Instrumen Penelitian Prosedur Pengumpulan data

76

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mean, median, standar deviasi dari variabel numerik. Data-data yang dilakukan analisis univariat dalam penelitian ini adalah: karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan Indeks Massa Tubuh IMT. Adapun hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut : 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Indeks Massa Tubuh IMT Data karakteristik responden berdasarkan kelompok usia dan Indeks Massa Tubuh IMT dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan Indeks Massa Tubuh IMT pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol n=55 kelompok Usia Indeks Massa Tubuh IMT Mean 95 CI SD Min-Maks Mean 95 CI SD Min-Maks Perlakuan 52.15 49.10-55.20 6.445 45-68 25.48 24.14-26.82 3.904 19.91-36.76 Kontrol 54.14 51.93-56.36 6.523 45-67 24.89 23.25-26.55 3.523 18.00-31.86 Total 53.42 51.66-55.17 6.486 45-68 25.27 24.26-26.28 3.748 18.00-36.76 Rata-rata usia responden pada kelompok perlakuan adalah 52.15 tahun dengan standar deviasi sebesar 6.52 tahun. Usia termuda adalah 45 tahun dan tertua adalah 67 tahun. Berdasarkan hasil estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata usia responden penelitian berada pada rentang 49.10 – 55.20 tahun. Rata-rata usia responden pada kelompok kontrol adalah 54.14 tahun dengan standar deviasi sebesar 6.45 tahun. Usia termuda adalah 45 tahun dan tertua adalah 68 tahun. Berdasarkan hasil estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata usia responden penelitian berada pada rentang 51.93 – 56.36 tahun. Rata-rata Indeks Massa Tubuh responden pada kelompok perlakuan adalah 24.89 kgm 2 dengan standar deviasi sebesar 3.52 kgm 2 . IMT terendah adalah 18.00 kgm 2 dan tertinggi adalah 31.86 kgm 2 . Berdasarkan hasil estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata IMT responden penelitian berada pada rentang 23.25 – 26.55 kgm 2 . Rata-rata IMT responden pada kelompok kontrol adalah 25.48 kgm 2 dengan standar deviasi sebesar 3.90 kgm 2 . IMT terendah adalah 19.91 kgm 2 dan tertinggi adalah 36.76 kgm 2 . Berdasarkan hasil estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata IMT responden penelitian berada pada rentang 24.14 – 26.82kgm 2 . 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian diperoleh data tentang jenis kelamin responden. Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol n=55 Kelompok Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total N n n Perlakuan 5 14.3 30 85.7 35 100.0 Kontrol 6 30.0 14 70.0 20 100.0 Total 11 20.0 44 80.0 55 100.0 Dari hasil pengamatan terhadap 20 responden pada kelompok perlakuan, 70.0 responden adalah perempuan dan 30.0 lainnya adalah laki-laki. Sedangkan dari hasil pengamatan terhadap 35 responden pada kelompok kontrol, 85.7 responden adalah perempuan dan 14.3 lainnya adalah laki-laki. Secara keseluruhan 55 responden, 80.0 responden berjenis kelamin perempuan sedangkan 20.0 lainnya berjenis kelamin laki-laki. A. Hasil Analisis Bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang menghubungkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat Arikunto, 2006. Analisa bivariat untuk hubungan antra variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah paired t-test yaitu untuk melihat beda rata- rata kadar asam urat responden selama empat minggu baik di kelompok kasus maupun control. Menilai apakah terjadi perubahan yang signifikan. Pada penelitian ini, analisis bivariat meliputi: perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah diberikan perawatan standar pada kelompok kontrol di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur, perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah melakukan senam ergonomis pada kelompok perlakuan di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur, perbedaan kadar asam urat lansia antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada lansia di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur, dan dampak senam ergonomis terhadap kadar asam urat lansia di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. 1. Perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah diberikan perawatan standar pada kelompok kontrol di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah diberikan perawatan standar pada kelompok kontrol terlihat pada tabel 5.3 di bawah ini: Tabel 5.3 Distribusi Rata-Rata Kadar Asam Urat Responden menurut Pengukuran Minggu Ke-1 Sampai Ke-4 pada Kelompok Kontrol Uji T-Test Berpasangan Berdasarkan tabel 5.3, rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-1 pada kelompok kontrol adalah sebesar 8.23mgdl dengan standar deviasi 1.70, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 pada kelompok kontrol adalah sebesar 6.46mgdl dengan standar deviasi 1.97. Dari nilai P=0.0001 diketahui bahwa terdapat Variabel Mean SD Nilai P n Kadar Asam Urat Minggu ke-1 8.234 1.706 0.0001 35 Minggu ke-2 6.469 1.976 Kadar Asam Urat Minggu ke-2 6.469 1.976 0.078 35 Minggu ke-3 5.917 1.675 Kadar Asam Urat Minggu ke-3 5.917 1.675 0.138 35 Minggu ke-4 6.411 1.883 perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 dengan di minggu ke-1 pada kelompok kontrol. Rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 pada kelompok kontrol adalah sebesar 6.46mgdl dengan standar deviasi 1.97, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 pada kelompok kontrol adalah sebesar 5.91mgdl dengan standar deviasi 1.67. Dari nilai P=0.078 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 dengan di minggu ke-2 pada kelompok kontrol. Rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 pada kelompok kontrol adalah sebesar 5.91mgdl dengan standar deviasi 1.67, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-4 pada kelompok kontrol adalah sebesar 6.41mgdl dengan standar deviasi 1.88. Dari nilai P=0.138 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-4 dengan di minggu ke-3 pada kelompok kontrol. 2. Perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah melakukan senam ergonomis pada kelompok perlakuan di Pos Binaan Terpadu Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Perbedaan kadar asam urat lansia dengan gout sebelum dan sesudah melakukan senam ergonomis pada kelompok perlakuan terlihat pada tabel 5.4 di bawah ini: Tabel 5.4 Distribusi Rata-Rata Kadar Asam Urat Responden menurut Pengukuran Minggu Ke-1 Sampai Ke-4 pada Kelompok PerlakuanUji T- Test Berpasangan Variabel Mean SD Nilai P n Kadar Asam Urat Minggu ke-1 8.40 1.82 0.0001 20 Minggu ke-2 6.39 1.32 Kadar Asam Urat Minggu ke-2 6.390 1.23 0.0001 20 Minggu ke-3 4.790 1.09 Kadar Asam Urat Minggu ke-3 4.790 1.05 0.0001 20 Minggu ke-4 3.420 0.91 Rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-1 pada kelompok perlakuan adalah sebesar 8.40mgdl dengan standar deviasi 1.82, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 pada kelompok perlakuan adalah sebesar 6.39mgdl dengan standar deviasi 1.32. Dari nilai P=0.0001 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 dengan di minggu ke-1 pada kelompok perlakuan. Rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-2 pada kelompok yang diberi intervensi adalah sebesar 6.390mgdl dengan standar deviasi 1.23, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 pada kelompok perlakuan adalah sebesar 4.790mgdl dengan standar deviasi 1.09. Dari nilai P=0.0001 diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 dengan di minggu ke-2 pada kelompok perlakuan. Rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-3 pada kelompok perlakuan adalah sebesar 4.76 mgdl dengan standar deviasi 1.09, sedangkan rata-rata kadar asam urat responden di minggu ke-4 pada

