makna yang lebih luas, dan mungkin akan terus berkembang sesuai pemahaman masyarakat yang juga terus berkembang akan keberadaan relief tersebut.
4.3.2.2 Makna Teks Relief Pilar Tebing di Berastagi Sebagai Sebuah Representasi Interaksi Sosial
Masyarakat Karo mengenal sistem marga yang mengikat setiap hubungan anggota masyarakat. Hubungan antar marga tersebut menjadi dasar penentu posisi dalam adat
masyarakat Karo. Keterikatan antar anggota masyarakat tersebut mengatur interaksi sosial di dalamnya.
Poerwadarminta 1989: 335 mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang perseorangan, antara perseorangan dengan kelompok, dan
antara kelompok dengan kelompok. Hubungan yang dinamis antarindividu atau antarkelompok terjadi secara otomatis dalam suatu pelaksanaan upacara adat seperti yang
diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Karo yang digambarkan melalui relief pada Pilar Tebing di Berastagi. Penggambaran relief tersebut menunjukkan adanya sebuah tujuan
mewariskan kebudayaan masyarakat Karo dari generasi ke generasi yang di dalamnya mengandung makna interaksi sosial selain penggambaran relief tersebut yang juga
menunjukkan adanya interaksi sosial yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Kesadaran untuk tetap mempertahankan kebudayaan Karo menjadi salah satu dasar
yang penting dalam meregenerasikan konsep-konsep kebudayaan dan hasil-hasil kebudayaan masyarakat Karo tersebut. Selain itu, kepedulian terhadap sesama juga merupakan sebuah
unsur tambahan yang sangat penting untuk tetap kuat menjaga hubungan antar anggota kelompok masyarakat.
Tarigan 1987: 7 mengatakan bahwa makna interaksi bertugas untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi interaksi sosial. Dalam hal ini, teks
Universitas Sumatera Utara
relief pada Pilar Tebing di Berastagi merepresentasikan interaksi antaranggota masyarakat secara fisik dan mental. Makna teks relief dapat menjaga kelangsungan komunikasi interaksi
imajinatif.
4.3.2.3 Makna Teks Relief Pilar Tebing di Berastagi Sebagai Sebuah Representasi Estetis
Makna teks relief Pilar Tebing di Berastagi sebagai sebuah representasi estetis merupakan konstruksi kemasan system budaya dan sosial dengan strategi pengelolaan
material. Nilai estetis selalu dihubungkan dengan nilai seni. Sebuah benda seni memiliki nilai estetis. Teks Relief Pilar Tebing di Berastagi memiliki nilai seni yang ditanggapi berbeda
oleh setiap masyarakat. Sastrowardoyo 1983: 37 mengatakan bahwa perbedaan dalam penghargaan seni adalah hal yang wajar. Seni tidak menjelaskan diri kepada kita. Seni
merupakan penghidangan yang bisu dan tidak berarti diluar diri kita selama kita sendiri belum bersedia dengan sengaja memasukinya dan menjadikan penghidangan itu pengalaman
kita sendiri. Dalam diri kita harus ada terlebih dahulu kesediaan dan persediaan diri berupa pengertian seni yang dibentuk oleh kecerdasan pikiran dan kadar pengalaman serta selera
yang disepuh oleh kepekaan perasaan dan kebiasaan. Teks relief sebagai suatu karya seni memiliki makna keindahan yang terus
berkembang. Makna estetis pada teks relief didahului oleh meleburnya nilai-nilai etika menjadi nilai-nilai estetika. Relief tersebut kini telah dijadikan sebagai salah satu objek
wisata tujuan para pendatang di kabupaten Karo. Hal ini menunjukkan kreasi dari para creator untuk menggunakan nilai estetis pada relief sebagai sarana untuk menarik minat para
pendatang. Penggunaan teks relief tersebut sebagai salah satu objek tujuan para pendatang semakin memperkokoh relief tersebut sebagai representasi identitas kebudayaan masyarakat
Karo.
Universitas Sumatera Utara
Sastrowardoyo 1983: 63 mengatakan bahwa salah satu masalah pokok dalam membentuk dan mengembangkan seni dan budaya adalah kita menginginkan kehidupan seni
dan budaya yang dapat diikuti dan dimengerti oleh segenap bangsa Indonesia. Seni dan budaya daerah berakar pada tradisi kehidupan sedaerah yang membawa selera dan emosi
kebangsaan yang sukar diikuti dan dimengerti oleh anak daerah lain dengan seni dan budaya yang lain.
Ketertarikan kepada teks relief Pilar Tebing di Berastagi sebagai representasi identitas kebudayaan Karo menjadikan relief tersebut sebagai sebuah benda yang memiliki nilai
estetis. Nilai estetis ini kemudian memperkuat eksistensi masyarakat Karo ditengah kelompok masyarakat lain.
4.3.2.4 Makna Teks Relief Pilar Tebing di Berastagi Sebagai Sebuah Representasi Ekspresi Ideologi Kultural
Makna ekspresi ideologi kultural yang dikandung dalam teks relief Pilar Tebing di Berastagi sebagai sebuah representasi ditandai oleh kesepakatan dalam masyarakat dalam
menjadikan relief tersebut sebagai dasar untuk setiap nilai-nilai dan pembentukan norma- norma yang ada dalam masyarakat. Ideologi kultural masyarakat Karo tercermin dari teks
relief yang menjadi realisasi konsep yang sebelumnya bersifat abstrak. Pada dasarnya, semua kebudayaan mengandung nilai-nilai yang baik jika ditafsirkan dengan benar. Teks relief
sebagai representasi identitas merupakan hasil kreasi masyarakat sebelumnya. Ideologi kultural yang diinterpretasikan dari teks relief merupakan akumulasi pengalaman terdahulu
yang berkembang menjadi satu sebuah konsep norma dalam masyarakat Karo itu sendiri. Ideologi kultural yang mendasari relief semakin menyatu dalam teks relief. Kemudian
ekspresi ideologi kultural tersebut semakin jauh menembus ruang lingkup kelompok sosial
Universitas Sumatera Utara
masyarakat Karo bahkan hingga kelompok sosial etnik lain yang sudah menjelma menjadi identitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan