tahun menikah biasanya 10-12 kali lebih besar terserang kanker serviks daripada yang berusia 20 tahun ke atas.
2.3.3 Karakteristik pasangan
Pasangan yang sering melakukan seks dengan bertukar pasangan mempunyai risiko mendapat kanker serviks. Studi kasus kontrol menunjukkan bahwa pasien
dengan kanker serviks lebih sering menjalani seks aktif dengan pasangan yang melakukan seks berulang kali Belinson S.,Smith J.S.,Myers E.,Olshan A, dan
Hartmann K., 2002.Selain itu,pasangan dari pria dengan kanker penis atau pasangan dari pria yang istrinya meninggal terkena kanker serviks juga akan meningkatkan
risiko kanker serviks.
2.3.4 Riwayat ginekologis
Walaupun usia menarke atau menopause tidak mempengaruhi risiko kanker serviks, hamil di usia muda, jumlah kehamilan atau manajemen persalinan yang
tidak tepat dapat meningkatkan risiko.Kanker serviks sering diasosiasikan dengan kehamilan pertama pada usia muda, jumlah kehamilan yang banyak dan jarak
kehamilan yang pendek Rasjidi I.,2008. Umur melahirkan pertama kali kurang dari 20 tahun dianggap mempunyai risiko untuk terjadi kanker serviks.
2.3.5 Jumlah paritas
Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yang sering melahirkan anak. Kategori partus ini belum ada keseragaman tetapi menurut pakar angka berkisar
antara 3- 5 kali partus. Green menemukan penderita kanker serviks adalah 7,9 multi para dan 51
nulli para. Persalinan pervaginam yang tinggi menyebabkan angka terjadinya kanker serviks meningkat. Harahap, 1997
Universitas Sumatera Utara
2.3.6 Kebiasaan berganti pasangan
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa faktor koitus dengan seringnya berganti pasangan merupakan faktor yang berpengaruh untuk terjadinya kanker serviks.
Benson menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak pada wanita yang melakukan prostitusi. Berganti-berganti pasangan dalam hubungan seksual
memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV Indriyani D., 1991.
2.3.7 Agen Infeksius
Human Papilloma Virus HPV. Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan HPV sebagai penyebab neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11 berhubungan erat
dengan displasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan dysplasia berat, yang jarang regresi dan seringkali progresif menjadi
karsinoma insitu Aziz, M.F.,2002. Walaupun semua virus herpes simpleks tipe 2 belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi insitu telah menunjukkan
terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan wanita dengan displasia serviks. Infeksi Trikomonas, sifilis, dan gonokokus ditemukan berhubungan dengan kanker
serviks.
2.3.8 Kontrasepsi