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS SENAM TERA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI DUSUN GONDANG DESA TULUNGREJO KOTA BATU

43 199 26

Hubungan antara kinerja kader Posyandu lansia terhadap kepuasan lansia di kelurahan Rempoa wilayah binaan kerja Puskesmas Ciputat Timur

2 14 127

Hubungan antara Kinerja Kader Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia terhadap Kepuasan Lansia Di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Puskesmas Ciputat Timur.

0 3 127

Pengaruh Penggunaan Kursi Ergonomis terhadap Kenyamanan Posisi Duduk pada Ibu Menyusui Bayi Usia sampai Enam Bulan di Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

0 25 177

Pengembangan Model Kursi Bagi Ibu Menyusui Yang Ergonomis Berdasarkan Ukuran Antropometri (Uji Coba Di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur) 2013

2 12 124

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW “PUSPAKARMA” MATARAM

0 0 8

Pengaruh Pemberian Air Rebus Kunis Kucing terhadap Kadar Asam Urat pada Penderita Arthritis Gout di Kelurahan Ngampilan Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 14

Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Salam terhadap Kadar Asam Urat pada Lansia Penderita Arthritis Gout di Dusun Modinan Gamping Sleman Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH SENAM ERGONOMIS DAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANJUT USIA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH SENAM ERGONOMIS DAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANJUT USIA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 12

Efektifitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat pada Lanjut Usia dengan Arthritis Gout - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 2 128