria dengan hiperurisemia mempunyai kadar trigliserida tinggi Budianti, 2008. Seseorang yang obesitas, lipatan lemak bawah kulit skinfold cenderung lebih tebal dan persentase lemak di dalam tubuh semakin meningkat. Bahkan besarnya tebal lipatan lemak tersebut tidak hanya dialami oleh orang obesitas tetapi pada orang yang IMT normal juga bisa memiliki tebal lipatan lemak yang besar. Distribusi pola penyebaran lemak berbeda antara pria dan wanita. Hal tersebut dipengaruhi oleh fungsi hormonal. Pada wanita dimulai sejak masa pubertas, penyebaran lemak berada di sekitar payudara, abdomen bawah, panggul, paha, pantat dan sekitar genital. Penyebaran lemak pada laki-laki cenderung berada di bagian abdomen, tengkuk leher, punggung Hazleman, Riley Speed, 2004. Pada obesitas terjadi penumpukan lemak berlebih dalam tubuh, selain itu orang yang obesitas lebih banyak memiliki sel lemak dibandingkan yang normal Murray et al., 2009. Pada orang obesitas, lemak banyak disimpan di jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida. Selain itu timbunan kolesterol pada orang obesitas juga banyak. e. Obat-obatan Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau membantu dalam mengeksresikan asam urat. Salah satu jenis obat yang membantu proses ekskresi asam urat yaitu jenis urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon Price Wilson, 2006, untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka ketika mengkonsumsi obat tersebut memerlukan konsumsi air putih yang banyak. Salah satu fungsinya adalah untuk menurunkan tingkat saturasi asam urat sehingga asam urat dapat diekskresikan dengan mudah. Sebaliknya obat jenis aspirin dapat menghambat proses ekskresi asam urat sehingga memperparah keadaan pada hiperurisemia Weaver et al, 2010. Begitu juga dengan obat antihipertensi yang memiliki dampak hampir sama dengan jenis aspirin. Obat hipertensi memliki efek samping yaitu menghambat metabolisme lipid dalam tubuh. Timbunan lipid di dalam tubuh itulah yang mengganggu proses ekskresi asam urat melalui urin. Menurut Krisnamurti 2010, salah satu jenis obat antihipertensi yang memiliki efek peningkatan kadar asam urat tersebut adalah tiazid. f. latihan fisik dan kelelahan Pelatihan fisik yang berlebihan terjadi akibat pelatihan yang terlalu berat, intensitas pelatihan yang terlalu banyak, durasi pelatihan yang terlalu panjang, dan frekuensi latihan yang terlalu panjang Marwoto,2008. Dampak dari pelatihan fisik yang berlebihan adalah adanya ketidakseimbangan antara pelatihan fisik dengan waktu pemulihan. Pelatihan fisik yang berlebihan dapat berefek buruk pada kondisi homoestasis dalam tubuh, yang akhirnya berpengaruh juga terhadap sistem kerja organ tubuh Adiputra, 2008 2.2.8 Pemeriksaaan diagnostik gout Diagnosis gout ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi keluhan yang sering dialami, lama menderita asam urat, hasil pemeriksaan asam urat selama ini, riwayat pengobatan dan kepatuhan berobat, gaya hidup, riwayat penyakit penyerta dan riwayat keluarga. Pemeriksan fisik terdiri atas pengukuran kadar asam urat dalam darah dan pemeriksaan umum sedangkan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, cairan sendi dan radiologis. Ketika didapatkan hasil pemeriksaan asam urat secara berkala menunjukkan kadar asam urat dalam darah tinggi maka orang tersebut harus segera mendapatkan penanganan secara medis agar tidak terjadi komplikasi atau bahkan sesuatu yang nantinya bisa mengancam jiwa seseorang. Petugas medis berkewajiban untuk selalu memantau keadaan penderita asam urat tesebut dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakitnya. a. Pemeriksaan laboratorium Seseorang dikatakan menderita asam urat apabila pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah diatas 7mgdL untuk pria dan lebih dari 6mgdL untuk wanita, selain itu, kadar asam urat dalam purin lebih dari 760-1000mg24jam dengan diet biasa. Sering juga dilakukan pemeriksaan darah lengkap seperti ureum, kreatinin disertai pemeriksaan lemak darah untuk menguatkan diagnosis. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui normal tidaknya fungsi ginjal, sedangkan pemeriksaan profil lemak darah dijadikan penanda ada tidaknya gejala aterosklerosis Sudoyo, 2006. b. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam sendi dan tulang serta untuk melihat proses pengapuran di dalam tofus itu sendiri Junaidi, 2012. Proses ini dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelasarea terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi. c. Pemeriksaan cairan sendi Pemeriksaan cairan sendi dilakukan dibawah mikroskop, dengan tujuan untuk melihat kristal urat atau monosodium urate dalam cairan sendi Junaidi, 2012. d. Pemeriksaan rontgen Menurut Kertia 2009, pemeriksaan dengan rontgen baiknya dilakukan pada awal setiap kali pemeriksaan cairan sendi dan lebih efektif jika pemeriksaan ini dilakukan pada penyakit sendi yang kronis. