Variabel independen Variabel dependen

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel independen

Adalah karakteristik individu sanitarian yang meliputi : masa kerja, pelatihan yang diikuti, pendidikan, motivasi serta minat petugas. a. Sanitarian puskesmas adalah staf puskesmas dari unit kesehatan lingkungan yang diberi tugas dalam bidang penyehatan makanan dan minuman b. Masa kerja adalah lamanya petugas bekerja sebagai sanitarian puskesmas dihitung dalam tahun yang dikategorikan lama, sedang dan baru. Lama apabila masa kerja di atas 5 tahun, sedang bila masa kerja 3 sampai 5 tahun dan baru bila masa kerja 2 sampai 3 tahun. c. Pelatihan adalah pelatihan yang pernah diikuti oleh sanitarian dalam bidang penyehatan makanan yang dikategorikan sebagai berikut telah mengikuti pelatihan food inspector diberi kategori nilai 3, dan apabila mengikuti pelatihan teknik pengambilan sampel diberi nilai 2 dan apabila tidak mengikuti salah satu pelatihan tersebut diberi nilai 1 d. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir sanitarian di bidang kesehatan lingkungan yang bertugas di puskesmas dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila pendidikan responden adalah SKM, sedang bila pendidikan responden AKLAPL dan rendah bila pendidikan responden SPPH pendidikan lain selain yang tersebut diatas. e. Motivasi adalah faktor-faktor yang menimbulkan dorongan dan harapan sanitarian berupa insentif, perhatian pimpinan, penerimaan rekan kerja, penerimaan masyarakat yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. f. Minat adalah ketertarikan sanitarian berupa pencarian informasiperaturan- peraturan, penyelesaian masalah, pemanfaatan kesempatan untuk membicarakan penyehatan makanan yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah.

3.5.2. Variabel dependen

Definisi operasional variabel dependen Kompetensi sanitarian adalah segala sesuatu yang diketahui dan keterampilan sanitarian yang meliputi pendataan, penyuluhan dan penanggulangan keracunan makanan serta pengawasan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Kompetensi sanitarian adalah penjumlahan antara pengetahuan dan ketrampilan yang meliputi : 1. Pengetahuan pendataan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang sumber data, pentingnya data, guna data, periode pengumpulan data dalam kegiaan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 2. Pengetahuan penyuluhan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang sasaran penyuluhan, tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, cara penyuluhan, materi penyuluhan dalam kegiatan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 3. Pengetahuan pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang pembentukan tim DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. penanggulangan keracunan makanan, pentingnya informasi kejadian keracunan makanan, sumber-sumber kejadian keracunan, penanganan keracunan dalam penyehatan makanan di puskesmas Kota Medan yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 4. Pengetahuan pengawasan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang komponen-komponen yang harus diperiksa dalam pengelolaan makanan, jenis-jenis bahan yang harus diawasi dalam proses penyehatan makanan, prosedur pengawasan makanan dalam kegiatan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0. 5. Keterampilan pendataan adalah dapat atau tidaknya sanitarian mengumpul data tempat pengolahan makanan TPM, data organisasi sosial, data kejadian keracunan makanan untuk menunjang kegiatan penyehatan makanan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi jika petugas dapat mengumpul 3 jenis data, sedang jika dapat mengumpul 2 jenis data dan rendah jika dapat mengumpul 1 jenis 6. Keterampilan penyuluhan adalah dapat atau tidaknya sanitarian melakukan penyuluhan individu, penyuluhan kelompok dan penyuluhan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di puskesmas dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. tinggi apabila dapat melakukan 3 jenis penyuluhan, sedang apabila dapat melakukan 2 jenis penyuluhan dan rendah apabila dapat melakukan 1 jenis penyuluhan. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. 7. Keterampilan pengamatan adalah dapat atau tidaknya melakukan pengolahan data keracunan, pengamatan faktor-faktor risiko dan melakukan peringatan dini dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di wilayah kerja puskesmas yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila dapat melakukan 3 kegiatan, sedang apabila dapat melakukan 2 kegiatan dan rendah apabila dapat melakukan 1 kegiatan saja. 8. Keterampilan penanggulangan adalah dapat atau tidaknya melakukan penanggulangan keracunan makanan di wilayah kerja puskesmas yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila dapat menanggulangi keracunan makanan lebih kecil dari 24 jam, sedang apabila dapat menanggulangi keracunan makanan antara 24 -36 jam dan rendah apabila dapat menanggulangi keracunan makanan lebih besar dari 36 jam 9. Keterampilan pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan adalah rata-rata skor keterampilan pengamatan dan keterampilan penanggulangan keracunan makanan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. 10. Keterampilan pengawasan adalah dapat atau tidaknya melakukan pemeriksaan karyawanpenjamah makanan, bahan makanan dan peralatan, dan pemeriksaan sanitasi lingkungan yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi bila dapat melakukan 3 pemeriksaan, sedang bila dapat melakukan 2 pemeriksaan, dan rendah bila dapat melakukan 1 pemeriksaan. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.6. Aspek Pengukuran

Dokumen yang terkait

Tinjauan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Taman Rekreasi Mora Indah Faria Kota Medan Tahun 2001

0 21 59

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 45 76

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2005

0 34 84

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Perilaku Ibu Dalam Kaitannya Dengan Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Tahun 2005

0 40 100

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Pengaruh Karakteristik Individu Pria Terhadap Partisipasinya dalam Pelaksanaan Program KB di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2005

1 25 93

Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Stadium Klinis Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009

1 39 81

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 49 75

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB Hubungan Antara Karakteristik Individu Pengelola Program Tb Puskesmas Dengan Penemuan Kasus Tb Di Kabupaten Boyolali.

1 3 16

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP MUTU MAKANAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN KULON PROGO

0 0 13