Etos Kerja Dalam Islam

a. Pekerjaan yang menarik; b. Alat yang cukup untuk melakukan kerja; c. Adanya informasi atau bimbingan tentang kerja yang dilakukan; d. Upah yang baik; e. Kesempatan mengembangkan kemampuan diri; f. Keamanan kerja dan; g. Laporan hasil kerja yang dilakukan. 37 Dari uraian diatas dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang yaitu : a. Internal yaitu dari dalam individu sendiri berupa ; minat, motivasi, tingkah laku, sikap, dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor- faktor kepribadian. b. Eksternal yaitu dari luar individu seperti pekerjaan itu sendiri, kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan pekerja dengan teman ataupun atasan, lingkungan kerjanya, kesempatan dan peralatan yang digunakan selama bekerja.

4. Etos Kerja Dalam Islam

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno. “Eehos” yang dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; dan cara berfikir. 38 Etika dapat dijelaskan dengan membedakan tiga arti, yaitu 1 ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral akhlak; 2 37 Ibid. h. 61. 38 Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim, Bandung : Gunung Djatii Press, 1999, h. 76. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan 3 nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 39 Dan yang dimaksud di sini ialah pengertian pada nomer tiga. Kerja adalah kata dasar dari bekerja, yang berarti melakukan sesuatu, bekerja dapat dilihat dari tiga segi pandang. Pertama dari segi perorangan, bekerja adalah gerak dari pada badan dan fikiran orang untuk melangsungkan hidup badaniah maupun rohaniah. Kedua, dari segi kemasyarakatan, bekerja merupakan melakukan sesuatu untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Ketiga, dari segi spiritual bekerja merupakan hak dan kewajiban manusia dalam memuliakan dan mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. 40 Jadi dapat disimpulkan bahwa etika kerja islam ialah nilai-nilai yang dianggap benar atau salah yang menjadi pemberi motivasi, dorongan dan sekaligus pandangan hidup segala tindak pikir serta gerak dalam bekerja yang bersumber dari ajaran Agama Islam. Menurut Nanat Fatah Natsir, “tinggi rendahnya tingkat etos kerja seorang muslim dipengaruhi oleh pola pemahaman mereka terhadap etika kerja islam”. 41 Dalam hal ini Nanat membedakan dalam dua pola pemahaman yaitu: Pertama, pola pemahaman yang cenderung ke pemikiran aliran jabariyah yang cenderung bersikap negative dan pesimis terhadap kehidupan dunia. Karena itu, mereka lebih cenderung menghindari kehidupan dunia. Kebodohan dan kemiskinan merupakan taqdir Allah SWT yang tidak bisa dirubah oleh usaha manusia. 42 Pandangan ini merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut : 39 Ibid. 40 Ibid. 41 Ibid., h. 15. 42 Ibid., h. 18. Artinya : “Dan yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk“. Q.S. Al-A’la : 3. Kedua, pola pemahaman yang cenderung ke pemikiran aliran Qadariyah, yang cenderung melihat kehidupan dunia dengan positif dan optimis. Karena itu nasib manusia akan menjadi orang kaya atau miskin sangat tergantung kepada usaha manusia itu sendiri. 43 Pandangan mereka merujuk kepada ayat-ayat al- Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 : … ☯ ⌧ Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Q.S. Ar-Ra’d : 11 . Islam menjadikan amal sebagai hak asasi dan kewajiban individu. Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk bekerja, mendorongnya, dan berpesan agar pekerjaan dilakukan secara professional, sebagaimana juga berpesan untuk berbuat adil dan tepat waktu dalam menggaji pekerja. Dan Allah SWT menganugerahkan sumber-sumber kekayaan alam dan potensi kerja pada manusia, serta menurunkan Islam untuk membuka mata manusia agar mendayagunakan alam semesta. Seperti dalam surat Fathir ayat 27-28 : ☺ ☯ ☺ 43 Ibid. Artinya : “ Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menurunkan hujan dan langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gungung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan demikian pula diantara manusia dan binatang- binantang ternak, ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba- hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun “. QS. Fathir : 27-28 . Islam memerintahkan pemeluknya untuk bekerja dan berusaha di seluruh penjuru bumi guna mencari anugerah Allah sehingga islam benar-benar menjadikan pekerjaan sebagai per-imbangan hidup. Maka, dalam perspektif islam, tidak ada nilai bagi hidup seseorang tanpa pekerjaan. Islam menetapkan bahwa bekerja adalah ibadah dan salah satu kewajiban. 44

C. KARYAWAN 1. Pengertian Karyawan