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk melihat kelainan baik pada sendi maupun pada tulang dan jaringan disekitar sendi. 2.2.9 Komplikasi Asam urat Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi gout, telah dijelaskan sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun jaringan ikat longgar, meskipun hiperurisemia merupakan faktor resiko timbulnya gout, namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum jelas. Arthritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal, akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout Enneking, 2009. Timbulnya tofus, yaitu nodul berbentuk padat yang terdiri dari deposit kristal asam urat yang keras, tidak nyeri dan terdapat pada sendi atau jaringan. Tofus merupakan komplikasi kronis dari hiperurisemia akibat kemampuan eliminasi urat tidak secepat produksinya. Tofus dapat muncul di banyak tempat, diantaranya kartilago, membrana sinovial, tendon, jaringan lunak dan lain-lain Adanya Thopy yaitu benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf Sudoyo,2006.. Komplikasi pada ginjal yaitu pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25 pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu. Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik. Komplikasi lainnya yang juga ditimbulkan seperti deformitas pada persendian yang terserang, urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih dan nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal Johnstone 2005. 2.2.10Penatalaksanaan dan PencegahanGout Menurut Junaidi, 2012, secara umum penatalaksanaan gout adalah dengan memberikan edukasi, pengaturan diet, istirahatkan sendi dan pengobatan. Penatalaksanaan gout ada dua macam, yaitu penatalaksanaan farmakologi dan penatalaksanaan non farmakologi. 1. Terapi Farmakologi a. Medis 1 Allopurinol Obat yang menghambat pembentukkan asam urat di dalam tubuh, yang memiliki kadar asam urat yang tinggi dan batu ginjal atau mengalami kerusakan ginjal. Pemberian allopurinol bisa mencegah pembentukan batu ginjal. Allopurinol dapat menyebabkan gangguan pencernaan, memicu munculnya ruam kulit, berkurangnya jumlah sel darah putih dan kerusakan hati. Allopurinol digunakan jika produksi asam urat berlebihan, dan terutama efektif pada gout metabolik sekunder. 2 Urikosurik Golongan obat ini bekerja dengan menghambat rebsorpsi asam urat di tubuli ginjal. Obat ini meliputi probenesid yang mempunyai toksisitas kecil, diberikan dalam dosis 1-3 gram sehari, disesuaikan dengan kadar asam urat serum. Sementara itu, sulfinpirazon diberikan dalam dosis 200-400 mg sehari. Efek samping kedua obat ini adalah gangguan pada saluran pencernaan dan juga terdapat insufisiensi ginjal. 3 Kolkisin Kolkisin yang diberikan 0,55 mg-0,6 mg dua kali sehari bisa efektif untuk mencegah artritis berulang pada pasien yang tidak terlihat memiliki tophi dan konsentrasi serum uratnya sedikit naik. Pasien yang merasakan onset serangan akut harus meningkatkan dosis menjadi 1mg tiap 2 jam, umumnya serangan akan hilang setelah 1 atau 2 mg. Pasien dengan riwayat gout berulang dan konsentrasi serum asam urat yang naik signifikan mungkin paling baik dirawat dengan terapi penurun asam urat. Kolkisin, 0,5 mg dua kali sehari harus diberikan selama 6-12 bulan pertama. Terapi antihiperurisemia untuk mengurangi resiko serangan akut yang bisa terjadi selama awal terapi penurunan asam urat. Tujuan terapetik dari terapi antihiperurisemi adalah mengurangi konsentrasi serum urat di bawah 6 mgdl. b. Terapi Farmakologi Herbal Dalam Ash-Shohihain diriwayatkan hadist dari Ummu Salamah dari Abu Hurairah R.A, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian mengkonsumsi Habbatus Sauda’, karena didalamnya terdapat kesembuhan dari setiap penyakit, kecuali saam. Sedangkan saam artinya kematian.” Imam Bukhori juga meriwayatkan hadist dari Aisyah R.A bahwasanya ia mendengar Rasullah SAW, bersabda : ” Sesungguhnya Habbatus Sauda’ ini merupakan obat bagi setiap penyakit, kecuali saam. Aku bertanya, “Apakah saam itu?”