2.3.6 Kebiasaan berganti pasangan
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berganti pasangan merupakan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya kanker serviks.
Benson menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak pada wanita yang melakukan prostitusi. Berganti-berganti pasangan dalam hubungan seksual
memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV Indriyani D., 1991.
2.3.7 Agen Infeksius
Human Papilloma Virus HPV. Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan HPV sebagai penyebab neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11 berhubungan erat
dengan displasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan dysplasia berat, yang jarang regresi dan seringkali progresif menjadi
karsinoma insitu Aziz, M.F.,2002. Walaupun semua virus herpes simpleks tipe 2 belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi insitu telah menunjukkan
terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan wanita dengan displasia serviks. Infeksi Trikomonas, sifilis, dan gonokokus ditemukan berhubungan dengan kanker
serviks.
2.3.8 Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi oral lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kontrasepsi oral menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga berisiko untuk terjadi
kanker serviks Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan Hartmann K., 2002
2.3.9 Merokok
Merokok pada wanita selain mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun biasanya mengakibatkan kanker
Universitas Sumatera Utara
serviks. Nikotin mempermudah selaput untuk dilalui zat karsinogen. Bahan karsinogenik spesifik dari tembakau dijumpai dalam lender serviks wanita perokok.
Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi maligna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
banyak dan lama wanita merokok maka semakin tinggi risiko untuk terkena kanker serviks Indriyani D.,1991.
2.3.10 Sosial ekonomi dan diet
Kanker serviks sering ditemukan pada wanita golongan sosial ekonomi rendah, mungkin berkaitan dengan diet dan immunitas. Wanita di kelas
sosioekonomi yang paling rendah memiliki faktor risiko 5 kali lebih besar daripada faktor risiko pada wanita di kelas yang paling tinggi Rasjidi I., 2008. Pada
golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang dan ini mempengaruhi imunitas tubuh. Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibanding wanita
pekerja ringan atau di kantor Indriyani D.,1991. Kebanyakan dari kelompok yang pertama ini dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah di
mana mungkin standar kebersihan yang baik tidak dapat dicapai dengan mudah, sanitasi dan pemeliharaan kesehatan kurang, pendidikan rendah, nikah usia muda,
jumlah anak yang tinggi, pekerjaan dan penghasilan tidak tetap serta faktor diet yang rendah karotenoid dan asam folat akan mempermudah terjadinya infeksi yang
menyebabkan daya imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan risiko terjadi kanker serviks.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Gejala-gejala Kanker Serviks