Tabel 4.10. Hubungan Variabel Pelatihan dengan Kompetensi Responden Pelatihan Jumlah
Kompetensi Tinggi Sedang
Rendah Jlh
orang P value
Tinggi 6 54,5
3 27,3 2 18,2
11 32,4
Sedang 7 46,7
7 46,7 1 6,7 15
44,1 Rendah
1 12,5 1 12,5
6 75,0 8
23,5 Jumlah
14 41,2 11 32,4 9 26,5
34 100
0,020
4.2.3. Hubungan variabel pendidikan dengan kompetensi responden
Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kompetensi sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan makanan di puskesmas diperoleh bahwa
responden yang kompetensi dalam bekerja termasuk kategori tinggi berjumlah 11 orang 32,4 , dimana yang paling banyak berasal dari responden yang
berpendidikan tinggi yaitu berjumlah 7 orang 63,6 , yang berkompetensi dalam kategori rendah berjumlah 8 orang 23,5 , yang paling banyak adalah
responden dengan pendidikannya kategori rendah, yaitu 4 orang 50,0 dan yang berkompetensi sedang berjumlah 15 orang 44,1 yang paling banyak
adalah pada responden yang pendidikannya juga dalam kategori sedang yaitu 8 orang 53,3, dengan r = 0,272 dan p value 0,120 p value 0,05, dapat
diintepretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden dengan kompetensi responden dalam bekerja, artinya bahwa semakin
tinggi pendidikan sanitarian tidak menjamin akan semakin tinggi kompetensinya dalam melaksanakan tugas, hasilnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
Tabel 4.11. Hubungan Variabel Pendidikan dengan Kompetensi Responden
Pendidikan Jumlah Kompe
tensi Tinggi
Sedang Rendah Jlh
orang P value
Tinggi 7 63,6
1 9,1 3 27,3
11 32,4
Sedang 6 40
8 53,3 1 6,7
15 44,1
Rendah 2 25
2 25 4 50
8 23,5
0,120
Jumlah 15 44,1 11 32,4
8 23,8 34
100
4.2.4. Hubungan variabel motivasi dengan kompetensi responden
Hasil analisis hubungan antara motivasi dengan kompetensi sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di puskesmas diperoleh bahwa
responden yang kompetensi dalam bekerja termasuk kategori tinggi dalam bekerja berjumlah 11 orang 32,4 dimana yang paling banyak berasal dari responden
yang bermotivasi tinggi yaitu 9 orang 81,8 , yang kompetensi dalam kategori sedang berjumlah 15 orang 44,1 yang paling banyak berasal dari responden
dengan motivasinya kategori tinggi yaitu 7 orang 46,7 dan yang kompetensinya rendah berjumlah 8 orang 23,5 terlihat paling banyak pada
responden yang motivasinya dalam kategori rendah yaitu 6 orang 75,0, dengan r = 0,559 dan p value 0,001 p value 0,05 menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kompetensi responden dalam bekerja, artinya semakin tinggi motivasi sanitarian, maka semakin tinggi pula
kompetensinya, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
Tabel 4.12. Hubungan Variabel Motivasi dengan Kompetensi Responden
Motivasi Jumlah Kompetensi
Tinggi Sedang Rendah Jlh orang
P value
Tinggi 9 81,8
19,1 1 9,1
11 32,4
Sedang 746,7 533,3
3 20,0
15 44,1 Rendah
1 12,5 1 12,5 6 75,0
8 23,5
Jumlah 17 50
7 20,6 10 29,4 34
100 0,001
4.2.5. Hubungan variabel minat dengan kompetensi responden