. Beliau menjawab, “Kematian.” Dalam riwayat Muslim: “Tidak ada suatu penyakit, kecuali penyembuhannya ada didalam Habbatus Sauda.” Habatussauda merupakan tanaman semak belukar yang tumbuh liar pada setiap musim di beberapa kawasan seperti di utara Afrika, Asia dan Jazirah Arab.Nama ilmiahnya adalah Nigella sativa. Berbatang pendek, tingginya 50 cm. Tanaman ini masih satu famili dengan Adas Foeniculum capillaceum dan Anise Pimpinella anisum, sehingga terkadang dikira salah satu jenis tumbuhan adas. Buahnya berbentuk mirip kapsul, yang di dalamnya terdapat benih berwarna putih dengan bentuk segi empat. Warnanya cepat sekali berubah menjadi hitam jika terkena udara Sulaiman, 2008. Habatussauda mengandung aneka vitamin, mineral, protein nabati, juga asam lemak tak jenuh. Habbatussauda juga mengandung asam lemak esensial yang penting bagi kesehatan kulit, rambut, selaput lendir, pengendalian tekanan darah, produksi hormon dalam tubuh, selain kandungan bahan-bahan alami tersebut, habatussausa juga mengandung nigellon, yang termasuk dalam kategori zat anti-oksidan alami, seperti vitamin C dan A. Habatussauda juga mengandung glutathion yang memiliki peran fundamental dalam melindungi tubuh dari ancaman radikal bebas. Sejumlah hasil penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini menyatakan bahwa fungsi protektif Nigellon mampu melindungi tubuh dari berbagai bahaya zat-zat asing Sulaiman, 2008. Habbatus Sauda’ Jinten Hitam menurunkan kolesterol dan gula darah. Di Maroko, para peneliti melakukan penelitian tentang efek minyak habbatus sauda’ terhadap kadar kolesterol dan gula dalam darah tikus percobaan. Tikus- tikus itu diberi 1 mgkg minyak statis habbatus sauda’ selama 12 minggu. Pada akhir penelitian, kadar kolesterol turun 15, lemak trigliserida turun 22 , gula darah turun 16,5 serta kadar hemoglobin naik 17,5. Ini mengindikasikan bahwa minyak habbtus sauda’ efektif menurunkan kadar kolesterol dan gula darah pada manusia. Para peneliti dari Universitas Al-Azhar melakukan penelitian tentang pengaruh thymoquinone zat aktif pada habbatus sauda’ terhadap gagal ginjal yang sengaja ditimbulkan pada tikus-tikus percobaan melalui zat doxorubicin. Maka terlihat bahwa thymoquinone menyebabkan berkurangnya pembuangan protein dan albumin dari urin, dan ia benar-benar berkhasiat mencegah oksidasi serta memperlambat faktor-faktor negatif yang berpengaruh terhadap ginjal. Ini mengindikasikan bahwa thymoquinone bisa memiliki peran untuk mencegah terjadinya gagal ginjal. Universitas Faishol Damam, Dr.Ghamidi mengemukan kajian yang dipublikasikan di jurnal J.Ethno Pharmacol 2001 bahwa habbatus sauda’ berkhasiat sebagai obat analgesik dan anti-artritis. Para peneliti menemukan bahwa ekstrak habbatu s sauda’ menekan produksi nitric oxide, dimana hal itu bisa menafsirkan pengaruh habbatus sauda’ dalam meringankan infeksi sendi. 2. Terapi Non Farmakologi Menurut Herliana 2013, mencegah lebih baik daripada mengobati agar terhindar dari penyakit asam urat sebaiknya lakukanlah upaya pencegahan sebagai berikut: a. Mengatur pola makan diet makanan tinggi purin Mencegah penyakit asam urat dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yang seimbang. Pengaturan pola makan dapat dilakukan untuk mengobati penyakit asam urat. Penyakit asam urat dapat diakibatkan oleh pola makan. Terapi diet dapat dilakukan apabila kadar asam urat sudah mulai tinggi, bahkan melebihi kadar asam urat normal. Terapi diet dilakukan untuk mengatur asupan makanan yang dikonsumsi sesuai dengan anjuran makanan yang mengandung purin rendah dan menghindari atau membatasi makanan-makanan yang mengandung purin tinggi jeroan, kacang-kacangan , melinjo, sarden, sayur-sayuran hijau seperti kangkung, bayam dan makanan yang mengandung lemak seperti santan Krisnatuti, 2010. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah asam urat: 1 Membatasi makan yang mengandung purin tinggi. 2 Mengkonsumsi makanan yang cukup kalori dan karbohidrat. Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti beras merah, sereal atau oat, roti dan gandum. Sayur-sayuran segar seperti jagung manis, labu siam, wortel, seledri, paprika merah, mentimun dan sawi putih. Buah-buahan seperti sirsak, mangga, pepaya, semangka, melon, pisang, jeruk, tomat, nanas, apel dan jambu biji. 3 Mengkonsumsi makan yang rendah protein dan lemak. Makanan yang mengandung purin yang tinggi harus dibatasi asupannya oleh penderita gout. Berikut adalah golongan makanan yang mengandung purin menurut Herliana 2013. a Golongan makanan I Golongan makanan satu merupakan makanan yang harus dihindari karena mengandung purin tinggi, yaitu sekitar 150mg-1000mg purin per100gr bahan makanan. Contohnya: udang, cumi, kepitig, remis, ikan sarden, makarel, hati, usus, ampela, limpa, babat, jantung dan paru, abon, dendeng, makanan