1. Berjenis kelamin pria atau wanita;
2. Berusia 25-48 tahun tidak pikun;
3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di lingkungan masyarakat
Karo dan tidak merupakan keturunan; 4.
Memiliki kebanggaan terhadap kebudayaan Karo; 5.
Sehat jasmani dan rohani; 6.
Mengetahui sejarah dan kebudayaan masyarakat Karo; dan 7.
Dapat berbahasa Indonesia Kartika, 2007: 7. Selanjutnya, data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber
tertulis seperti: buku cetak, artikel, makalah, dan bentuk karya tulis lainnya untuk mengambil informasi tambahan terkait topik penelitian ini.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Semua data yang telah terkumpul dianalisis untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditentukan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode padan,
yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue. Metode padan dilakukan untuk mencari identitas yang ditentukan berdasarkan tingginya kecocokan
dan kesesuaian data di lapangan. Maka dapat diketahui, bahwa setiap adanya peristiwa ataupun kejadian melibatkan berbagai unsur yang dapat terjadi sebagaimana adanya. Teknik
ini disebut dengan teknik referensial. Selanjutnya, data yang telah dianalisis disajikan secara formal sehingga hasil analisis dipaparkan secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah
berupa skripsi dengan menggunakan bahasa dan teks gambar yang mudah dipahami sedangkan secara informal disajikan dengan deskripsi kata-kata.
Berikut ini adalah salah satu contoh teknik analisis data terhadap objek. Bentuk tanda dasar ground teks relief ditunjukkan gambar berikut. Teks relief dibawah merupakan
Universitas Sumatera Utara
representasi identitas kebudayaan masyarakat Karo. Ketiga penggambaran manusia dalam relief diatas memiliki interpretasi sebagai representasi tertinggi tentang Tuhan menurut
kepercayaan masyarakat Karo. Gambar manusia yang disebelah kiri adalah interpretasi terhadap penguasa dunia bawah atau Banua Tengah yaitu alam yang dikuasai oleh Dibata
Tengah yang bernama Beru Noman Kaci-kaci. Gambar yang berada disebelah kanan adalah interpretasi terhadap penguasa alam yang ada di tengah atau Banua Teruh yaitu alam yang
dikuasai oleh Dibata Teruh yang bernama Panglima Doukah Ni Haji. Gambar yang berada ditengah adalah interpretasi terhadap penguasa alam yang ada diatas atau Banua Datas yaitu
alam bagian atas yang dikuasai oleh Dibata Atas yang bernama Ompung Utara Diatas. Relief yang menggambarkan perwujudan Tuhan dalam sistem kepercayaan masyrakat Karo dapat
ditunjukkan pada gambar berikut dibawah ini.
Relief yang menggambarkan perwujudan Tuhan dalam sistem kepercayaan masyarakat Karo
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan teks relief pilar tebing di Berastagi telah menjadi suatu representasi eksistensi kebudayaan Karo. Relief ini menjadi gambaran kegiatan adat istiadat dan
kebudayaan Karo. Makna teks relief ini bukan hanya sekedar pahatan yang membentuk gambar yang menyerupai bentuk aslinya namun lebih cenderung kepada keberadaan
masyarakat Karo sebagai masyarakat yang memproduksi teks relief tersebut. Kemudian teks relief pilar tebing tersebut menjadi gambaran kebudayaan Karo yang memiliki asosiasi
konotasi makna yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Teks Relief Pilar Tebing di Berastagi Sebagai Representasi Identitas