2.5.4. Konisasi
Jika pemeriksaan kolposkopi tidak memuaskan maka konisasi harus dilakukan yaitu pengawasan endoserviks dengan serat asetat selulosa di mana daerah abnormal
ternyata masuk ke dalam kanalis servikalis Erich B., 1991.
2.5.5. Biopsi
Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah tumor yang
berbatasan dengan jaringan normal. Jaringan yang diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa tahapan hingga jaringan menjadi
sediaan yang siap untuk diperiksa secara mikroskopisAziz, M.F., 2002
2.6. Klasifikasi Histopatologi dan Stadium Klinik Kanker Serviks.
2.6.1. Klasifikasi Histopatologi
Secara histopatologi kanker serviks terdiri atas berbagai jenis. Dua bentuk yang sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Sekitar
85 merupakan karsinoma serviks jenis skuamosa epidermoid, 10 jenis adenokarsinoma dan 5 adalah jenis adenoskuamosa, sel jernih,sel kecil dan lain-
lain Krivak T.C,McBroom J.W,dan Elkas J.C,2002
Jenis histopatologik kanker serviks menurut WHO, 1994 dibagi menjadi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
KARSINOMA SEL SKUAMOSA Dengan pertandukan
Tanpa pertandukan Tipe verukosa
Tipe kapiler Tipe limfoepitelioma
ADENOKARSINOMA Tipe musinosa
Tipe mesonefrik Tipe sel jernih
Tipe serosa Tipe endometrioid
KARSINOADENOSKUAMOSA Karsinoma glassy cell
Karsinoma sel kecil Karsinoma adenoid basal
Tumor karsinoid Karsinoma adenoid kistik
TUMOR MESENKIM Karsinoma tidak berdiferensiasi
2.6.2. Stadium Klinik Kanker Serviks
Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi yang dianjurkan oleh International Federation Of Gynecology and Obstetricts WHO, 2006 yaitu seperti
berikut :
Stadium 0 : Karsinoma insitu atau intraepitel, selaput basal masih utuh.
Stadium 1 : Karsinoma masih terbatas pada serviks
Universitas Sumatera Utara
1A : Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik, lesi dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat
superfisial dikelompokkan sebagai stadium 1b.Kedalaman invasi ke stroma tidak lebih dari 5mm dan lebarnya lesi tidak lebih dari 7mm
1A1 : Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan lebar tidak lebih dari 7mm.
1A2 : Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm tapi kurang dari 5mm dan lebar tidak lebih dari 7mm.
1B : Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari 1a. 1B1 : Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4cm.
1B2 : Besar lesi secara klinis lebih dari 4cm.
Stadium II : Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 13 bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai dinding panggul.
IIA : Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan parametrium. IIB : Infiltrasi ke parametrium,tetapi belum mencapai dinding panggul.
Stadium Ш : Telah melibatkan 13 bawah vagina atau adanya perluasan sampai
dinding panggul. Kasus dengan hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat
dibuktikan oleh sebab lain. ШA : Keterlibatan 13 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum
mencapai dinding panggul. ШB : Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidroneprosis atau
gangguan fungsi ginjal.
Universitas Sumatera Utara
Stadium ІV : Perluasan ke luar organ reproduktif.
ІVA : Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rectum. ІVB : Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.
2.7. Terapi Kanker Serviks