kalengan, tape dan brem. b Golongan makanan II Golongan makanan dua merupakan makanan yang harus dibatasi asupannya, karena mengandung purin sedang sekitar 50mg-150mg per 100gr bahan makanan. Contohnya : ikan tongkol, ikan tenggiri, gurame, bandeng, bawal, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, tempe, tahu, oncom, brokoli, asparagus, kacang polong, buncis, kol, daun singkong dan daun pepaya. b. Meminum air putih secara rutin Tubuh membutuhkan asupan air untuk menjalani berbagai macam sistem di dalam tubuh. Air terbaik yang dibutuhkan tubuh berupa air putih tanpa dicampur dengan zat apapun. Air putih memiliki daya larut paling tinggi. Air putih dapat melarutkan semua zat yang larut di dalam cairan termasuk purin. Asam urat yang terlarut dalam air akan dibuang dan diekskresikan melalui ginjal bersama purin Herliana 2013. Intake cairan di dalam tubuh sebaiknya dijaga agar tubuh tidak mengalami kekurangan cairan. Jika tubuh kekurangan air, ekskresi asam urat dapat terhambat sehingga akan memicu peningkatan asam urat. Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa tubuh kekurangan air dapat diamati dari warna urin, urin yang berwarna kuning pekat menunjukkan tubuh kekurangan air. Tubuh membutuhkan air dalam jumlah tertentu, beberapa ahli menganjurkan agar mengkonsumsi air putih sebanyak 8-10 gelas perhari, akan tetapi setiap orang memiliki kebutuhan air yang berbeda. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu kondisi iklim, cuaca dan aktivitas fisik. Meningkatkan intake cairan air putih yang cukup Herliana, 2013. c. Istirahat teratur Pada saat tidur akan terjadi penguraian asam laktat di dalam tubuh. Bila seseorang melakukan tidur dengan cukup maka penguraian asam laktat akan sempurna, tapi bila tidur nya kurang maka asam laktat belum sempurna penguraiannya sehingga terjadi penumpukan asam laktat di dalam tubuh Sagiran, 2012. d. Olahraga Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh dan pikiran, salah satunya untuk mencegah dan mengatasi penyakit asam urat. Bagi penderita asam urat relaksasi saraf yang terjadi saat olahraga dapat bermanfaat untuk mengatasi nyeri akibat asam urat, memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi Sustrani dkk, 2004 . Olahraga yang dilakukan secara rutin akan memperlancar sirkulasi darah dan mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah. Kondisi ini akan berpengaruh positif bagi tubuh, karena dengan berolahraga pikiranpun akan menjadi rileks sehingga stres dapat dikurangi dan dikendalikan serta sistem metabolisme akan berjalan lancar sehingga proses distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem metabolisme yang berjalan lancar akan mengurangi resiko menumpuknya asam urat di dalam tubuh Sustrani dkk, 2004 Berolahraga secara teratur akan dapat memberi rangsangan kepada semua sistem tubuh sehingga dapat mempertahankan tubuh tetap dalam keadaan sehat. Olahraga yang baik adalah olahraga yang dilakukan secara teratur dengan memperhatikan kemampuan tubuh dan sesuai dengan takaran berolahraga Adiputra, 2008. e. Menghindari alkohol Makanan atau minuman yang mengandung alkohol perlu dihindari untuk mencegah terjadinya asam urat. Dampak dari konsumsi alkohol terhadap kesehatan, terutama asam urat tidak dapat dianggap remeh. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan kenaikan kadar asam urat. Kadar alkohol yang tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan beberap fungsi organ didalam tubuh, seperti mengurangi fungsi jantung untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh dan menggangu fungsi ginjal dalam mengekskresikan asam urat Herliana, 2013. 2.2.11 Pengukuran Kadar asam urat darah Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengukuran kadar asam urat darah responden menggunakan alat Easy Touch: 1. Peralatan yang digunakan dalam pengukuran kadar asam urat darah: a. Kapas Alkohol b. Lanset dan jarum lanset steril c. 1 set alat pengukur kadar asam urat darah merk Easy Touch yang sudah dikalibrasi. 2. Cara mengukur kadar asam urat darah: a. Alat pengukur kadar asam urat disiapkan, dengan memasang stik pengukur kadar asam urat pada alat. b. Ujung jari responden yang akan diperiksa disterilkan dengan menggunakan kapas alkohol. c. Ujung jari yang sudah disterilkan ditusuk menggunakan lanset hingga mengeluarkan cukup darah. d. Darah yang keluar ditempelkan pada ujung stik yang sudah dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik. e. Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam 20 detik f. Catat angka yang ditampilkan di layar alat pengukur.

2.2. Perawatan standar Pos Binaan Terpadu

Pos Binaan Terpaduadalah suatu wadah upaya kesehatan kepada lansia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat lintas sektor pemerintah dan non pemerintah yang memiliki tujuan pelayanan kesehatan dalam upaya promotif preventif, disamping pelayanan kesehatan Pos Binaan Terpadu juga dapat pelayanan sosial, pendidikan, agama, keterampilan, seni dan olahraga Komnaslansia, 2010. Bentuk pelayanan lansia di Pos Binaan Terpadu yaitu, pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status gizi penimbangan berat badan dan diet serta pemeriksaan status mental, pengukuran tekanan darah dan denyut nadi, pemeriksaan hemoglobin, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, dan kunjungan kader kerumah Depkes, 2006.

2.3. Senam Ergonomis

2.4.1. Definisi Senam Ergonomis Menurut Wratsongko 2006, istilah ergonomis adalah istilah yang sering digunakan dalam teknik pengamatan waktu dan gerakan serta produktivitas kerja. Teknik ini meminimalkan kelelahan sehingga diperoleh tingkat produktivitas yang tinggi dan manusiawi. Gerakan ergonomis merupakan gerakan yang mengoptimalkan posisi tubuh pada meja kerja dengan tujuan meniadakan atau meminimalkan kelelahan posisi tulang belakang, posisi penglihatan jarak dan pencahayaan, posisi jangkauan berdiri dan duduk, kebersamaan tangan kanan dan kiri, posisi benda kerja, sehingga diperoleh kenyamanan dan produktivitas yang tinggi. Senam ergonomis itu sendiri merupakan suatu teknik senam untuk mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah. Senam ergonomis juga memaksimalkan suplai oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat, kristal oxalate, sistem konversi karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit dalam darah, sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan tubuh dari energi negatifvirus, sistem pembuangan energi negatif dari dalam tubuh. Gerakan yang terkandung dalam senam ergonomis merupakan gerakan yang sangat efektif, efisien, dan logis karena rangkaian gerakannya merupakan rangkaian gerakan sholat yang dilakukan manusia sejak dulu sampai saat ini Sagiran. 2012. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem ketika kepala mendongak, kita masih menyimpan kira- kira separuh napas. 2 Pada posisi terakhir ini napas ditahan di dada, sampai sekuatnya. Napas dibuang saat kembali ke posisi berdiri, segera ambil napas baru 3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan. c. Frekuensi: gerakan kedua ini dilakukan sebanyak 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk jeda napas. Keseluruhan 5 gerakan akan selesai dalam 4 menit. d. Manfaat: gerakan tunduk syukur merupakan gerakan memasok oksigen ke kepala dan mengembalikan posisi tulang punggung supaya tegak. Gerakan ini melonggarkan otot-otot punggung bagian bawah, paha dan betis. Gerakan ini juga akan mempermudah untuk persalinan bagi ibu-ibu hamil yang melakukan nya secara rutin, juga dapat membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit yang menyerang tulang belakang yang meliputi rua tulang punggung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang dan tulang tungging. Bagi yang terkena sinusitis dan asma sesudah melakukan gerakan ini bisa langsung dirasakan manfaatnya.

3. Gerakan ke-3, Duduk Perkasa

2 Napas dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil napas baru 3-4 kali sebelum melanjutkan gerakan. c. Frekuensi : gerakan ini dilakukan 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk napas jeda. Keseluruhan 5 kali gerakan akan selesai dalam 4 menit. d. Manfaat : gerakan ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan keperkasaan. Sujud dengan posisi jari-jari ditekuk. 1 Gerakan sujud ini akan membuat otot dada dan sela iga menjadi kuat, sehingga rongga dada menjadi lebih besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghirup oksigen lebih banyak. 2 Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot perut berkembang dan mencegah kegomyoran di bagian tengah. Menambah aliran darah kebagian atas tubuh, terutama kepala, mata, telinga,hidung serta paru- paru. Memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah, bermanfaat mempertahankan posisi benar pada janin bagi ibu hamil, mengontrol tekanan darah tinggi serta menambah elastisitas tulang itu sendiri. 3 Sujud dengan posisi duduk perkasa jari-jari kaki ditekuk akan membantu yang menderita migran, vertigo, pusing, mual dan lain-lain. Saat jari-jari ditekuk seluruh tombol kesehatan aktif membuang sampah biolistrik, bagi yang 2 Setelah beberapa saat satu tahanan napas kemudian kembali ke posisi duduk pembakaran. b. Pernapasan: sesaat sebelum memulia gerakan akan sujud, ambil napas dalam-dalam. Saat mulai membungkukkan badan, buang napas sedikit-sedikit, hingga saat dagu hampir menyentuh lantai kita masih menyimpan kira-kira separuh napas. Pada posisi terakhir ini napas di tahan di dada sekuatnya. Napas dibuang saat kembali ke posisi duduk. Segera ambil napas baru 3-4 kali sebelum menlajutkan gerakan. c. Frekuensi : Gerakan kelima ini dilakukan 5 kali. Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik untuk nafas jeda. Keseluruhan 5 kali gerakan akan selesai dalam 4 menit. d. Manfaaat : gerakan ini untuk memperkuat otot pinggang dan memperkuat ginjal, sujud dengan posisi duduk pembakaran atau dengan alas punggung kaki akan membakar lemak dan racun dalam tubuh. Saat duduk pembakaran tombol pembakran di punggung kaki diaktifkan. Bagi yang menderita asam urat,

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI DUSUN GONDANG DESA TULUNGREJO KOTA BATU

43 199 26

Hubungan antara kinerja kader Posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja Puskesmas Ciputat Timur

2 14 127

Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia Di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Puskesmas Ciputat Timur.

0 3 127

Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis terhadap Kenyamanan Posisi Duduk pada Ibu Menyusui Bayi Usia sampai Enam Bulan di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

0 25 177

Pengembangan Model Kursi Bagi Ibu Menyusui Yang Ergonomis Berdasarkan Ukuran Antropometri (Uji Coba Di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur) 2013

2 12 124

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW “PUSPAKARMA” MATARAM

0 0 8

Pengaruh Pemberian Air Rebus Kunis Kucing terhadap Kadar Asam Urat pada Penderita Arthritis Gout di Kelurahan Ngampilan Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 14

Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam terhadap Kadar Asam Urat pada Lansia Penderita Arthritis Gout di Dusun Modinan Gamping Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH SENAM ERGONOMIS DAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANJUT USIA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH SENAM ERGONOMIS DAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANJUT USIA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 12

Efektifitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Lanjut Usia dengan Arthritis Gout - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 2 128